86 "Kenyataan yg pahit"

11.2K 551 30
                                    

Jangan lupa Vote sebelum membaca para cuk ku☺

Belum direvisi kalau ada tutur kata yg kurang mohon dikomen biar diperbaiki, dan maaf kalau Alur nya kurang jelas
🙏🙏

Happy reading💞
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°

Malam sudah tiba Alina kini tengah berusaha tidur didalam bekapan Gibran jam sudah menunjukan pukul 1 malam namun dirinya sama sekali tidak bisa memejamkan matanya, Alina masih kepikiran tentang kenyataan pahit bahwa iya bukan lah anak kandung dari kedua orang tua nya saat ini. Melainkan hanya anak angkat.

Alina menoleh kearah Gibran yg sudah tertidur pulas iya tersenyum menatap Gibran laki laki itu kelihatannya sangat lelah bisa dilihat dari dengkuran yang cukup keras namun itu sama sekali tidak menganggu Alina karna iya sudah terbiasa mendengar dengkuran seperti itu.

"Papa.. kenapa ga nengokin Alina" guman nya pelan.

***


"Makan yg banyak ya biar cepet sembuh!" Alina mengangguk, Alina kembali memakan bubur yg baru saja tadi dibelikan oleh Gibran.

Gibran menyuapi Alina dengan telaten, Gibran mengusap sudut bibir Alina yg terkena bubur Alina tersenyum senang.

"Kenapa?" Tanya Gibran.

Alina mengeleng.

Gibran kembali menyuapi Alina dan Alina dengan senang hati melahap bubur itu.

"Maaf.." ucap Alina tiba tiba.

Gibran mendongkak menatap Alina iya tersenyum tipis, kemudian iya melatakan mangkok yg berisi bubur itu diatas nakas dan beralih menggenggam  kedua tangan Alina.

"Aku yg harus nya minta maaf karna udah nyakitin kamu Al!"

Alina menggeleng.

"Engga, kamu ga salah kok ini salah aku harus nya aku mau dengerin kata kata kamu waktu itu. Tapi aku malah marah sama kamu!" Alina menunduk mata mulai berair.

Gibran mengangkat dagu Alina agar menatap dirinya.

"Kamu ga salah sayang, ini salah aku ga usah nangis lagi ya" Gibran mengusap mata Alina dengan lembut.

"Makasih udah mau nerima aku yg nyebelin ini!" Gibran terkekeh iya mengacak rambut Alina pelan.

"Baru nyadar ya diri nya nyebelin!" Ujar Gibran sontak membuat Alina mengerucutkan bibir nya sebal.

"Utututu.. bibir nya maju ginih biar apa?"

"Biar dicium" cicit Alina pelan.

Sontak membuat Gibran tertawa dibuat nya, Alina pun ikut tertawa tanpa diduga Gibran langsung memcium bibir Alina hanya sekilas tanpa lumatan.

"Kok cuman bentar sih" kesal Alina.

"Emang mau nya berapa lama sayang? Ga inget kita dimana hm?" Alina tersipu malu iya jadi ganjen ya, tapi tidak papah toh sama suami sendiri mah ga masalah.

"Ayo makan lagi, anak kamu masih laper!" Alina mengusap perut nya yg sudah terlihat buncit itu.

"Iya" Gibran mengambil kembali mangkok yg iya letakan diatas nakas itu, dan mulai menyuapi Alina lagi.

"Bubur nya enak aku suka" ucap Alina.

"Bukan nya bubur nya enak karna disuapin sama suami nya ya mba?" Alina terkekeh iya menjambak pelan rambut Gibran hingga sang empuh meringis dibuatnya.

Pernikahan muda [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang