🌟61. Something You Can't Avoid

20.3K 2.2K 93
                                    

Yoyo Wahtsup!

Monmaap belum sempet balesin komen, karena Full Ujian 😭 abis ni ato besok mungkin bakal di bales (dahlah gapapa telat 😭)

Saking full nya, lupa bjir upload Spoilerrrr astagaaaaaaaaa 😭😭😭

Btw monmaap,
Ini dari batalion setan mana aja bisa segini yang baca tapi ga Vote??

Btw monmaap,Ini dari batalion setan mana aja bisa segini yang baca tapi ga Vote??

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tida Vote = gantung + sad ending + unpub + Hiatus :"3

Masi bisa sad ending ini awokwoakwo 🌚

Enjoy 🙆

🌟

Rafael yang sudah membersihkan diri, tampak menulis sesuatu di kertas dan duduk dengan wajah serius. Pria itu kini tengah berada di kamarnya dengan cahaya temaram dari perapian dan bintang sihir sebagai penerang di meja nya, sang Alpha tampak berpikir panjang dan sesekali terdiam karena sesuatu. Rachel yang baru saja masuk, menatap bingung sekaligus redup dengan perasaan gundah dalam hatinya, perlahan gadis itu berjalan mendekat.

Rafael menoleh ketika ia merasakan sentuhan pelan di lengannya. "Rachel, sebaiknya kau istirahat saja. Hari ini adalah hari yang panjang untuk mu." Pria itu berucap pelan, menggenggam lembut tangan mungil Rachel, namun gadis itu menggeleng pelan.

"Tapi aku ingin bersama mu, masalah ini masalah ku juga. Aku—"

"Tidak apa-apa Rachel, kau bisa ikut lain kali. Lebih baik sekarang kau beristirahat, biar aku yang mengurusnya." Rafael beranjak dan menggandeng Rachel ke ranjang, lalu menyuruh gadis itu untuk merebahkan diri.

Dengan pelan pria itu menyelimuti Rachel dan merapikan ranjang agar gadis itu merasa nyaman, sebelah tangannya mengusap kepala Rachel lembut ketika gadis itu tanpa sadar menguap kecil. Rafael tersenyum, ia menunduk dan mengecup lembut kening Rachel sebelum kembali mengusap pelan.

"Selamat malam Rachel, tidurlah."

Rachel terdiam namun gadis itu menurut saja, ia berbalik dan merapatkan selimutnya sebelum memejamkan mata sepenuhnya. Kening Rachel berkerut, kedua tangannya meremas selimut dengan perasaan tak karuan yang sulit dijelaskan, ia merasa resah, khawatir dan tidak tenang hingga rasanya ia sama sekali tidak bisa tidur. Namun karena ia sudah kembali ke Darkmoon Pack dan ke kamar ini lagi, rasanya suasana dan aroma menenangkan yang ia rindukan seakan menyelimutinya dalam ketenangan. Tanpa sadar, napasnya mulai teratur dan tubuhnya melemah dengan wajah yang tampak pulas.

Rafael yang duduk di samping gadis itu, berdiam diri seakan menunggu agar Rachel benar-benar tertidur pulas. Dengan pelan, sebelah tangannya mengusap lembut kening gadis itu, menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah cantiknya. Manik ruby berliannya, menatap dengan sorot yang sulit dijelaskan, entah ada apa dalam manik yang begitu gelap dan sendu itu.

Starlight [ complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang