🌟 04. Same Little Girl

38K 3.5K 47
                                    

Wohooooo balik lagi di lapak ini yess😹😹😹

Udahlah skuy baca and Vote😹

I'll waiting for Your Vote and Comment. And Follow me too😆😆😆

If you want to plagiat, Jahanam is waiting for you

Enjoy 🙆

🌟

"Hahaha, jadi begitu".

"Iya, aku sengaja memberi bubuk cabai sangat banyak dan membuat nya menangis karena kepedasan". Anna terkekeh geli menceritakan perbuatannya pada Lania, membuat Rachel sebagai senior Jahil tentu kagum dan tertawa dengan tingkah Anna yang jahil seperti dirinya.

"Yah, tapi setelah itu Dave memarahiku dan mengurung seharian, ah pria itu memang menyebalkan". Rutuk Anna disela-sela perjalanan tur mereka.

Anna sepertinya adalah gadis yang periang, dia mungil dan berwajah manis. Surai nya cokelat panjang dengan manik mata hijau yang indah. Selain itu dia mudah bergaul dan mencairkan suasana, sama-sama ekstrovert dan jahil seperti Rachel hingga mereka mudah menjadi teman akrab. Tidak heran kenapa Dave sangat protektif pada gadis pendek itu, Anna bisa dibilang seperti boneka hidup yang cantik.

Kadang Rachel iri dengan Anna yang cantik dan menyenangkan. Dia merasa... Dirinya sangat kurang dari gadis sebaik Anna.

Karena hari mulai gelap, Anna memutuskan untuk melanjutkan tur mereka besok dan meminta Rachel untuk beristirahat. Ya walaupun gadis pendek itu sangat bersemangat sampai-sampai seperti tidak merasa lelah.

"Hei An, bagaimana kalau kau menginap di kamarku? Kita bisa saling bercerita sambil makan cemilan". Ajak Rachel semangat membara-bara, namun gadis bersurai cokelat itu menggeleng kecil terkekeh.

"Maaf Nona, aku harus ke kamarku sendiri. Dave melarang ku tidur di kamar lain selain di kamar ' kami' ". Sesal Anna tidak ingin mengecewakan Rachel.

Setelah Rachel tahu kalau Anna juga mengetahui tentangnya, gadis itu segera membuat perjanjian dengan Anna untuk merahasiakan status aslinya disini, dan mengganti panggilan Luna menjadi Nona, agar tidak ada seorang pun yang curiga.

Rachel yang tidak paham pun hanya ber oh ria sambil menganggukkan kepalanya, tersenyum.

"Tapi tenang saja, aku akan mengantarmu sampai ke kamar!". Anna tersenyum, memeluk lengan Rachel dan berjalan bersama menaiki tangga menuju kamar sang Luna.

Setibanya mereka di lantai tiga, kedua gadis mungil itu berjalan sambil tertawa bersama dan bercanda, tanpa sadar sudah mendekati dengan pintu kamar besar berwarna putih.

"Kalau begitu, sampai disini ya Nona. Sampai jumpa besok". Anna berucap semangat, melambaikan tangannya sebelum berbalik pergi.

"Dah Anna!". Balas Rachel sedikit berteriak, kemudian tangan mungilnya meraih gagang pintu, membuka pintu besar itu.

Gadis itu sedikit melirik lewat ekor matanya, merasakan ada sesuatu yang bergerak disekitarnya. Namun dengan acuh masuk ke kamar, menutup pintu besar itu rapat-rapat.

"Siapa dia? Kenapa dia menempati kamar eksklusif?". Gumam seseorang dari sisi jauh kamar.

🌟

"Hah, ternyata... Darkmoon Pack tak separah yang kupikirkan". Gadis itu menghela napas lega, jika saja ada salah satu petinggi maupun anggota Pack yang dengar. Entah bagaiman nasib gadis itu karena menjelekkan Pack.

Starlight [ complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang