🌟46. Relapse

16.6K 2K 173
                                    

Selamat Tahun baru 🎉🎉🎉

SURPRISE SAT awokwoakwo 😹

Dobel Up, menguras Otak aing 😵😵

Tolong kaum-kaum nya Leviathan, tobat lah. Baca nya Gratis, masa Ga VOTE awokwoakwo :3

Tidak vote = gantung + sad ending

Bcs Rachel will never be happy without your support

SPOILER 47 & 48 OTW ON IG kucink.oren 😻

Yang mau Join GC author, bisa DM akun author/ lewat LINK di Bio. Kalo lewat Link, tolong intro yah, bcs kan gatau siapa 😹😹

Enjoy 🙆

🌟

"Luna-"

"Julius, bisakah kita kembali sekarang?" Tanya Rachel lirih, gadis itu menunduk dengan surai abu-abu yang sedikit menutupi raut wajahnya.

Rachel tertunduk, sorot matanya tampak sayu dan meredup. Tanpa mengatakan apapun lagi, gadis itu berbalik lalu berjalan kembali. Julius dibelakangnya, hanya bisa terdiam dan terus mengawal Rachel tanpa mengatakan apapun karena ia tidak ingin menambah beban sang calon Luna. Pria itu menghela napas, ia ingin menghentikan Rafael namun ia sebagai bawahan dan juga tradisi kuat kawanan kalau melawan Alpha sama saja dengan menentang seluruh pack.

Rachel terdiam, ia tidak mengerti dan tidak ingin mencoba memahami perasaan apa yang tengah menyerang hatinya. Kenapa rasanya... Seperti ia bisa merasa sakit dan sesak di hatinya? Padahal sudah lama sekali ia tidak merasa seperti ini, tapi kenapa harus terjadi lagi?

Baru beberapa langkah Rachel berjalan, tiba-tiba dia terhenti dengan manik melebar.

Deg.

Rachel terbatuk-batuk, gadis itu langsung jatuh terduduk dengan tangan yang menekan dadanya kuat.

"Luna!" Kaget Julius yang langsung berlari dan bertekuk lutut di hadapan gadis itu, memegangi kedua bahunya yang bergetar.

Rachel terdiam, napas gadis itu mulai terengah-engah dengan wajah memucat. Lagi-lagi jantungnya terasa begitu sesak dan menyakitkan, bahkan harus berdetak keras agar gadis itu bisa bernapas. Kedua tangannya menekan dadanya kuat, keringat dingin mulai membanjiri pelipisnya.

Gadis itu tidak bisa berpikir jernih ketika jantungnya yang berdetak menyakitkan, terasa melambat dan tubuhnya juga ikut melemas. Bahu nya bergetar hebat dengan raut wajah yang sangat kesakitan. Rachel kembali batuk ketika ia berusaha bernapas, sebelah tangannya yang bergetar terulur menyentuh tangan Julius yang menahannya.

"J-ul-i-us." Panggil Rachel yang berusaha sekuat tenaga untuk bicara, namun setelahnya ia langsung batuk dan meringis kesakitan.

"A-akh." Gadis itu meringis ketika ia kembali batuk dengan darah yang keluar dari bibirnya yang bergetar.

Julius tersentak, kedua matanya membelalak dengan ekspresi khawatir dan takut terjadi sesuatu dengan Rachel. "Cukup Luna, jangan bicara lagi."

Benar apa yang dikatakan Rachel, penyakit itu bisa kembali kambuh dan melumpuhkan nya sepenuhnya. Gadis itu... Benar-benar tidak bisa bicara ketika penyakit ini muncul, bahkan Julius bisa merasakan tangan Rachel yang bergetar begitu dingin dan lemah. Tubuh Rachel semakin melemah, gadis itu mendongak menatap Julius dengan manik berkaca-kaca dan wajah memucat sebelum akhirnya tidak sadarkan diri.

Julius tersentak kaget, namun ia harus tetap tenang dan berpikir kritis. Jika ia terlalu khawatir, Rachel tidak akan selamat. Dengan pelan pria itu meraih tubuh Rachel yang melemah untuk mendekat padanya.

Starlight [ complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang