Assalamualikum wr wb.
Mau tanya nih kalian dari kota mana? Siapa tau ada yg sama 😁Happy reading💞
Alina baru saja sampai disekolah 5 menit yg lalu, padahal bel sudah berbunyi 3 menit yg lalu dan halhasil dirinya terlambat. Dan disinih lah dia tengah lapangan yg panas bersama si ketos nyebelin.
"Lari 12 putaran, sekarang!!" Kata Gibran.
Alina yg mendengar itu sontak melotot kearah Gibran, iya tak terima biasanya juga 10 putaran lah ini 12 putaran bisa mati karna lari nanti.
"Apa! Ga bisa gitu dong, biasanya juga 10. Lo ga adil banget sih" protes Alina.
"Lo mau lari apa gw tambahin jadi 15 putaran, mau hm?" Tanya Gibran.
"Engga!! Yaudah gw lari nih" akhirnya Alina pasra iya segera lari mengelilingi lapangan, sedangkan Gibran tersenyum senang.
"Liat aja gw bakal bales perbuatan lo Al, ini baru awal masih ada kejutan buat lo" kata Gibran sambil terus menatap Alina dengan senyuman liciknya.
Alina telah selesai dengan hukumanya iya tengah duduk disamping lapangan sambil selonjoran, kaki nya keram karna habis lari ditambah iya haus.
Seseorang menyodorkan air botol ke arah Alina, Alina mendongkak iya mendapati Gibran tengah menyodorkan sebotol air kepada dirinya. Alina bangkit dari duduk nya dan langsung menatap Gibran penuh selidik.
"Buat gw?" Tanya Alina.
Lalu dijawab dengan anggukan oleh Gibran, tanpa pikir panjang Alina langsung mengambil air itu dari tangan Gibran. Sedangkan Gibrab iya tersenyum sinis kearah Alina. Saat Alina mulai menenggeluk nya, namun saat iya meminum air botol itu rasanya berbeda dari air biasanya.
Rasa airnya asam.
Alina langsung menyemburkan air itu dari mulutnya, kebetulan didepan Alina ada Gibran dan halhasil Alina menyemburkannya dihadapan Gibran, persis mbah dukun yg tengah mengobati pasiennya. Gibran yg dapat semburan mendadak pun hanya bisa tersenyum kecut.
"Anjir... senjata makan tuan" batin Gibran.
Alina langsung menatap Gibran dengan tatapan marah, sedangkan Gibran iya tengah mengelap air yg muncrat diwajahnya.
"Maksud lo apa! Lo pasti ngerjain gw kan!!" Sentak Alina.
Gibran menatap Alina dengan kesal, niatnya untuk mengerjai Alina pun gagal karna iya juga kena getah nya. Dapat semburan, mimpi apa dia semalam?
"Kalau iya kenapa?" Ujar Gibran.
Alina makin geram iya maju selangkah dengan keras iya menginjak kaki kiri Gibran, hingga si empuh mengaduh kesakitan.
"Akh... kaki gw" ringis Gibran.
Sedangkan Alina iya melemparkan asal botol air itu, hingga air didalam nya tumbah. Setelah itu iya memungut tas nya dan berlenggang pergi meninggalkan Gibran yg tengah kesakitan.
***
Bel istirahat sudah berbunyi Alina, Nabila, dan Ria. Mereka tengah berjalan menuju kawasan kantin, dengan semangat mereka melangkah sambil bersanda gurau.
Saat sampai dikantin mereka tengah mencari tempat untuk mereka duduk, dan saat mereka menemukanya mereka langsung berlenggang pergi menghampiri meja tersebut.
Alina dan Ria tengah duduk sedangkan Nabila iya tengah memesan makanan. Saat sedang asik asiknya memainkan ponsel tiba tiba tiga cowo yg dikenal sebagai tho most wanted menghampiri mereka siapa lagi jika bukan Gibran and the gen.
