64 "Satu kebenaran"

7.8K 542 12
                                    

Happy reading💞
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°

Setelah pulang dari rumah sakit Alina meminta kepada Gibran untuk menginap dirumah sang mama yaitu Alya, sudah lama setelah iya menikah iya sangat jarang sekali main kerumah nya.

Dan hal itu disetujui oleh Gibran, Alina senang karna Gibran selalu menuruti kemauannya.

"Aaa.. makasih jadi makin sayang deh!" Alina memeluk lengan Gibran dari samping, kini mereka masih berada diperjalanan pulang menuju rumah kediaman orang tua Alina.

Alya tertawa geli melihat nya iya jadi ingat dimana Alina dan Gibran saling menolak saat mereka dijodoh kan, tapi lihat lah sekarang mereka saling jatuh cinta dan mau menerima kekurangan mereka masing masing.

"Dulu siapa ya pah, yg nolak nikah sampe ga mau keluar dari kamar!" Sindir Alya iya melirik kearah sang suami yg juga menatap nya dengan terkekeh.

"Iya siapa ya mah!" Sahut Arya.

Alina yg merasa tersindir pun hanya bisa merengut sebal menatap kedua orang tua nya, sedang kan Alya iya tertawa puas melihat wajah sebal sang putri.

"Hahahah lihat deh pah ada yg kesindir!"

"Ihhh.. mama!!" Kesal Alina.

***

Setelah beberapa menit perjalanan akhir nya mereka sampai dirumah orang tua Alina, Alina dibantu turun oleh Gibran.

"Mau dikursi roda apa gendong?" Tanya Gibran.

"Gendong" jawab Alina.

Gibran mengangkat tubuh Alina, dan mereka pun masuk kedalam rumah.

"Kalian langsung kekamar aja ya, kasian Alina nya takut kecapean!" Gibran mengangguk iya pun berjalan menaiki tangga, Alina terus saja memperhatikan wajah Gibran.

"Kenapa liatin terus?" Tanya Gibran.

"Engga, kenapa emang kalau lihatin suami sendiri?"

"Gapapa sih" ucap Gibran.

"Aku berat ya Bran?" Tanya Alina.

"Iya kaya gajah, berat banget!" Jawab Gibran.

"Ihhh.. enak aja, asal lo tau aja ya berat badan gw itu 45 mana ada berat nya segajah!" Balas Alina.

Cup

"Mulut nya enak banget ya ngomong lo gw nya!!" Gibran masuk kedalam kamar Alina, iya dapat melihat banyak sekali lukisan lukisan yg ada didinding milik Alina, wajar aja sih Alina kan pintar gambar.

Gibran menurunkan Alina dikasur, mata nya tertuju pada satu gambar yg memperlihat kan dua anak perempuan dan laki laki yg seperti nya tidak begitu asing baginya.

"Bran..?"

"Hm kenapa?"

"Aku mau minum" ucap Alina.

"Yaudah bentar aku ambilin!" Gibran berjalan keluar dari kamar, iya akan mengambil kan Alina air didapur.

"Yg dingin!" Teriak Alina.

"Iya" balas Gibran berteriak.

Alina menatap dompet Gibran yg berada dinakas nya, entah kapan Gibran meletakan dompet itu dinakas nya.

Alina penasaran ada apa saja di dompet milik suami nya itu, tanpa pikir panjang Alina pun membuka nya. Saat pertama kali membuka yg pasti iya akan bisa melihat uang dan juga ATM milik sang suami.

Tapi mata nya tertuju pada sebuah foto kecil yg diselipkan disanah, ada dua anak kecil. Cowo dan cewe yg tengah tersenyum manis.

Alina merasa ada yg aneh, iya pun melirik kearah gambar yg iya buat semasa iya kecil, dan tepat gambar itu sama persis dengan foto yg berada didompet Gibran.

"Kok sama sih?" Guman nya.

"Nih Al" Gibran datang iya mengernyit kala melihat Alina yg membuka dompet nya.

"Bran.. sinih deh!" Alina menyuruh Gibran untuk mendekat kearah nya, Gibran pun menurut iya pun mendekat kearah Alina.

"Kenapa Al?" Tanya Gibran.

"Lihat deh, foto yg ada didompet kamu sama persis kaya gambar itu?" Alina menyodorkan foto yg berada didompet Gibran, sambil menunjuk kearah gambar dimana disanah sudah ada dua anak yg tengah tersenyum manis.

Gibran menatap foto tersebut dan beralih pada gambar yg berada didinding dekat meja belajar Alina.

"Coba deh cerita tentang foto ini?"

"Jadi dia bintang, dulu pas aku masih kecil aku tinggal dibandung pas pulang sekolah aku ga sengaja ketemu sama anak perempuan yg main sendirian ditaman, yaudah aku samperin deh. Dia bilang nama dia itu bintang, tapi nama bintang itu bukan nama asli nya melainkan nama buatan nya sendiri. Dia pernah bilang sama aku, kamu bisa panggil aku bintang, aku suka sama bintang, tapi mama sama papa aku ga kasih aku nama bintang. Jadi kamu bisa panggil aku bintang gitu!" Jelas Gibran.

Alina mengangguk paham, entah lah iya merasa tak asing dengan itu semua.

"Kalau kamu sendiri gambar itu dari mana?" Tanya Gibran.

"Aku dapet dari kotak diary aku, pas aku kelas 7 Smp karna bagus aku pajang deh di dinding!" Jawab Alina.

"Kotak itu masih ada?" Tanya Gibran.

"Ga tau, tapi coba deh cari diatas lemari aku siapa tau masih ada!" Alina menunjuk lemari nya.

Gibran pun memghampiri lemari tersebut mencari keberadaan kotak yg tadi Alina bilang.

"Yg ini bukan?" Gibran menunjuk kotak kecil berwarna pink itu.

Alina mengangguk.

"Coba siniin" Gibran menyerah kan kotak tersebut, iya membuka nya didalam sanah Alina mencari sesuatu, iya melihat foto yg sama dengan foto yg berada didompet Gibran.

"Liat deh Bran, aku juga punya foto yg sama kaya kamu!" Alina menunjuk foto yg berada dikotak tersebut.

Gibran melongo dibuat nya iya tidak menyangka bahwa Alina juga punya foto yg sama dengan nya, eh tapi tunggu?

"Ini siapa?" Alina menunjuk anak laki laki yg tengah duduk disamping anak perempuan itu.

"Ini aku, pas umur 6 tahun!" Jawab Gibran.

"Kalau ini siapa?" Tanya Gibran, Gibran menunjuk anak perempuan yg berada difoto milik Alina.

"Ini aku"

"Berarti?" Ucap Alina dan Gibran kompak, mereka saling menatap satu sama lain.

***

16-02-2021

Aku up lagi cuk🙂

Hayoloh binggung kan, sama aku juga binggung☺

Salam sayang
Tri rahayu febriyanti😚❤

Pernikahan muda [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang