🌟21. Mate Bond

32.1K 3.3K 265
                                    

Halo...

Oke jadi gini...

Saia ga kasi Target ya, mungkin cara up bakal kembali lagi ke mode jadwal. Soalnya ternyata kalo narget itu, misal udah sampe. Yg lain jadi ga... nge Vote...(suckit hati ini 🤧) dan juga ternyata... Bikin saia kecapean beberapa hari ni 🤧

Jadi Vote nya, sesuai kesadaran kalian dan yang bener² pengen kelanjutan cerita ini yess 🤧

Saia narget lagi kapan² aja wkwkwk

Jadi saat ini saia mo rehat dulu beberapa hari, soalnya saia tiba² drop dan sedikit kehilangan mood 😿😿

Jadi kalian jan nyuruh buat cepet karna saia gabisa cepet², kalo cepat mungkin part nya bakal pendek. Dan saia gabisa double up karena yg kalian baca itu murni pure fresh dari imajinasi warbyasah saia oqeh, jdi saia ga pernah stok 😹

Tapi tenang, saia bakal ttp up karena saia udah janji. Saia juga bakal tetep kasi spoiler di Instagram dan ga lama² amat rehatnya :3

Tetap seperti biasa, buat yang mau Up tetap Vote dan Komen biar autor semangat ngetiq nya. Biar juga subscribe Channel wetpet author too 😽😽

Doain smoga saia balik sehat, author bisa Boochen 😹

Tida Vote = Up lama ya :"

Enjoy 🙆

🌟

"Suatu saat, kau akan menyesal dengan penyesalan terberat. Aku memperingatkan mu".

Setelah kepergian bayangan Karren yang melebur menjadi kerlapan cahaya, serbuk berkilau itu hilang dalam tiupan angin pelan. Rafael terdiam mematung di tempatnya, wajahnya yang sedikit tertunduk di usap kasar dengan sebelah tangan. Kondisi yang mengalami pembekuan parah semakin lama semakin membaik, es yang membelenggu juga perlahan-lahan mencair. Kecuali di ruangan Lania ini, es nya sangat sulit untuk mencair hingga para dokter berusaha mencari cara untuk membebaskan separuh tubuhnya yang membeku. Para prajurit yang sempat membeku juga sudah mulai pulih karena es yang membelenggu mereka sudah mencair.

Rafael berbalik dan keluar ruangan dengan langkah cepat dan kasar, wajahnya tampak sangat tak bersahabat dengan aura mengerikkan yang muncul mengelilingi nya.

Dave dan yang lain tidak ada yang berani untuk mendekati sang Alpha saat ini, mereka berusaha untuk tetap di samping pria itu dan menjaga stabilitas kesadarannya. Dengan bantuan White Witch dan Healer yang dipanggil dan mengawal sang Alpha, karena kondisi pria itu semakin keruh dan tak terbaca.

Mereka hanya menakutkan satu hal yang semoga saja tidak terjadi, karena jika ia maka tidak akan ada yang bisa menghentikan kehancuran di Darkmoon Pack.

Sementara itu, di sebuah lembah bunga. Dua orang gadis tengah berjalan santai melewati hamparan bunga warna-warni yang mekar dengan indah di pagi cerah ini. Karren menggeleng malas melihat tingkah Jena yang hyperactive dengan pemandangan ini, berlarian kesana kemari seperti serigala yang begitu senang dengan bunga.

Dengan senyum yang mengembang, Jena melempar-lempar bunga ke atas membuat hujan bunga yang indah. Karren tersenyum lega, Jena dan Rachel itu tipikal yang mudah merasa bahagia meskipun dengan hal-hal kecil. Syukurlah jika membawa Jena ke Pack nya, bisa membuat gadis mungil itu melupakan sakit yang ia rasakan.

Namun ada hal lain yang membuat raut wajah Karren berubah serius, dengan langkah cepat nya mendatangi Jena yang asyik melihat bunga warna-warni di toko bunga.

Starlight [ complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang