🌟58. Explanation

20.7K 2.3K 96
                                    

Tolongggg

Tiba-tiba kehilangan mood 😭

Sebenrnya kemaren emg sempet d publish, tapi ada beberapa yg bilang ga paham jadi author unpub buat di revisi dikit. Mungkin gegara nulisnya ga ada feel gitu ya jadi pada ga paham 😭

Maap kalo typo

Yg mau Join Grup WP author bisa DM akun ini/ lewat link

SPOILER 60 & 62 OTW ON IG kucink.oren 😻

Tida Vote = gantung + Hiatus + sad ending + unpub :"

Enjoy 🙆

🌟

"No one else can fix me, only you."

Setelah beberapa lama menyusuri lorong dan banyak ruangan, akhirnya Rafael menemukan sebuah pintu putih dimana ada kamar kosong di dalamnya. Tanpa menunggu lagi, dia segera memasuki nya dan membaringkan Rachel perlahan ke atas ranjang, gadis itu memejamkan mata, kening nya menyerit terlihat gelisah dengan keringat dingin yang membanjiri pelipisnya. Rachel terlihat kesakitan, ia menggenggam erat-erat jubah Rafael yang menyelimuti nya dan meringkuk dengan tubuh bergetar.

Rafael tersentak, langsung meraih tubuh mungil gadis itu pelan dan memeluknya erat. Manik ruby pria itu terlihat sendu dengan sorot yang begitu redup, ia terus mengusap surai panjang Rachel perlahan.

"Ada apa? Apa kau butuh sesuatu?" Tanya sang Alpha lirih, mendekap hangat Rachel dalam pelukannya. Gadis itu terdiam, ia hanya terus merintih memegangi leher nya dengan keringat dingin yang menetes melalui pelipis gadis itu.

Napas Rachel terengah-engah, gadis itu mengerjap pelan membuka kedua matanya yang terlihat sayu dan berkaca-kaca dengan lelehan air mata yang tertahan di pelupuk matanya. Gadis itu menggenggam erat jubah Rafael yang menyelimuti nya, berusaha menormalkan detak jantung yang menggila bersamaan dengan hawa panas dan haus yang belum reda. Rachel menghela napas pelan, gadis itu memejamkan mata sesaat setelah ia merasa lebih baik karena pelukan Rafael.

Rafael terdiam, menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Rachel dengan jemarinya. Dalam diam, pria itu tersenyum lega karena ia akhirnya bisa mendekap Rachel kembali, ia bahkan sampai harus mati-matian menahan diri untuk tidak memeluk gadis itu terlalu erat karena rasa rindu dan perasaan membuncah dalam hatinya yang seakan ingin meledak sekarang juga. Sang Alpha hanya diam menahan perasaannya yang tidak ingin melepaskan bahkan membiarkan gadis itu jauh-jauh darinya walau sesaat, Rafael tahu sifat posessif nya mulai bereaksi kembali, namun ia tidak ingin membuat Rachel merasa terkekang karena nya.

Pria itu mendongak, menatap langit melalui jendela kamar dimana bulan diatas sana masih berwarna merah dan bersinar begitu terang walau gumpalan awan putih seakan ingin menghalangi sinarnya.

Sepertinya... Heat ini akan berlangsung lama. Batinnya dengan manik sayu, pria itu tersentak kecil ketika ia merasakan pergerakan pelan dari Rachel. Ia menunduk, menatap Rachel yang sepertinya kembali merasa gelisah.

Gadis itu bergerak pelan mencoba mencari posisi yang nyaman untuknya, tangannya menggenggam erat lengan kemeja Rafael dengan ringisan kecil yang keluar dari bibir nya. Rachel membuka mata, ia terbatuk pelan sebelum kembali meringis menahan sakit.

Rafael tersentak, manik nya membelalak lebar ketika Rachel terus menerus batuk dan memegangi leher nya dengan tangan bergetar. Pria itu langsung memegangi sebelah tangan Rachel, menggenggam nya erat dengan rasa khawatir yang amat dalam. Ia menurunkan Rachel perlahan dari pangkuannya.

Starlight [ complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang