🌟62. Mighty Heart

18.2K 1.9K 79
                                    

Maap Guys, aku belom sempet apa² in ini wp karena aku sibuk Ujian ini itu dan les, belajar segala macem. Jadi ya gitu 😭😭😭

Maap banget, sekali lagi aku gabisa bales komen tepat waktu gegara harus belajar terus 😭😭😭

Maap banget, aku gabisa bikin cerita ini berkesan 😭😭😭

Jan lupa VOTE n COMMENT karena bener² susah UP disaat ada ujian dn Hurt banget klo ga di VOTE 😭😭

SPOILER DI IG kucink.oren 😭

Enjoy 😭

🌟

Rachel tersentak, reflek membuka matanya ketika tiba-tiba merasakan udara dingin yang meniup wajahnya. Gadis itu menghela napas, mengulurkan satu tangannya untuk menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajahnya sebelum tiba-tiba ia terhenti, ia meraba kedua matanya yang terasa basah dan sembab. Ia terdiam, menatap kearah jendela yang terbuka sebagian, membuat cahaya surya yang terang menyilaukan dapat masuk dan menjadi penerangan dari kamarnya yang semula temaram, gadis itu kembali merapatkan selimutnya. Mata sembab nya terlihat sayu dan berkaca-kaca, ia kembali teringat dengan apa yang terjadi kemarin. Seakan itu semua adalah mimpi, namun saat ia bangun pun semua itu masih saja tetap berjalanan seperti kenyataan, Rachel merasakan hatinya sesak dan menyakitkan. Gadis itu tertunduk dengan wajah begitu sendu dan perasaan gundah serta khawatir yang tidak ingin pergi.

Gadis itu sedikit melirik ketika mendengar suara pintu kamar yang dibuka, Rachel bisa langsung mengenali aroma mint menenangkan yang sangat ia kenali. Ia memejamkan mata erat, kembali berpura-pura tidur ketika Rafael tengah berjalan ke ranjang, gadis itu menekan dada nya ketika detak jantungnya mulai terasa cepat dan keras seakan takut-takut jika pria itu bisa mendengarnya.

Jantung Rachel semakin tak karuan ketika mendengar suara gemerisik dari jubah hitam sang Alpha yang menjuntai menyapu lantai, pria itu tampak nya duduk di sisi ranjang dalam diam seakan ia tidak ingin menganggu tidur gadis itu.

Satu tangan sang Alpha terulur pelan, menyentuh surai abu-abu itu perlahan, merasakan bagaimana lembut dan halus nya surai panjang itu di jemari nya. Rachel membuka mata, hati nya yang terasa menyesakkan tiba-tiba membuatnya ingin sekali melihat pria itu. Ia langsung menoleh dan terbangun, membuat Rafael tampak sedikit terkejut namun pria itu bisa langsung mengubah ekspresinya.

Sang Alpha tersenyum. "Apa aku membangun kan mu?" Tanya nya pelan, membuat Rachel menatap pria itu dalam-dalam.

Matanya bisa menangkap, sorot lelah dan sayu dari kedua manik ruby berlian itu, tampak gelap meredup tanpa cahaya. Wajah Rafael juga terlihat lebih pucat dari biasanya, apalagi tangan pria itu yang menggenggamnya... Terasa sedikit dingin. Rachel tertunduk, gadis itu sangat yakin Rafael sama sekali tidak tidur semalam karena masalah itu, jelas-jelas kalau sang Alpha tampak sangat lelah saat ini.

Manik Rachel berkaca-kaca, melihat keadaan kacau Rafael yang masih harus memaksakan diri untuk tetap menjalankan tugasnya sebagai Alpha, terlebih lagi beban yang harus ia tanggung karena akan terjadinya perang. Gadis itu menunduk, menggenggam selimut erat-erat dengan perasaan yang begitu sesak.

"Rachel kau baik-baik saja?" Tanya Rafael lirih, menyentuh kedua bahu gadis itu pelan.

Bahkan, meski keadaannya tidak baik pun pria itu... Masih saja mengkhawatirkan Rachel, hingga gadis itu hampir tak kuasa menahan lelehan air mata yang sudah tertahan di pelupuk mata nya. Rachel langsung memeluk Rafael erat, mendekap pria itu dalam-dalam dan menenggelamkan wajah nya di dada sang Alpha. Rachel menangis, tapi ia berusaha sekuat mungkin menahan isakan dan getaran kecil pada tubuhnya, tidak ingin Rafael tahu kalau ia menangis.

Starlight [ complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang