🌟 02. Welcome

44.4K 3.8K 98
                                    

Yuhuuuu ketemu lagie dengan aku wahai para Shipperrrr 😆😹😹😹

Cemana? Kepo dengan story ni??

Skuy- skuylah Vote 🌟 and Komen 💬 buat mempercepat up ya yang pada pengen di uppp🤭

Ingatlah wahai pemirsah, siders tyduck membawa berkah😤

If You want do Plagiat, Jahanam is waiting for you

I'll waiting for your Vote and Comment. And for follow me too 😆😆😆

Enjoy 🙆

🌟

"Apa yang sedang kau lakukan?".

Suara itu. Suara bariton yang terdengar begitu rendah, tenang dan rasa dingin didalamnya yang membuat beberapa orang akan merinding begitu mendengarnya pertama kali. Suara tegas yang begitu kental dengan aura arogan dan tak terbantahkan.

Benar-benar menakutkan. Hanya untuk suaranya saja, Rachel langsung merinding sekarang. Bukannya gadis itu belum pernah mendengar suara seperti itu, dia sering mendengarnya, tapi tetap saja sensasi takluk dan pasrah benar-benar nyata terasa saat kau berhadapan dengan orang yang suaranya saja bisa menekanmu.

"A-aku tadi jalan-jalan-".

"Kenapa kau tidak memberitahu Emma?". Potong pria itu menatap tajam, membuat nyali Rachel seakan menciut saat itu juga.

"Aku tidak ingin merepotkannya, lagipula aku bisa menjaga diriku sendiri".

Pria itu diam, bukannya ia tidak tahu kalau gadis didepannya sedang berusaha menyembunyikan kedua tangannya dibalik renda gaun yang tebal. Ya, dia tau.

"Bisa kau bilang? Kalau kau bisa, seharusnya tanganmu tidak terluka".

Rachel berdecak kesal, dia seperti diadili saat ini. Segala kesalahan seolah mengarah padanya, dan gadis itu lebih kesal ketika dia merasa pasrah dan tak bisa apa-apa dibawah kuasa Alpha yang seperti ini.

Aku jadi rindu Alpha Angela yang baik hati dan lemah lembut padaku. Batinnya menunduk, meremas gaunnya.

Disana Dave sebagai Beta cuma bisa diam sambil berdoa untuk keselamatan dan ketahanan Luna nya dalam menghadapi sang Alpha.

"M-maafkan aku".

"Bukankah aku sudah memberi larangan untukmu membukanya? Kenapa kau malah mau menghancurkan pintu itu?". Pria itu semakin menggunakan Alpha tone nya. Begitu dingin dan tegas, membuat Rachel makin merinding takut.

Tapi berkat mentalnya sejak kejadian itu, dan pelatihan dari Alpha dan kakak-kakak nya. Gadis itu, tidak boleh merasa tertekan oleh siapapun. Demi dirinya, dia tidak boleh takut.

Tapi entah kenapa, sekarang dia tidak bisa melakukannya.

"Kau tahu? Karena keegoisanmu, Emma sangat khawatir. Dan dia- hampir mati". Pria itu beranjak, tubuh tinggi tegapnya terlihat sangat berkuasa dengan aura mengerikan yang semakin menambah kesan Penguasa dalam dirinya. Melangkahkan kakinya keluar ruangan itu.

"Luna-"

"Aku baik-baik saja Beta Dave, terimakasih sudah mengkhawatirkanku". Rachel, gadis itu tersenyum seperti biasa. Namun Dave tahu, gadis itu cuma tersenyum tapi hatinya tidak.

"Luna, maafkan aku tidak bisa membantumu. Maafkan Alpha-".

"Sudah kubilang tidak apa-apa Dave, tenang saja". Gadis itu tertawa, memukul kecil lengan pria itu sebelum pergi kembali ke kamarnya.

Starlight [ complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang