🌟 29. Temptation

29.8K 3K 604
                                    

Wassap Sobat Ambyar 😽

Kangen hiyaaaa😹

Yang udah tau spoiler di IG iqwaauthor pasti tau part ini mau ngapain 🌚😹

Woy, Spoiler di IG kucink.oren ye hehe 😹

Enta why, bayangin bakal up, baca n bales comment klean, liat vote klean bikin author jd semangat ngetik 🤧

VOTE n COMMENT buat Support author yaa Sobat Ambyar 😘😻

Entah Apa yang merasuki mu, wajib VOTE pokoknya 😹

WAJIB PUTAR VIDEO YAH 🌚

Ada dua Versi, tp author enta why suka versi Jeka 😹

Versi asli

Enjoy 🙆

🌟

Rachel terdiam dalam kamarnya, duduk di sofa balkon dan menatap langit malam yang begitu indah dengan banyak bintang yang bersinar menjadi cahaya yang melengkapi gelapnya. Gadis itu terdiam, menompang wajahnya dengan sebelah tangan sambil memikirkan perkataan Dave soal Reiss dan sifat pria itu yang belum pernah ia lihat. Yang selama ini ia tahu adalah sosok Reiss yang sangat baik, hangat dan manis menurutnya. Benar kebalikan dari sikap dingin dari Rafael yang dingin.

Memikirkan Rafael, entah kenapa tidak bertemu dengannya selama tiga hari ini terasa aneh bagi Rachel. Sosok pria yang dingin dan terkesan diam itu seakan sudah biasa muncul dan masuk dalam kesehariannya, jika ia tidak melihat Rafael, entah ada rasa aneh yang membuat hatinya gelisah. Ada suatu rasa yang sangat kuat, seolah akan membuat hatinya meledak jika ia tidak menemui pria itu cukup lama. Rachel jadi terpikir, bersama Reiss yang selalu tersenyum, baik dan sangat perhatian membuat nya bertanya-tanya tentang keadaan Rafael.

Gadis mungil itu tertunduk, membuat sedikit surai abu-abunya yang panjang tergerai turun dari bahunya.

Apa Rafael juga merasakan yang ia rasa sekarang?

Dengan suatu keinginan kuat, Rachel beranjak dari sofa. Berjalan pelan mengangkat sedikit gaun putih nya dan membuka pintu sebelum ia akhirnya keluar kamar dengan perasaan berkecamuk. Rachel berjalan cepat menuruni tangga, wajah nya yang kebingungan tampak jelas ketika ia melihat suasana istana yang tida biasa. Seakan sangat hening dan tenang seolah ada yang mereka khawatirkan saat ini.

Gadis itu segera berlari kecil menuruni tangga hingga sampai ke lantai utama, dengan nafas terengah-engah ia menengok kesana kemari dan baru memutuskan untuk berlari menuju jalan utama melewati aula istana. Rachel terhenti, ia melihat sekeliling aula yang terlihat sepi dan hanya ada warior berjaga juga para maid yang memang bertugas membersihkan dan merapikan tempat itu. Menyentuh dada nya yang terasa sedikit sesak, Rachel berbalik dan berlari menuju pintu utama. Ia berusaha mengatur nafasnya yang terburu-buru, tanpa peduli jika kaki nya yang tak memakai alas akan terluka. Rachel tidak tahan dengan perasaan aneh ini, rasanya ia sangat gundah dan tidak tenang hingga ia akhirnya bisa mencapai pintu istana terdepan.

Dengan langkah yang semakin cepat, Rachel meraih knop pintu itu cepat dan membukanya sebelum ia kembali berlari tergesa-gesa menuruni tangga halaman istana. Gadis itu khawatir entah kenapa, ia bahkan berlari cukup cepat sampai surai panjangnya tergerai dalam tiupan angin malam yang dingin. Manik ruby nya terus menelisik sekeliling demi mencari satu sosok yang berhasil membuatnya merasa se bimbang ini. Di depan gerbang utama, langkah Rachel mulai melambat seiring dengan siluet Dave dan para ksatria yang berbaris rapi disana. Dengan penerangan yang sebatas cahaya sihir remang-remang, Rachel tidak bisa menebak apa yang sedang terjadi disana. Gadis berperawakan mungil itu masih terus melangkah sebelum ia mendengar suara gerbang besar istana dibuka.

Starlight [ complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang