🌟45. Painful Feeling

17.3K 2.1K 155
                                    

Yo yo whatsup!

Selamat Tahun baru 2020 🎉🎉🎉

Semoga di tahun ini bisa jadi lebih baik, dan kaum-kaum nya Leviathan segera Tobat dengan memberi dukungan VOTE

#resolusi2020tobatdenganVOTE

380 adalah manusia, sisa nya kaum Leviathan yg masi aja ga tobat :v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

380 adalah manusia, sisa nya kaum Leviathan yg masi aja ga tobat :v

Agak lucu sih ini, serius 😹
Jadi kalo Rachel sekarat, d VOTE nih? Berarti kalo author sekaratin teros, di VOTE?? Awokwoakwo :3

Tapi terimakasih buat yang memberi VOTE n COMMENT secara ikhlas, ga terpaksa dn karena emg suka cerita ini ♥️

Author gatau harus idupin Agni lagi apa enggak, tapi kalo idupin lagi terus gimana in gitu 😹😹

Jan Lupa buat VOTE n COMMENT karena semua itu GRATIS. Follow Author untuk notifikasi menarik lainnya 😻😻😻

Tida Vote =gantung+ sad ending

Bcs Rachel will never be happy without your support

SPOILER 47 & 48 otw di IG kucink.oren

Yang Mau Join GC author, bisa DM atau lewat LINK di Bio akun. Tolong abis masuk, intro yah 😹

Btw, aing bales komen besok ye sm yg kmaren. Lagi auto kosong ini otak 😹

Enjoy 🙆

🌟

Seorang gadis yang tengah terbaring itu, menyeritkan dahinya lemah. Jari-jarinya mulai bergerak sedikit demi sedikit meski masih bergetar kecil, matanya mengerjap pelan dengan sorot yang begitu sayu dan redup. Rachel menghela napas panjang, ia bersyukur masih hidup dan masih bisa bernapas sekarang. Jemarinya yang bisa bergerak sedikit, merasakan genggaman pelan dari seseorang. Pandangan Rachel yang kabur, semakin lama semakin berubah jelas ketika ia melihat wajah seseorang yang berdiri di depannya dengan wajah dan sorot mata yang khawatir.

"Rachel..." Panggil nya lirih, Rachel terdiam dengan tatapan sayu dari kedua maniknya. Ia sangat mengenali suara ini, tapi ia masih tak bisa mengucapkan sepatah kata pun.

"Syukurlah kau sudah sadar."

"Jangan takut, aku bersama mu." Ucap Rafael pelan membuat Rachel terdiam dengan manik ruby berkaca-kaca, ia ingin bangun dan mengatakan apa yang dia rasakan pada sang Alpha. Namun tubuhnya masih mati rasa dan ia tidak sanggup mengeluarkan suara ataupun bicara, ia hanya bisa terdiam dengan mata yang menyaratkan sedih dan sakit.

Rachel ingin mengatakan sesuatu, kalau sekarang tubuhnya tidak merasakan sakit apapun seakan kejadian malam itu sama sekali tidak terjadi. Rasa sakit yang menyerangnya seperti hilang begitu saja dan hanya menyisakan tubuhnya yang melemah dan kesulitan bicara.

Starlight [ complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang