🌟27. Sweet But Psycho

33.9K 3K 236
                                    

Jadi gini...

Aku... Kaya nya ga bakal up lagi

Soalnya... Ya itu :"(








AKU UJIAN WOE, TOLONG 🤧
jdi ujiannya itu seminggu, jdi seminggu besok juga kaya nya gabisa up hehe 😹

Doakan author ye Guyz, smoga tida stress dan nilainya bagosss T_T

Please VOTE n COMENT to SUPPORT ME n Up the Next Part. Follow my Account to 😻

Info SPOILER bagi sobat ambyar yg keburu kepo, can see it on instagram @kucink.oren

WAJIB PUTAR MULMED EHE :3
Sabodo ya kalo liriknya pake 'she' , bayangannya ganti 'he' deh😹

Enjoy 🙆

🌟

Pagi ini benar-benar berbeda dengan pagi Rachel yang biasanya, jika dia akan bangun sendirian dengan wajah malas dan kantuknya, maka hari ini dia bangun dengan Reiss yang memeluknya erat dalam kehangatan. Rachel benar-benar semangat untuk beranjak bangun ketika Reiss berkata kalau akan mengajaknya mengelilingi seluruh negeri Darkmoon Pack jika Rachel menginginkannya.

Gadis mungil itu tak henti-hentinya tersenyum, membayangkan apa yang akan dia lakukan bersama Reiss hari ini. Dalam arti lain, secara tidak sadar bahwa Rachel mulai menantikan kehadiran Reiss bahkan keinginannya menghabiskan waktu dengan pria itu. Entah sejak kapan, namun secepat itu Rachel merasa nyaman dan senang bersama sang jiwa serigala Alpha. Reiss dengan sifat manis dan manja, sikap pelindung, senyuman hangat dan tatapan memuja nya yang menghanyutkan dari manik biru berlian sang Alpha sukses memporak-porandakan hati Rachel dengan gejolak rasa yang membuatnya bersemu merah.

Rachel menatap pantulan dirinya di kaca, hari ini dia sedikit mengepang rambut nya sedikit dan membiarkan surai abu-abu panjangnya tergerai indah. Gaun warna biru cerah lengkap membuat penampilan nya seperti boneka hidup dengan perawakannya yang mungil. Rachel berjalan keluar kamar, kepala nya menyembul kesamping mengintip Rafael yang tengah duduk di ruang tamu kamar besar ini. Manik ruby gadis itu tampak indah bulat berbinar, menatap penasaran ruang tamu yang terlihat tenang. Di ruang itu memiliki kesan elegan namun tetap bernilai mewah lewat kursi dan meja juga hiasan yang berwarna emas. Reiss duduk tenang di sofa dengan gaya eksekutif khas seorang Alpha, menyeruput secangkir teh di tangannya.

Dengan surai hitam yang tertata rapi, kemeja biru cerah semakin yang dipadukan celana warna abu-abu semakin menambah kesan tampan dan karisma yang begitu cerah. Terlebih kemeja yang dua kancing atasnya dibuka, seakan ingin menunjukan imej lain yang bisa ditampilkan oleh kemeja cerah yang cocok di kulit pucat Reiss. Pria itu menoleh, seakan sadar diperhatikan. Ia tersenyum hangat, menampilkan manik biru berkilau nya yang mempesona dengan tatapan memuja.

"Kau sudah selesai?". Pria itu meletakan cangkirnya pelan, beranjak dan berjalan mendekati Rachel yang terdiam di tempat dengan wajah memerah.

Reiss sama sekali tak menghilangkan senyum mempesona di wajah tampannya, pria itu berdiri dihadapan Rachel dengan tubuh tinggi dan gagahnya. Sang Alpha meraih tangan mungil Rachel, menggenggam nya erat dalam tangannya.

"Sudah siap?".

Rachel tersentak, bingung kenapa Reiss tidak mengajakku keluar lewat pintu tapi mereka malah tetap di dalam kamar.

Starlight [ complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang