🌟 07. Anger

34.3K 3.4K 100
                                    

Dah lama ga sih author ga up??😹😹

Awas typo

If you want to Plagiat, Jahanam is waiting for you

Enjoy 🙆

🌟

"Nona Rachel!". Panggil Anna berlari menyusul Rachel, gadis pendek itu langsung berdiri di samping Rachel. Anna tidak tahu tapi ia seakan melihat sisi lain dari sang Calon Luna, begitu dingin, tegas dan mengancam.

"Nona Anna". Hormat para guard itu membungkuk sesaat.

Anna tersenggal-senggal, menatap para One Guard menyelidik. "Ada apa ini?".

Salah satu One Guard membungkuk sejenak. "Nona ini berusaha memaksa keluar gerbang Nona Anna, kami hanya mematuhi perintah untuk tidak membiarkannya keluar tanpa seijin Alpha".

Anna menatap Rachel yang terlihat begitu datar dan dingin, gadis itu meraih lengan Rachel.

"Nona Rachel, ayo kita kembali saja ke istana. Anda tidak bisa melewati Gerbang utama, dan Alpha tentu tidak akan mengijinkannya". Bujuk Anna lirih namun Rachel tak bergeming. Jiwa pimpinan Delta yang tegas seakan kumat untuk sekarang.

"Untuk apa?". Anna menyerit bingung.

"Untuk apa aku kembali ke tempat menyedihkan itu jika hanya untuk direndahkan. Aku pergi saja dari sini". Ucap Rachel tegas dengan tatapan seriusnya pada Anna, sungguh ini pertama kalinya mate dari Dave itu melihat sisi tegas Rachel. Sisi tegas seorang pemimpin yang tidak ingin dibantah dan aura mengancamnya yang kental.

"Nona, aku mohon jangan". Bujuk Anna menahan lengan Rachel.

"Bagaimana jika Anda dalam masalah nanti?".

Rachel tersenyum simpul, melepas pelan genggaman Anna pada lengannya. Mencoba menenangkan gadis bersurai cokelat itu yang berkaca-kaca menatapnya.

"Jangan khawatir soal itu, aku punya banyak kakak yang bisa diandalkan. Lagipula... Aku sudah sering bermasalah". Jawab Rachel santai sebelum dia tiba-tiba melompat melesat melewati para One Guard dan memanjat gerbang utama setinggi duapuluh meter dalam sekali lompatan.

Rachel melompat dan menjatuhkan diri ditanah, dia menatap satu gerbang lagi yang tampaknya lebih pendek dari gerbang utama.

Gadis itu sedikit menoleh kebelakang saat ia mendengar suara keributan yang cukup keras dari sana, suara banyak orang yang juga berlalu lalang seperti mencoba mengejarnya.

Namun Rachel hanya tersenyum tipis karena dia tahu, gerbang sebesar dan seberat ini pasti cukup sulit dibuka sekalipun. Makanya dia tadi lebih memilih melompatinya daripada melewatinya melalui pintu gerbang.

Tinggal satu gerbang lagi dan aku bisa bebas. Batin Rachel menyeringai puas, bersiap akan kembali melompat sebelum tubuhnya tiba-tiba menjadi kaku dan sulit digerakkan.

Gadis itu berusaha keras untuk menggerakan kakinya hingga sedikit bergetar karena selangkah pun tak bisa ia raih.

Rachel menggeram kesal, ia sangat yakin ini bukan sembarang jebakan. Tapi ia rasa tidak mungkin seseorang memasang jebakan secara sengaja disini karena gerbang ia bahkan sering dilewati oleh para Guard, jika memang jebakan maka para Guard juga tak bisa melewatinya seperti dirinya.

Rachel mendadak merinding saat merasakan hawa dan aura-aura dingin mengancam yang sangat ia kenal, gadis itu bersusah payah untuk menoleh ke belakang, dengan keringat dingin yang menetes dari pelipisnya saat merasakan aura itu begitu kuat di balik gerbang yang ia lewati tadi.

Starlight [ complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang