🌟43 . A Deep Sense Of Anxiety

18K 2K 346
                                    

Yo yo Watsap! Merry Christmas Bagi yang merayakan ♥️

Bodoamatlah w mau Update 😹

Monmaap nyak, author sebenernya orang yang ga terlalu sibuk. Tapi dari kemarin ada aja acara sampe lupa-lupa buat bales komen ama buka WP 😭

Berhubung Vote juga seret, yasudahlah UP nya lama. Padahal author uda rencana pengen Fast Update di liburan ini loh awokwoakwo 😹😹

Team RachelRafael kudu Kuat yeu 🤧

Jan Lupa buat VOTE n COMMENT karena semua itu GRATIS dan Follow Author untuk notifikasi menarik lainnya 😻

Yg mau masuk GC wa, bisa DM author atau lewat LINK di Bio author woy. Kita di dalemnya akan berusaha buat ga ngacangin, serius 🤧
Walo sebenrnya, kita bar bar sih awokwoakwo 😹

SPOILER ALREADY ON IG kucink.oren

Ga Vote = gantung + sad ending :"v

Bcs Rachel will never be happy without your support

Enjoy 🙆

🌟

"Luna, maaf—". Belum sempat Dave menyelesaikan ucapannya, Rachel terlebih dulu melepas genggaman tangan Dave yang mencoba menghentikannya, gadis itu terdiam dengan ekspresi yang sulit dijelaskan.

Tanpa mengatakan apapun, Rachel berbalik dan berjalan pergi meninggalkan sang Beta dan keramaian disana. Berulang kali gadis itu tersenggol, tapi ia hanya diam dan tetap berjalan walau sempat terhuyung karena seseorang tidak sengaja menubruknya. Rachel benar-benar... Bingung dan juga tidak mengerti kenapa ia harus merasa seperti ini? Kenapa tiba-tiba dia merasa marah, kesal dan sedih di saat bersamaan ketika melihat gadis itu memeluk Rafael. Apa... Perasaan aneh itu mulai menguat?

Entah kenapa telinga nya menuli tiba-tiba, dan mengabaikan panggilan seseorang yang tengah mengejarnya walau sudah berulang kali dia memanggil Rachel namun gadis itu tetap berjalan lurus.

"Luna!" Julius tiba-tiba datang ke hadapan Rachel dengan wajah khawatir dan ia langsung berdiri di hadapan gadis itu untuk menghadangnya agar berhenti.

Rachel terdiam, ia sedang tidak berminat untuk bicara pada siapapun hari ini dan dia juga tidak menatap Julius yang khawatir sampai pria itu berlari cepat menemuinya.

"Luna, maaf. Saya bisa jelaskan soal—"

"Kalau soal gadis itu, aku sudah melihatnya." Potong Rachel cepat dengan wajah kesal tanpa sadar, Julius langsung terdiam mendengar jawaban sang calon Luna yang terkesan acuh.

Rachel menghela napas pelan, ia melangkah melewati Julius yang membatu. "Kalau kau cuma mau mengatakan hal itu, kau sudah membuang-buang waktu ku."

Surai abu-abu Rachel tergerai lembut dalam tiupan angin ketika ia berjalan cepat menuju lantai lima, entah kenapa dalam setiap langkahnya ia merasakan rasa marah yang semakin kuat dan juga rasa aneh yang membuatnya merasa tidak terima. Sejenak ia berhenti, dan mengusap wajahnya pelan lalu menghela napas panjang untuk mencoba mengingat kembali apa yang telah ia lakukan hari ini. Kenapa ia jadi semarah ini? Kenapa ia jadi menghakimi orang-orang yang ingin memberi nya penjelasan soal gadis itu dan kenapa dia tidak ingin mendengarnya?

Rachel bingung dan kesal disaat bersamaan ketika ia tidak bisa menahan semua emosi itu hanya karena melihat—mengingat nya kembali malah semakin membuatnya merasa... Sedih?

Berusaha tetap sadar, Rachel kembali berjalan cepat menaiki anak tangga menuju lantai enam. Dia semakin mempercepat langkahnya agar segera sampai ke kamar nya dan dia bisa tidur untuk meredakan semua emosi ini, dan dia sedang tidak ingin bertemu dengan orang-orang yang akan memberi nya sorot kasihan. Tidak, Rachel tidak ingin dikasihani oleh Dave, maupun yang lain. Dia sudah menjalani bertahun-tahun hidupnya dalam kesulitan dan segala hal yang membuatnya harus bertahan hidup, dia sudah pernah merasakan hal yang sangat menyakitkan dan dia juga pernah mati.

Starlight [ complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang