🌟 12. The Queen and Luna

35.4K 3.5K 242
                                    

HALOOOOO

ASTAGAAA AKHIRNYA UP JUGAK 😭😭😭

Dari kemarin lom sempet" ngetik gegara kerjaan d tambahin, untungnya masi bisa up 😭

Kita Bucin nya nanti" lagi, Kebanyakan Bucin bisa menyebabkan Alay stadium akhir  😹😹

Dont Forget to Vote and Comment to Push Up the Next Part Faster yesss. To Subscribe my Channel Wetpet too 😻

Enjoy 🙆

🌟

Senyuman cerah dan lebar tak henti-hentinya terbit di wajah cantik Rachel setelah kepulangannya, gadis itu duduk santai di balkon kamar dengan pancaran kebahagiaan yang terus bersinar.

Ia benar-benar bahagia hari ini, ternyata memaksakan diri untuk keracunan memang ide yang bagus. Dia jadi bisa banyak istirahat dan dapat bonus jalan-jalan keliling Kota Arhel.

Saking senangnya, ia juga tersenyum-senyum menatap gelang berkilau dengan bandul bintang yang melingkar indah di tangan kanannya. Begitu bersinar layaknya sang cahaya yang menyinari langit gelap saat ini.

Rachel sedikit tersentak saat sebuah mantel bulu putih tersampir di bahunya, menyelimuti gadis itu dalam kehangatan dari dingin angin malam.

"Masuklah, kau bisa sakit jika terus disini". Sebuah suara berat dan rendah menginterupsi Rachel, menarik pelan tangan mungil gadis itu dan menutup jendela kamar menggunakan sihir.

Rafael menuntun gadis itu menuju ranjang, menggenggam kedua tangan mungil Rachel dalam genggaman tangannya yang besar. Gadis itu tersenyum hangat, menatap Rafael degan manik berbinar-binar.

Membuat sang Alpha menyerit, bertanya-tanya. "Kenapa? Masih dingin?".

Rachel menggeleng kecil. "Kau yang menyelimuti ku dengan mantel ini?".

Rafael mengangguk singkat, mengusap-usap punggung tangan Rachel pelan.

"Ini... Mantel yang sering kau pakai saat kegiatan resmi kan? Apa tidak apa-apa jika ku pakai?". Tanya gadis itu khawatir, ia pernah melihat Rafael memakai mantel ini dengan jubah dan jas kebesaran khas sang Alpha.

Waktu itu, Rachel kagum sekali. Bagaimana dia melihat betapa agung dan berkarisma nya seorang pemimpin dengan pakaian resmi mereka yang dilengkapi jubah dan mantel bulu yang semakin menambah kesan glamour, ciri khas bangsawan. Ia yakin sekali, mantel ini bukan sembarang bahan dan pasti dibuat khusus untuk anggota keluarga bangsawan.

Sejenak, manik merah Rafael terarah menatap datar mantel bulu putih yang menyelimuti Rachel seperti bola bulu.

"Jika kau suka, aku akan memberikannya untuk mu".

Rachel menahan napasnya sesaat, tiba-tiba dikejutkan dengan debaran rasa aneh yang menyerang hatinya. Rasanya... Begitu kuat dan membuncah hingga mempengaruhi detak jantungnya jadi menggila.

Dengan wajah memerah malu, Rachel membuang mukanya menghindari Rafael.

"Terimakasih". Ucap gadis itu lirih hampir tak terdengar, namun tidak bisa membohongi pendengaran tajam seorang Alpha. Membuat seguras tipis senyuman terbit sesaat di wajah tampan pria itu.

"Sudah malam, tidurlah".

Rachel mengangguk kecil, tergesa-gesa merangsek ke atas ranjang melepas mantel nya dan langsung membungkus diri dengan selimut tebal.

Gadis itu sengaja tidur membelakangi Rafael, ia tidak ingin berpapasan dengan manik merah nya yang menenggelamkan. Dan juga malu entah kenapa, takut-takut detak jantungnya yang keras bisa didengar Rafael.

Starlight [ complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang