Aku merasa heran, kenapa masalah selalu datang di hidupku, pagi itu Ayah datang bersama teman-temannya. Ayah memaksaku ikut pulang bersamanya. Aku tidak punya pilihan selain menuruti keinginan Ayah. Aku ijin pada Nyai dan memberi pesan."Nyai, suruh Ujang untuk menjemputku malam ini," bisikku pada Nyai.
Nyai tidak menjawab, tapi Nyai terkejut dan matanya melotot menatapku. Aku memeluknya dan kembali berbisik.
"Kalau Nyai tidak mau Ujang menjemputku, aku akan pergi jauh," bisikku ketelinga Nyai.
Nyai terkejut dan memandangku seolah tidak percaya apa yang aku katakan, Nyai menganggukkan kepala. Aku meninggalkan Nyai, Aki dan Abah, mereka terlihat sedih dan matanya berkaca-kaca. Sepanjang jalan aku berdebat dengan Ayah.
"Mulai sekarang kamu tidak boleh nginap di rumah Nyai lagi, kamu akan Ayah didik supaya jadi wanita yang santun," ucap Ayah.
"Apa maksud Ayah? jadi Ayah menuduh Nyai salah mendidikku?" jawabku heran.
"Banyak yang bilang kamu gadis yang aneh, mungkin saja dukun itu mengajarimu tidak baik Ambar," ucap Ayah.
"Kata orang? sejak kapan Ayah berburuk sangka pada orang dan hanya mendengar sepihak?" tanyaku marah.
"Inilah buktinya, kamu melawan Ayah," jawab Ayah.
"Cukup Ayah! aku kecewa pada Ayah! seharusnya Ayah bersyukur dan berterimakasih pada Nyai dan Aki yang sudah membesarkan aku dengan kasih sayang!" ucapku tambah marah.
"Ayah bersyukur, tapi Nyaimu salah, kenapa baru sekarang bilang kalau Ambar anak Ayah, dan kenapa namamu di ganti dengan Menul?" tanya Ayah sedikit keras.
"Aku malas bicara dengan Ayah!" jawabku ketus.
Sampai di rumah Ayah, Ibu tiri dan anak kecil berusia 6 tahun berdiri di depan pintu, ada dua orang yang usianya sama dengan Nyai dan Aki, aku yakin Aki itu adalah Ustad yang di kenal banyak orang menurut Nyai. Mereka memanggilnya Yai, dia ramah, tapi tidak dengan Nenek dan Ibu tiriku, wajah cemberut dan tidak bersahabat. Aku di antar ke kamar, ruangan kamar yang lebih bagus dari kamarku, tapi aku lebih betah tinggal di rumah Nyai. Ayah dan Yai memanggilku ke ruangan tengah, mereka mengajakku bicara.
"Ambar, sudah sampai mana hafalan ngajimu?" tanya Ayah.
"Sudah hafal semua!" jawabku ketus.
"Kamu sudah belajar tajwid dengan benar Ambar?" tanya Yai.
"Sudah Yai!" jawabku lantang.
"Siapa yang mengajarimu?" tanya Yai.
"Nyai dan Aki yang mengajariku," jawabku berbohong.
"Kamu tidak berbohong sudah hafal Ambar?" tanya Ayah mengujiku.
"Aku dari kecil di ajarkan untuk tidak berbohong, aku masih ingat pesan Ibuku, tidak boleh berbohong, tidak boleh berburuk sangka pada orang lain, dan harus tabbayun jika ada masalah!" jawabku menyindir Ayah.
"Kenapa bicaramu terlalu tegas Ambar?" tanya Ayah tersinggung.
"Aku wanita Ayah, aku sudah biasa untuk berkata tegas, dan tidak lemah lembut pada pria agar tidak menggoda pria dari suara, jadi aku terbiasa bicara begini, aku biasa saja kok, perasaan Ayah saja sekarang terlalu sensitif," jawabku lugas.
"Ambar, apakah kamu pernah belajar Sunah dan Hadiz?" tanya Yai.
"Sudah Yai, maaf kenapa saya di berikan banyak pertanyaan seperti ini? seolah-olah Nyai tidak mendidikku, dan seolah aku ini preman? kenapa tidak bertanya selama ini aku bagaimana bersama Nyai?" jawabku mulai kesal.
"Kamu sudah besar Ambar, ilmumu, harus mapan sebelum menikah, Ayah dan Yai sedang ta'aruf memilih pemuda Soleh yang akan menjadi pendampingmu," ucap Ayah.
"Apa? secepat ini Ayah bicara ta'aruf?" tanyaku heran.
"Iya Ambar, supaya kamu tidak tinggal bersama Nyai lagi, kurang bagus kamu tinggal bersama Nyai yang sudah di cap dukun," jawab Ayah.
"Ayah dan yang lainnya sama saja! selalu memandang sebelah mata terhadap Nyai, dan ingat Ayah, aku tidak mau di jodohkan dengan siapapun kecuali dengan pilihanku," ucapku tegas.
"Kamu sudah punya calon?" tanya Ayah.
"Sudah!" jawabku singkat.
Yai menyaksikan perdebatan aku dan Ayah hanya tersenyum, Yai mulai mengambil buku tebal dan buku lainnya. Aku tidak percaya, kalau aku harus di uji tentang ilmu Agama, hanya karena aku tinggal bersama Nyai.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/154569114-288-k182668.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Saksi Kematian (SK)
Misterio / SuspensoDewasa 18++ SK (Saksi Kematian) Part 1 Sebuah kisah perjalanan gadis kecil yang menyaksikan penderitaan Ibunya, diperkosa dan dibunuh. Ibunya tewas di patuk ular berbisa dalam keadaan telanjang. Gadis kecil yang didorong Ibu tirinya sampai jatuh ke...