"Pindah lo sanah, meja ini itu tempat kita" ucap Gibran.
Alina mendongkak mendapati Gibran dan kedua sahabatnya yg tengah menatapnya, Ria yg ditatap seperti itu jadi ngeri sendiri sedangkan Alina iya malah mengabai kannya.
"Kenapa diam aja, pindah lo sanah" sentak Gerry.
Ria semakin takut ditempatnya iya segera maju mendekati Alina, yg terlihat santai memainkan ponselnya.
"Al.. kita pindah aja yuk" ajak Ria.
Alina mendongkak menatap sahabatnya, "kenapa kita harus pindah, bukannya ini meja punya sekolah jadi siapa pun berhak duduk disinih" kata Alina.
"Iya gw tau tapi ini meja tempat biasa kita, jadi lo harus pindah!" putus Rangga.
Alina mendongkak menatap ketiga cowo dihadapanya dengan tatapan yg sulit diartikan.
"Bodo amat, mau ini tempat biasa kalian duduk atau apa. Siapa cepat dia dapat!" Kata Alina setelah itu iya pun kembali duduk sambil memainkan ponselnya kembali.
Sedangkan Ria hanya tersenyum kikuk, iya segera pindah kesamping Alina. "Kakak masih bisa kok duduk didepan kita" kata Ria sedikit gugup.
Gibran menatap kedua temannya, dan setelah itu Gibran dan kedua temannya pun duduk dihadapan mereka. Gibran didepan Alina, Ria didepan Rangga, dan Gerry didepan Nabila.
"Makanan datang.." seru Nabila namun iya segera menutup mulutnya rapat rapat, mendapatkan ketiga cowo tampan tengah mentapnya.
Nabila meletakan pesanan nya ke pada kedua sahabatnya. Dengan senang hati Alina dan Ria langsung memyambutnya dan makan.
Sedangakan itu Gerry tengah memesan makanan untuk kedua sahabatnya yaitu Gibran dan Rangga.
Gibran melirik Alina yg tengah makan, entah lah akhir akhir ini iya selalu kesal dengan perempuan yg satu ini. Namun aneh nya Alina mampu membuat Gibran tak pernah berhenti memikir kan gadis menyebalkan ini.
Alina dengan sengaja mengangkat kaki sebelah kirinya keatas kursi dan dengan tenang iya melanjutkan makannya. Gibran dan Rangga saling pandang memang ya cewe seperti Alina itu langka. Mana ada seorang gadis makan dengan kaki yg naik ke kursi seperti itu.
Nabila membelakan matanya iya langsung menyenggol lengan Alina sontak Alina pun menatap penuh tanya kepadanya.
"Al.. turunin kaki lo, ga sopan tau" bisik Nabila.
"Bodoamat" jawab Alina iya pun segera melanjutkan kegiatan makanya. Tanpa mengkubris omongan dari dua sahabatnya.
"Buset neng... kaki ngapa tuh diangkat" kata Rangga.
Alina tampak acuh iya hanya fokus kemakananya dan tidak meladeni omongan Rangga.
"Kacang mahal ya bre" ujar Rangga pada Gibran namun Gibran tampak acuh.
***
Haihai..
Ketemu lagi nih kita, gimanah part ini seru???Jangan lupa spam komenya ya, dan jangan lupa juga pencet tombol bintang. Karna apa cuman pencet doang ga akan buat kalian miskin kok😁😁😁
Dahh sampai jumpa dipart selanjutnya👋👋👋
Salam sayang
Tri rahayu febriyanti😙❤14-09-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan muda [TAMAT]
Teen Fiction(FOLLOW DULU BARU BACA) Ibaratkan anjing sama kucing sekandang, gimanah hayo? Pasti berantem terus kan. Sama seperti Alina dan Gibran saat mereka bertemu pasti ada saja kejadian kejadian yg membuat kedua remaja ini bertengkar, tidak dijalan, diseko...