🌟42 . Doubting Feelings

21.1K 2.1K 383
                                    

Yo yo watsap bambank 🤟😼

Setelah eps kmarin ga pake opening, skarang make lagi :3

Lagi flu tapi gatau, gabut, jadi Up dah :3

Btw ini yg kmarin mau masuk Grup, lupa author masukin mana ya? Soalnya WP rada eror nih, comment nya beberapa ilang padahal uda di scroll jadi author gatau 🤧. Yg mau gabung GC WA , bisa tulis nomor atau DM wattpad author yah, takut ilang lagi 🤧

Jan Lupa buat VOTE COMMENT karena semua itu GRATIS dan boleh FOLLOW juga author untuk notifikasi menarik lainnya 😻

SPOILER 2 EPS on Instagram @ kucink.oren

Ga VOTE = gantung + sad ending :3

Awokwoakwo

Enjoy 🙆

🌟

Seperti biasa aktivitas Rachel hanya berjalan monoton tanpa hal menarik apapun bagi gadis itu, ia hanya mondar-mandir keliling istana, perpustakaan, taman dan lainnya. Meskipun bosan, ia juga tidak bisa meninggalkan istana karena Rafael yang masih sibuk dengan urusan Pack tentu tidak akan mengijinkannya.

Kini, Rachel hanya berbaring di sofa taman dengan sebuah buku ditangannya. Gadis itu membaca dengan serius novel fantasi yang mengisahkan tentang takdir dari seseorang yang lahir ke dunia atas masa depan dunia yang akan datang, Rachel terdiam sesaat. Gadis itu kembali terpikir dengan hal-hal yang terjadi akhir-akhir ini, ia mendongak dan menatap langit biru yang tampak cerah dengan gumpalan awan yang menghiasinya.

Tidak seperti kemarin malam dimana langit begitu gelap gulita dengan awan hitam yang tebal, dilintasi kilatan petir menyambar. Benar-benar suasana malam yang mengerikan sekaligus meresahkannya, apa mungkin akan terjadi sesuatu yang membahayakan? Tapi Rachel juga tidak bisa langsung menyimpulkan hal seperti ini, mengingat ia sudah sering melihat langit yang seperti itu dalam peperangan.

"Luna sedang memikirkan apa?". Anna datang dengan bunga dan makanan manis dalam keranjang yang dia bawa, gadis bersurai cokelat itu tampak cantik dalam balutan dress warna hijau cerah selutut.

Rachel tersentak kecil, ia tersenyum dan menutup bukunya. "Aku hampir lupa kalau kau ada disini, maaf Anna".

Anna tersenyum kecil. "Tidak apa-apa Luna, saya juga tidak ingin menganggu anda yang sedang memikirkan sesuatu yang terlihat penting".

"Apa aku terlihat begitu?". Rachel tersenyum kikuk, menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Lain kali mungkin Rachel harus lebih berhati-hati dalam melakukan sesuatu, ia juga tidak ingin Anna khawatir.

"Wah, sedang apa dua gadis cantik ini disini?" Julius si Pimpinan pasukan khusus, tiba-tiba datang dengan senyum merekah dan setelah khas pasukan khusus yang berwarna merah dengan lambang jabatan dan hiasan perpaduan antara warna emas dengan putih.

Rachel mendengus melihat sosok Julius yang entah kenapa ia sebal, padahal pria itu juga tampan dan cukup populer dikalangan kerajaan.

"Kenapa kau ada disini? Tidak mengawal Ra— maksudku, Alpha mu?" Rachel berdehem mencoba bersikap santai walaupun dia hampir saja tidak sengaja menyebut nama Rafael langsung.

Julius tertawa renyah, aura pria itu terlihat begitu cerah dalam balutan seragam resmi. "Santai saja Luna, tidak perlu bicara formal pada saya".

"Saya sedang bebas tugas untuk saat ini, tadi sedang berkeliling dan tidak sengaja melihat Luna dengan nona Anna". Jelas pria itu sambil berterimakasih, menerima secangkir teh dari Anna.

Percakapan mereka bertiga berlangsung sangat lama, daripada penampilan Julius yang terkesan dingin dan maskulin, ternyata dia adalah orang yang sangat ramah dan juga mudah berbaur dengan orang lain. Julius juga ternyata memiliki selera humor yang bagus sehingga beberapa kali Rachel dan Anna tertawa dengan candaan pria itu, kalau Rachel boleh bilang, tidak hera Julius sangat populer karena wajah nya tampan dan dia juga mudah membuat seseorang nyaman dengannya.

Starlight [ complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang