🌟11. Sweet Sunset

42K 3.8K 449
                                    

Hai Haiii kangen author???

Maap ya belum up kemarin", soalnya author balik ketja jdi telat" 🤧

Sebagai ganti ga up seminggu ini, author up part dengan 4k Words khususon bagi" bucin 😙

I'll Waiting for your Vote and Comment to Push Up the Next Part Faster. To Subscribe my Channel wetpet too 😻

Mari kita boocen

WAJIB PUTAR VIDEO, BIAR FEEL DAPAT 😹

If you want to Plagiat, Jahanam is waiting for you

Enjoy 🙆

🌟

Rachel masih termenung, diam dengan sekian kebingungannya akan Rafael. Betapa misterius dan sulit di mengerti nya sang Alpha, terkadang ia terlihat peduli dan terkadang juga ia seperti tidak melihatnya. Ia benar-benar tidak mengerti apa maksud semua sikap pria itu padanya. Kenapa... Setelah dia sendiri memutuskan untuk mengakhiri hidup, kenapa... Dia kembali lagi ditempat ini?

Gadis itu hanya bisa membiarkan Rafael mendekapnya erat, menenggelamkan kepala di ceruk lehernya dalam. Rachel tidak bisa menolak, tubuhnya juga terlalu lemah untuk mendorong tubuh besar Rafael yang seakan tidak ingin melepaskannya.

"Rafael... Kau ini kenapa?". Lirih Rachel dalam hatinya, gadis itu merasa bingung sekaligus sedih dengan sikap pria itu. Kenapa dia masih peduli? Bukankah jelas jika pria itu bahkan tidak pernah melirik kearahnya.

Pria itu terdiam, dia hanya terus memeluk erat Rachel tanpa mengucap satu patah kata pun. Hanya diam menenggelamkan kepalanya di ceruk leher gadis itu, menghirup aroma manis dan memabukkan yang membuatnya terlena. Jemari-jemari pria itu merangkak, mengusap dan menyisir surai abu-abu Rachel dengan lembut.

Perlahan pria itu melepas pelukannya, duduk tegap memandangi Rachel dengan manik merah tajamnya yang meredup.

Rachel sendiri hanya bisa terdiam menunduk, menatap jemarinya dengan gugup karena tatapan lurus yang begitu intens dari manik merah di depannya.

"Apa kau... Baik-baik saja?".

Gadis itu reflek mendongak, menatap tak percaya dengan apa yang baru saja didengar inderanya, ia yakin telinga nya seperti nya salah mendengar. Apa pria dingin itu baru saja, menanyakan keadaannya?

Rachel tergagap. "A-aku baik-baik saja, hanya sedikit sesak dan pusing". Jawabnya melirik ke arah lain, demi menghindari manik merah dalam yang menghipnotis itu.

Gadis itu tiba-tiba menegang merasakan sentuhan hangat yang menangkup sebelah pipinya lembut, mengusapnya kecil. "Wajah mu pucat, apa masih sakit?". Ucap Rafael pelan, dengan jarak yang begitu dekat diantara tubuh mereka. Terlebih Rachel yang merasa terpojok di dinding saat pria itu maju mendekat.

Rachel mengerjap-erjap kan matanya heran, justru ia yang bertanya-tanya apakah Rafael sakit? Kenapa... Dia mendadak seperti ini? Pikir gadis itu tiba-tiba memerah, menggeleng cepat untuk menghilangkan pemikiran gila itu.

Tiba-tiba saja tubuh mungil Rachel menegang, merasakan sentuhan pelan dan lembut yang tergerak dibelakang kepalanya, menariknya pelan ke dalam dekapan hangat yang menenangkan. Rachel terdiam, menyandarkan kepalanya di dada sang Alpha ketika jemari pria itu dengan mudahnya mengusap lembut kepala Rachel perlahan. Membuat gadis itu mengerjap-erjap kan manik merahnya yang mulai meredup, terbawa kantuk dalam pelukan tenang dan aroma segar tanah basah juga angin laut yang menjadi pengantar tidurnya.

Starlight [ complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang