🌟86. Happiness Bell

22.5K 1.9K 349
                                    

If you want to Plagiat, Jahanam is waiting for you

🌟

Terimakasih dewi atas segala berkat dan juga kasih mu kepada kami, terimakasih karena tidak lelah memberi ku kesempatan agar bisa memperbaiki semua kesalahan ku.

Terimakasih karena telah memberikan kebahagian pada akhirnya, aku tidak bisa mengatakan apapun selain terimakasih karena rencana mu yang tak selalu memberi ending bahagia. Terimakasih...

Doa Rafael terhenti begitu ia merasakan sesuatu yang menarik jas nya, pria itu membuka mata dan menunduk.

"Ayah, kenapa lama sekali? Ibu dan Rae sudah menunggu lama". Bocah kecil dengan kemeja biru cerah itu cemberut, menarik-narik jas Rafael sebagai satu-satunya hal yang bisa ia raih dengan tubuh mungilnya yang masih berumur delapan tahun.

Rafael tersenyum kecil. "Hei Alpha, kau tidak boleh begitu pada orang yang sedang berdoa. Dewi bisa memberi mu karma".

"Hah? Benarkah?" Kaget anak itu melebarkan matanya dengan sorot khawatir. Ia segera menyatukan kedua tangan dan memejamkan mata erat lalu berdoa cukup lama.

Anak itu kembali membuka matanya, ia menatap kesal sang ayah. "Aku sudah berdoa meminta maaf, dewi pasti memaafkan ku".

Rafael menyeringai kecil. "Kalau tidak?"

"Ayah jangan begitu!" Kesal anak itu memukul jas Rafael dengan wajah khawatir, sementara sang Alpha terkekeh pelan karena tingkah putra nya yang tampak sukses khawatir dibuatnya.

Pria itu mengulurkan tangan nya. "Sudahlah, ayo keluar. Kau bilang ibu dan Rae sudah menunggu".

Anak itu memanyunkan bibir nya dan melipat kedua tangan di depan dada. Ia memalingkan wajah, menatap sinis.

"Aku marah pada ayah!"

Rafael menahan senyum, ia berjalan menyusul bocah laki-laki itu di depannya. Dengan rasa geli tertahan, ia berusaha tetap terlihat tenang meski saat ini sudah tak bisa menahan tawa dengan sikap merajuk putra nya yang sangat mirip seseorang.

"Hei! Alpha! Kau yakin tidak mau ayah gandeng?"

"Tidak!" Tolak anak itu ketus.

Sang Alpha Darkmoon Pack terkekeh. "Kata ibu, kau bilang kau ingin sekali menghabiskan waktu dengan ayah?"

Anak itu menghentak kaki nya karena menahan kesal. "Tidak! Ibu cuma mengada-ada!"

Rafael tertawa, ia berjalan bersama anak laki-laki itu meski berulang kali anak itu berusaha mempercepat langkahnya karena tidak ingin berjalan beriringan dengan ayahnya. Bocah itu semakin kesal, pipi tembam nya tampak sedikit memerah.

Sang Alpha tersenyum, mengusap singkat kepala putra nya yang langsung merapikan cepat surai hitam nya yang sempat di berantakan sang ayah.

"Astaga, dingin sekali. Sebenarnya kau ini anak siapa?" Sungut Rafael pura-pura kesal, dan sukses menahan tawa saat anak laki-lakinya menatap sinis dan tajam dengan manik bulat nya.

"Aku anak nya Rachelia Arsen!"

"Memangnya kau bukan anak Rafael Arsen?" Sambung Rafael sekali lagi ingin mengerjai sang putra.

Starlight [ complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang