Dalam perjalanan, aku hanya terdiam dan terus melangkah bersama Nyai. Malam sudah semakin larut, kami belum menemukan gubuk yang bisa aku singgahi untuk beristirahat. Kakiku sudah sangat lelah, di bawah pohon yang sangat besar kami berhenti melepas lelah."Nyai aku lelah, istirahat dulu ya?" pintaku pada Nyai.
"Iya Nul, Nyai juga capek, kita istirahat di sini," jawab Nyai.
Aku membuka ikatan sprei yang aku jadikan tas, aku ambil kain Ibu dan aku gelar untuk alas duduk. Aku dan Nyai mendengar suara orang datang, langsung mematikan obor yang kami bawa. Nyai memelukku, keadaan sangat gelap, hanya sedikit cahaya rembulan yang menembus ranting pohon. Aku dan Nyai melihat pria dan wanita membawa senter datang dan mencari tempat. Mereka tidak tahu kami berada di belakang pohon. Nyai membungkam mulutku memberi isyarat agar tidak bersuara. Kami mendengar percakapan mereka yang sangat tidak layak didengar.
"Kang, gimana istrimu? apa dia sudah tidur?" tanya perempuan itu.
"Dia sudah tidur, karena itu Akang bisa menemuimu sayang... suamimu bagaimana? apa dia ada di rumah?" tanya pria itu.
"Iya Kang, ada di rumah, dia juga sudah tidur," jawab perempuan itu.
"Aku sudah tidak tahan ingin bercinta denganmu sayang," rayu pria itu.
Suara desahan dan eranganpun terdengar di telingaku. Nyai menutup kedua telingaku. Aku mendongak memandang wajah Nyai terlihat sangat marah. Nyai pelan-pelan melepaskan pelukan dan memberi isyarat dengan telunjuk jarinya ke hidungku agar aku diam. Aku terkejut melihat raut wajah Nyai begitu tegang, Nyai menyuruhku diam di tempat dengan memberi isyarat telapak tanganya. Nyai langsung menghampiri sepasang kekasih haram yang sedang bercumbu. Aku diam-diam mengikuti Nyai, karena takut terjadi apa-apa.
"Bedebah kalian! tega sekali kalian mengkhianati pasangan kalian sendiri!!" bentak Nyai.
"Siapa kau!" ucap pria itu terkejut.
Aku melihat pria itu telanjang dan langsung memakai celana. Aku terkejut ketika pria itu langsung mengambil sebuah golok dan ingin menebas Nyai. Pria itu membabi buta menyerang Nyai, namun Nyai berhasil mengelak dan mengejek pria itu.
"Hahahaha laki-laki pengecut seperti kamu tidak layak hidup!" hardik Nyai.
Aku melihat wanita yang telanjang memakai baju dan dia lari terbirit-birit.
"Kurang ajar kau Nenek tua! gara-gara kamu kekasihku pulang!" maki pria itu.
Pria itu terus menyerang Nyai dalam kegelapan, dengan gerakan cepat, Nyai menendang pria itu dan mengambil golok yang terlempar, Nyai langsung melempar golok itu ke perut pria itu dan terdengar teriakan pria itu kesakitan.
"Itu harga yang pantas buat pezinah sepertimu! kalau saja kamu minta maaf dan sadar, aku akan melepaskanmu!" bentak Nyai.
Aku yang mengintip dari balik pohon terbelalak menyaksikan kematian pria itu yang mengeluarkan banyak darah.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Saksi Kematian (SK)
Mystery / ThrillerDewasa 18++ SK (Saksi Kematian) Part 1 Sebuah kisah perjalanan gadis kecil yang menyaksikan penderitaan Ibunya, diperkosa dan dibunuh. Ibunya tewas di patuk ular berbisa dalam keadaan telanjang. Gadis kecil yang didorong Ibu tirinya sampai jatuh ke...