31 "Mencari"

8.9K 625 1
                                    


Happy reading💞
°
°
°
°
°
°
°
°
°


Gibran sudah frustasi mencari keberadaan Alina yg sama sekali tidak iya temukan, iya sudah menghubungi sahabat Alina siapa tau Alina pergi kerumah dua sahabatnya yaitu Nabila dan Ria, namun mereka sama sekali tidak mengetahui keberadaan Alina.

Gibran khawatir, Gibran cemas, Gibran takut. Takut terjadi apa apa pada istri nya. Entah lah kenapa iya merasa sangat bersalah karna membiarkan istri nya itu pergi sendirian.

Namun ini juga bukan sepenuhnya salah dirinya Alina lah yg memutuskan untuk pergi sendiri tanpa dirinya.

Gibran berdecak kesal iya harus bagaimana lagi? Dimana pergi nya Alina, sungguh perasaan nya sangat tidak enak iya takut terjadi sesuatu yg tidak diinginkan.

"Gimanah lo udah nemu belum?" Tanya Rangga ya 15 menit yg lalu Gibran menelpon dua sahabatnya untuk membantu mencari Alina, namun sampai sekarang hasilnya sama iya sama sekali tidak menemukan keberadaan Alina.

Gerry mengeleng sebagai jawaban, iya pun segera duduk disamping Gibran yg sudah terlihat lelah.

"Mending lo istirahat dulu Bran, kita lanjut cari Alina besok pagi" Gerry menepuk pundak Gibran pelan.

Gibran menoleh kearah Gerry dengan wajah sayu nya, jam memang sudah menunjukan pukul 11 malam. Namun Gibran tidak akan pernah bisa tidur dengan tenang sebelum iya menemukan keberadaan Alina.

"Engga Ger, gw harus cari Alina. Perasaan gw ga enak! Gw takut terjadi sesuatu sama Alina!" Ujar Gibran.

"Gw tau perasaan lo, tapi bagaimana pun juga lo harus istirahat!" Ucap Rangga dan diangguki oleh Gerry.

Gibran menghembuskan napasnya kasar iya pun menurut iya segera beranjak kekamar nya, ya memang mereka tengah berada di Apartemen milik Gibran.

Rangga dan Gerry mereka memutuskan untuk menginap diApartemen Gibran, selain khawatir kondisi laki laki tersebut. Mereka juga takut sahabatnya itu nekat mencari istrinya.

Gibran masuk kedalam kamar iya duduk ditepi kasur, iya meraih sebuah bingkai foto yg berisi gadis cantik yg tengah tersenyum manis kearah kamera. Gibran meraih bingkai foto tersebut, mengusap wajah Alina yg terasa bahagia difoto tersebut.

Iya merasa kehilangan sosok menyebalkan seorang Alina letisya, iya rindu suara terikan gadis itu disaat  menyuruhnya untuk segera makan, iya rindu omelan gadis itu saat iya dengan sengaja memberantakan pakaian.

Iya sangat rindu, kemana pergi nya istrinya itu? Sedang apa dia? Baik baik saja kah? Semoga saja Alina baik baik saja, dan segera ditemukan secepatnya.

"Gw rindu lo Al" ucap Gibran lirih.

***

Esokan hari nya Gibran dan kedua temannya kembali mencari Alina, mereka menelusuri kota menanyakan setiap orang sambil menyodorkan foto Alina, siapa tau ada yg melihat gadis nya.

Mereka sudah sepakat jika hari ini Alina tidak ditemukan, Gibran akan melaporkan  hal ini pada polisi dan iya juga akan memberi tahu orang tua Alina, yaitu mertuanya.

Bagaimana  pun juga mereka harus tau, dan Gibran percaya iya pasti akan kena bogeman dari papa mertuanya itu.

Hari ini mereka membolos sekolah, sebenarnya Gibran tidak keberatan mencari Alina sendirian namun kedua sahabatnya itu memaksa dan mau tau mau, iya pun menyetujuinya.

Dari tadi pagi hingga siang mereka sama sekali tak menemukan hasil nya, dan sontak hal itu membuat Gibran semakin khawatir dibuat nya.

"Lo dimana sih Al!" Gibran mengajak rambutnya frustasi kemana lagi iya mencari Alina, perasaannya sangat sangat tidak enak.

"Mending kita lapor polisi aja deh, biar bisa diproses ini udah keterlaluan sih!" Ujar Gerry dan diangguki oleh Rangga.

"Gw setuju, kita lapor polisi aja Bran" sahut Rangga.

"Oke" setelah itu mereka segera berangakat menuju kantor polisi melaporkan kejadian yg menimpa Gibran atas hilangannya Alina. Gibran sudah menjelaskan semua kejadian dimalam itu, disaat Alina meminta izin pada nya untuk membeli mie ayam, dan beralih menemukan bungkus plastik dan ponsel mlik Alina didekat trotoar.

Setelah selesai mereka keluar dari kantor polisi Gibran berjalan lesu berdampingan dengan dua sahabatnya.

"Tenang Bran, Alina pasti ketemu!" Ucap Gerry, Gibran mengangguk wajah nya lesu rambutnya acak acakan, lingkaran hitam dibawah mata nya sangat terlihat jelas diwajah tegasnya. Benar benar berbeda dengan Gibran biasanya.

"Gw takut terjadi apa apa sama Alina" lirih Gibran. Gerry menepuk punggung Gibran meyakinkan sahabatnya itu bahwa semuanya pasti akan baik baik saja.

"Alina pasti baik baik aja, kita berdoa aja biar Alina segera ditemukan!" Tutur Gerry.

Azan magrib berkumandang tak terasa mereka susah mencari Alina sampai magrib seperti ini.

"Azan tuh solat yuk!" Ajak Rangga.

"Tumben? Setan ditubuh lo pada kemana, kondangan?" Tanya Gerry.

Rangga berdecak kesal memang ya dirinya ini selalu salah dimata Gerry.

"Iya setan ditubuh gw lagi pada kondangan, puas lo!" Sentak Rangga tepat dihadapan wajah Gerry.

Gerry mengusap wajahnya yg terkena semprotan yg bau nya wah luar biasa.

"Biasa aja kali, banjir nih muka gw!" Protes Gerry.

"Udah ah, yuk solat doa semoga aja bini lo segera ditemukan!" Ajak Rangga pada Gibran dan meninggalkan Gerry yg masih diam diparkiran motor.

"Lah.. gw ditinggal dasar anjirr tuh orang!" Dumel Gerry setelah itu iya pun segera menyusul kedua temannya.

***

27-12-2020

Jam 20:22

Salam sayang
Tri rahayu febriyanti😙❤

Pernikahan muda [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang