Happy reading💞
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°"
"Mama mau pergi dulu ya, nak Aluna tante titip Alina dulu ya!" Aluna yg tengah duduk disamping Alina hanya mengangguk paham.
Setelah itu Alya keluar dari ruangan Alina, tinggal lah Aluna dan Alina mereka sama sama diam karna mereka pun binggung harus mengatakan apa.
"Al" panggil Alina.
"Luna, panggil Aku Luna biar ga ribet!" Alina mengangguk paham.
"Makasih kue nya!"
"Sama sama, cepet sembuh ya Al!"
Alina meraih gelas yg berada dinakas iya terlihat kesusahan untuk menggapai gelas tersebut, Aluna yg melihat nya pun segera membantu Alina dan mengambil kan gelas berisi air itu.
"Mau minum? Aku bantu ya!" Aluna membantu Alina untuk minum, iya menuntun kepala Alina dan menyodorkan gelas kearah mulut Alina.
Hati Aluna berdesis entah apa yg dirasa kannya saat ini, iya teringat kala sang mendiang ibu nya memberikan amanah padanya.
"Kalau suatu hari nanti kamu bertemu dengan adik mu, jaga dia ya cuman kamu yg dia punya saat ini!!"
"Luna!!" Aluna tersentak dari lamunan nya iya menatap Alina yg tengah menatap nya dengan raut binggung.
"Lo kenapa?" Aluna menggeleng iya kembali meletakan gelas tersebut keatas nakas.
"Makasih ya udah bantu!" Ucap Alina tulus.
Aluna mengangguk, "iya" jawabnya.
"Harus kah gw ngelakuin ini?" Batin Aluna iya menatap Alina yg tengah membetul letak selimut nya.
Ceklek
Pintu ruangan terbuka menampil kan 6 orang yg tengah menatap mereka berdua, Gibran berjalan mendekat kearah Alina begitu juga dengan Nabila dan Ria.
Sedang kan Gerry dan Rangga iya mendorong Qela dan Selfi untuk masuk kedalam ruangan tempat Alina dirawat.
"Dia, dia yg nyuruh gw buat bakar ruang aula!!" Tunjuk Qela.
Alina tersentak kaget iya menatap Aluna tak percaya, setelah itu iya beralih menatap Qela dan Selfi.
"Ga mungkin Aluna ngelakuin itu!!" Bantah Alina tegas.
"Lo ga percaya Al, dia dia yg nyuruh gw buat nyelakain lo!!" Kata Qela.
"Emang kamu punya bukti kalau aku yg nyuruh kamu, buat ngebakar ruang aula!" Ucap Aluna dan itu diangguki oleh Qela.
"Iya gw punya bukti, gw punya kok chatan kita!" Qela segera menyodorkan ponsel nya pada Gibran, namun Gibran tidak melihat ada pesan dari siapa siapa room chat itu kosong.
"Ga ada aja!" Ujar Gerry.
Qela meraih ponsel nya, iya kaget kala pesan pesan dari Aluna sudah terhapus dan sama sekali tidak ada sisa.
"Tuh kan ga ada, maka nya jangan asal tuduh!" Kata Aluna.
"Emang dasar nya lo berdua itu busuk, udah tau salah masih aja nuduh orang!!" Sentak Ria.
"Aluna!! Lo licik ya, gw udah duga kalau lo cuman jadiin kita berdua kambing hitam. Dasar perempuan licik!!" Sentak Selfi iya menatap marah kearah Aluna.
Aluna memasang wajah binggung.
"Maksud lo berdua apa sih!! Orang Aluna ga salah juga, masih aja nuduh nuduh. Segala pake kambing hitam segala lagi!!" Ujar Rangga.
"Udah bawa aja mereka kekantor polisi biar dipenjara!" Kata Nabila.
"Ikut lo berdua sama kita!" Rangga menarik tangan Qela sedang kan Gerry iya menarik tangan Selfi.
"Liat aja nanti gw akan bales perbuatan lo Aluna maharpana!!!" Teriak Qela.
Gibran pun ikut keluar dari ruangan
Iya mengikuti Gerry dan Rangga untuk membawa Selfi dan Qela kekantor polisi, bukan untuk dipenjara hanya untuk memberi pelajaran pada mereka. Dan pasti nya mereka berdua akan dikeluar kan dari sekolah."Rencana gw berjalan dengan mulus!" Batin Aluna tersenyum tipis menatap kepergain Selfi dan Qela.
"Lo gapapa kan Lun?" Tanya Alina.
"Engga, aku gapapa kok Al!" Jawab Aluna.
"Lo tenang aja, mereka pasti bakal dikasih pelajaran udah tau salah malah nuduh orang lagi!" Cibir Ria.
Aluna mengangguk hati nya bersorak senang kala Alina berserta kedua sahabat nya membela nya, tepat sesuai dugaannya.
***
"Kalian saya keluar kan dari sekolah!!" Putus kepala sekolah.
Kini Gibran dan kedua sahabat nya sudah berada didalam kantor polisi, disanah juga ada pak kepala sekolah.
Dan jangan lupakan Arya dan juga Arka yg turut ada disanah.
"Tapi pak, kami benar benar disuruh ini bukan murni kesalahan kita pak!" Isak Qela.
"Saya ga peduli, pokok nya mulai hari ini kamu saya keluar kan dari sekolah!!"
Gibran, Gerry, dan Rangga tersenyum puas akhir nya si pengacau sudah ditangani sekarang mereka lega karna sudah mengetahui siapa pelaku nya.
***
Gibran membuka pintu ruangan tempat Alina diinap, iya tersenyum kala melihat Alina tengah terlelap dibrankar nya.
Iya menghampiri Alina mengusap lembut kepala Alina dan tak lupa iya memberikan kecupan didahi sang istri.
"Udah tidur ternyata, padahal aku bawain kamu eskrim tau!" Guman Gibran iya menatap wajah tenang Alina.
Gibran kembali mencium Alina namun kini iya mencium Alina dibagian pipi, iya mengecup nya dengan gemas.
"Mimpi indah sayang!" Bisik Gibran.
Iya naik keatas brankar Alina menggesr sedikit tubuh sang istri dan iya pun ikut berbaring disamping Alina, iya mendekap tubuh Alina menyalur kan rasa hangat.
(Ini buat contoh doang ya cuk)
***
12-02-2021
Up lagi aku cuk😃
Salam sayang
Tri rahayu febriyanti😙❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan muda [TAMAT]
Teen Fiction(FOLLOW DULU BARU BACA) Ibaratkan anjing sama kucing sekandang, gimanah hayo? Pasti berantem terus kan. Sama seperti Alina dan Gibran saat mereka bertemu pasti ada saja kejadian kejadian yg membuat kedua remaja ini bertengkar, tidak dijalan, diseko...