Bab 80 Yai menguji Menul

3.3K 232 5
                                    

          Yai sangat santun dan ramah, beda dengan Ayah, kadang secara tidak sengaja kata-katanya menyinggung perasaanku.

"Ambar, coba Yai mau tahu sebelum Yai mengajarimu, apa saja yang sudah kamu ketahui tentang Tajwid dan hukum bacaan yang benar? sudah tahu Idhar, Ikhfa bukan?" tanya Yai

"Sudah Yai," jawabku santai.

"Coba jelaskan apa saja yang kamu ketahui ya," ucap Yai.

          Aku terdiam sesaat, aku melihat Ayah menatapku dengan penasaran, Ibu tiriku menatapku dengan sinis, seolah berharap aku tidak bisa menjawab dan akan malu.

"Yai, Ayah, bolehkah aku mengajukan permintaan?" tanyaku serius.

"Apa Nul?" jawab Ayah penasaran.

"Kalau aku bisa menjawab semua pertanyaan Ayah dan Yai, apakah Ayah dan Yai akan memenuhi permintaanku?" tanyaku serius.

          Ayah dan Yai saling berpandangan, keduanya seperti bingung dan berpikir keras.

"Kamu meminta apa Ambar?" tanya Ayah penasaran.

"Aku tidak mau mengatakannya sekarang, Ayah dan Yai boleh bertanya apapun, tapi jika aku bisa menjawab semuanya, aku minta dua permintaan, jika Ayah dan Yai setuju maka aku akan menuruti kemauan Ayah, jika aku gagal menjawab, aku janji akan menuruti semua permintaan Ayah," jawabku serius.

"Yai setuju," ucap Yai.

"Baiklah Ambar, apa permintaanmu?" tanya Ayah.

"Permintaan yang pertama adalah aku ingin tinggal bersama Nyai, permintaan yang ke dua aku tidak mau di jodohkan dengan siapapun kecuali pilihanku," jawabku tegas.

"Ambar?! kenapa permintaanmu seperti itu?" ucap Ayah tegang.

"Sudahlah Kang, setujui saja, dia tidak akan sanggup menjawab pertanyaan Yai dan Kakang," ucap Ibu tiriku.

"Ya baiklah, kalau itu kemauanmu Ambar, tapi jika kamu tidak bisa menjawab, kamu harus nurut pada Ayah," pinta Ayah.

          Rasanya telingaku panas mendengar Ibu tiriku ikut bicara, dia diam saja, sekalinya bicaranya menyepelekan aku.

"Ambar, ayo jawab pertanyaan Yai tadi," ucap Yai.

          Aku mulai mengingat dan berdoa dalam hati, "Ya Allah tolonglah aku, beri aku kelancaran untuk menjawab semua, Ibu... doakan aku Bu..." ucapku dalam hati. Aku pelan-pelan tarik nafas dan mulai bicara.

"Hukum Bacaan Nun Mati atau Tanwin

Nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ / نْ)

jika bertemu dengan huruf-huruf hijaiyyah, hukum bacaannya ada 5 macam, yaitu:

Izhar  (إظهار)

Izhar artinya jelas atau terang. Apabila ada nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ / نْ) bertemu dengan salah satu huruf halqi (ا ح خ ع غ ه ), maka dibacanya jelas/terang.

Idgham  (إدغام)

Idgham Bighunnah (dilebur dengan disertai dengung)

Yaitu memasukkan atau meleburkan huruf nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ / نْ) kedalam huruf sesudahnya dengan disertai (ber) dengung, jika bertemu dengan salah satu huruf yang empat, yaitu: ن م و ي

Idgham Bilaghunnah (dilebur tanpa dengung)

Yaitu memasukkan atau meleburkan huruf nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ / نْ) kedalam huruf sesudahnya tanpa disertai dengung, jika bertemu dengan huruf lam atau ra (ر، ل)

Iqlab  (إقلاب)

Iqlab artinya menukar atau mengganti. Apabila ada nun mati atau tanwin(ـًـٍـٌ / نْ) bertemu dengan huruf ba (ب), maka cara membacanya dengan menyuarakan atau merubah bunyi نْ menjadi suara mim (مْ), dengan merapatkan dua bibir serta mendengung.

Ikhfa  (إخفاء)

Ikhfa artinya menyamarkan atau tidak jelas. Apabila ada nun mati atau tanwin (ـًـٍـٌ /نْ) bertemu dengan salah satu huruf ikhfa yang 15 ( ص ذ ث ك ج س ق ش د ط ز ف ت ض ظ), maka dibacanya samar-samar, antara jelas dan tidak (antara izhar dan idgham) dengan mendengung.

Hukum Bacaan Mim Mati

Mim mati (مْ) bila bertemu dengan huruf hijaiyyah, hukumnya ada tiga, yaitu: ikhfa syafawi, idgham mim, dan izhar syafawi.

Ikhfa Syafawi  (إخفاء سفوى) Apabila mim mati (مْ) bertemu dengan ba (ب), maka cara membacanya harus dibunyikan samar-samar di bibir dan didengungkan.

Idgham Mimi  ( إدغام ميمى)

Apabila mim mati (مْ) bertemu dengan mim (مْ), maka cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasyidkan dan wajib dibaca dengung. Idgham mimi disebut juga idgham mislain atau mutamasilain.

Izhar Syafawi  (إظهار سفوى)

Apabila mim mati  (مْ)  bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim (مْ) dan ba (ب), maka cara membacanya dengan jelas di bibir dan mulut tertutup.

Qalqalah

Menurut bahasa qalqalah artinya gerak, sedangkan menurut istilah qalqalah adalah bunyi huruf yang memantul bila ia mati atau dimatikan, atau suara membalik dengan bunyi rangkap.

Adapun huruf qalqalah terdiri atas lima huruf, yaitu : ق , ط , ب , ج , د agar mudah dihafal dirangkai menjadi قُطْبُ جَدٍ

Macam-macam Qalqalah.

Qalqalah kubra (besar) yaitu Huruf Qalqalah yang berbaris hidup, dimatikan karena waqaf. inilah Qalqalah yang paling utama, cara membacanya dikeraskan qalqalahnya.

Qalqalah Sugra (kecil)

Yaitu Huruf Qalqalah yang berbaris mati, tetapi tidak waqaf padanya, caranya membacanya kurang dikeraskan Qalqalahnya."

          Ayah dan Yai saling berpandangan, mereka menatapku dalam-dalam, Ibu tiriku menatapku penuh keheranan.

"Siapa yang mengajarimu Ambar?" tanya Ayah.

"Aki dan Nyai yang mengajariku, orang yang selalu di pandang sebelah mata karena Nyai dukun beranak, padahal dimata Allah, tidak pernah membeda-bedakan hambaNya," jawabku menyindir Ayah.

          Yai tersenyum, beda dengan Ayah terlihat cemburu pada Nyai yang selalu aku puji.

                    ***

Saksi Kematian (SK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang