🌟75. Sweet Cloud

18.2K 1.9K 651
                                    

YO WHATSUP!

Hehe lama ya? Maap, kmaren Author's Block (g ada mood)😭😭😭

Gimana kabarnya? Sehat kan? Jan lupa di rumah aja 🌚

Jangan lupa VOTE n COMMENT karena semua itu GRATIS, Follow author untuk notifikasi menarik lainnya 😻

IG for spoiler and many Things + Up Coming Athala : kucink.oren    😻

(gw ganti nama nya karena gabut 😗)

YG MO JOIN GC AUTHOR, LINK DI DESK AKUN AUTHOR 🌚

PUTAR MULMED UNTUK VIBES SERASA PUNYA PACAR

Enjoy 🙆

🌟

"I want to be your light, baby".

"Sekarang sudah lebih tenang kan?"

Rachel mengangguk kecil, Reinhard berdiri dan mengulurkan tangannya, membantu gadis itu beranjak pelan.

Pria itu menatap abu bekas monster yang ia bakar habis, manik gelap nya tampak berkilat sesaat sebelum tiba-tiba ia tersentak merasakan sesuatu di genggamannya. Reinhard menatap sebuah kertas yang terlipat, ia menyerit, sebelumnya ia tidak menggenggam kertas apapun. Ia curiga, dengan muncul nya kertas aneh lagi seperti ini.

Dibuka nya kertas berwarna kebiruan itu, di dalamnya ada sebuah tulisan singkat.

"Aku tidak mungkin mencelakai adik ku kan? Hahaha".

Rahang pria itu mengetat. Kata-kata yang menyebalkan ini, bahkan melihat tulisannya pun sudah membuat emosi nya terpancing.

"Tidak perlu marah-marah, nikmati saja waktu mu sementara. Kau bisa mengembalikan kendali nya, aku cuma mengunci jiwa mu - sebentar".

Begitu ia selesai membacanya, tulisan panjang itu menghilang menjadi kerlipan dan menyisakan kertas kosong yang berubah menjadi kertas biasa, Reinhard berdecak meremas-remas kertas itu dengan kesal.

"Kenapa bisa ada monster yang tiba-tiba muncul di dalam istana ya? Ini aneh". Rachel menarik pelan lengan jas Reinhard, membuat pria itu menoleh dengan ekspresi tersentak.

Cepat-cepat ia buang kertas itu, dan tersenyum kecil. "Ah iya, sebenarnya aku baru saja kembali setelah membereskan para monster yang hampir menuju negeri. Kurasa, yang ini kebetulan saja bisa masuk istana". Jawab nya berbohong, ia tidak mungkin menjelaskan pada Rachel kalau ini hanya lah akal-akalan kakak gadis itu untuk memancing nya.

Tangan Reinhard terulur ragu, pria itu terdiam sesaat dengan tangan yang mengambang hampa, ia menghela napas pelan sebelum meyakinkan dirinya untuk- mengusap kepala Rachel pelan.

Gadis itu menoleh dengan wajah terkejut, sang Alpha tersenyum. "Yang terpenting, semua nya sudah baik-baik saja".

Gadis itu tersenyum, ia mengangguk senang. Ia meraih tangan Reinhard dan menggenggam nya erat.

"Kalau begitu, bagaimana kalau kita jalan-jalan keliling istana? Kau belum pernah jalan bersama ku kan?" Tawar gadis itu seketika membuat sang Alpha tersentak kecil, sisi iblis dari Rafael itu- terdiam dengan wajah memerah. Ia buru-buru menutup sebagian wajahnya malu.

"Baiklah". Jawab pria itu akhirnya, ia tidak bisa menolak tatapan penuh harap dari manik ruby Rachel yang berbinar-binar.

Rachel tersenyum lebar, ia menarik pelan tangan Reinhard dan mengajaknya ke tempat yang ia inginkan, sementara pria itu hanya menurut saja asalkan Rachel senang dan memberi senyum bahagia.

Starlight [ complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang