🌟 18. Emergence

33K 3.3K 453
                                    

SAWDIKAPPPPP YO!

Kenapa klean tu terlalu cepat sampe target? Kan jadi nya up juga kecepetan deh wkwkwk 😹

Berrti dinaikin jadi 220 gapapa ya, hehe 😘😹

Btw, mau ga sih di kasih semacam spoiler story tapi di instagram gitu?? Ya spoiler part selanjutnya :3

Karna banyak yg bilang kurang panjang, jd author panjangin dikit ye malah jd spoiler ini wkwkwk

Baik khann, VOTE dong 😙😙

Dont Forget to VOTE COMMENT AND SHARE cerita ini kalo kalian suka dn dukung. Subscribe juga Channel Wetpet Author oqeyy 😻

Enjoy 🙆

🌟

Bruk.

Manik ruby Rachel membelalak lebar saat tubuhnya terjun bebas di ranjang dalam gerbong kereta yang melaju
Gadis itu masih belum bisa berpikir ketika tubuh besar Rafael menindih nya, memeluk erat dengan wajah sang Alpha yang bersembunyi di ceruk leher Rachel, membuat detak jantungnya menggila merasakan hembusan napas panas di lehernya.

Rachel menahan sejuta pertanyaan dalam batinnya, membiarkan saja pria itu memeluknya seperti ini walau tubuh kecilnya terasa terperangkap dalam kungkungan tubuh kekar sang Alpha. Napas Rafael terasa teratur, bahu lebar pria itu juga tampak lebih rileks dan santai dibanding saat kepulangan mereka dari Archeil tadi.

Gadis itu terhenyak menatap surai hitam legam Rafael yang tampak berantakan, menggoda jari-jari mungil nya untuk mengusap dan menyisir surai indah itu. Dengan sedikit ragu, jemari Rachel terulur menyentuh pelan surai hitam itu dan perlahan memberi usapan lembut. Untuk sesaat tubuh Rafael terasa menegang, namun pria itu kembali tenang dan semakin menyeruak kan wajah nya di ceruk leher Rachel, memeluk gadis itu erat sambil menghirup dalam-dalam aroma memabukkan yang selama ini selalu menjadi candu nya.

Gadis bersurai abu-abu itu terhenyak, dan seketika menghentikan usapannya karena berpikir Rafael terganggu dan jadi menyesal bersikap seperti itu. Tangan mungil nya kembali ke semula, dengan pemikiran khawatir kalau Rafael merasa terganggu karena sikap nya.

"Kenapa berhenti?".

Rachel tersentak, raut bingung dan kaget nya bercampur begitu mendengar perkataan sang Alpha yang tiba-tiba. Menyerit, Rachel berpikir mencoba menerka ulang perkataan Rafael yang entah terasa tak begitu jelas.

Dengan hempasan napas panjang, Rafael yang masih memeluk Rachel meraih sebelah tangan gadis itu ke kepala nya, menggerakan tangan Rachel untuk mengusap surai hitam nya.

"Jangan berhenti". Ucap pria itu pelan, membuat Rachel mau tak mau tersenyum dan mengusap lembut surai hitam sang Alpha dengan perasaan hangat.

Malam yang mulai berlalu dalam perjalanan menuju Darkmoon Pack pun berjalan menjadi malam hangat yang tenang.

🌟

Pagi hari ini, seperti biasa Rachel bangun sendirian di kamar megah dan mewah dengan nuansa putih ini. Gadis mungil itu menatap malas dengan mata kantuk nya, menatap jendela yang sudah menampilkan cercah cahaya dari sela-sela tirai.

Lagi pula sekarang dia tau salah satu fakta tentang Rafael. Ternyata Rafael suka di usap-usap kepalanya, tapi Rachel tidak tahu apakah itu berlaku padanya atau orang lain juga.

Gadis itu menguap kecil, mengusap-usap kedua mata nya yang masih mengantuk. Dengan malas menyeret kedua kaki nya ke kamar mandi.

Selesai mandi dan bersiap seperti biasa, Rachel menatap datar bayangan diri nya di cermin rias. Menghela napas panjang, begitu menyayangkan hari yang akan jadi hari paling membosankan tanpa kakak-kakak nya lagi.

Starlight [ complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang