72 "Kecewa"

8.4K 478 32
                                    

Happy reading💞
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°

Bel pulang sekolah sudah berbunyi Alina berjalan menuju gerbang sekolah saat sampai diparkiran iya melihat Gibran yg tengah berdiri dimotor nya sambil memainkan ponsel nya, Alina berjalan menghampiri nya iya pun sampai didepan Gibran.

"Gibran.." Gibran yg merasa terpanggil menoleh dan menatap Alina sekilas setelah itu iya pun kembali fokus pada ponsel nya.

"Ayok pulang" ajak Alina iya menarik lengan Gibran. Namun Gibran hanya diam sambil menatap tangan Alina yg berada dilengannya.

"Sayang maaf ya lama" Aluna datang dari belakang Alina, Aluna menyingkirkam tangan Alina yg berada dilengan Gibran.

"Ga usah pegang pegang deh loh, lo lupa ya lo sama Gibran udah ga ada hubungan apa apa!" Sentak Aluna.

Alina menatap Gibran yg tengah membuang muka tak mau menatap nya.

"Udah pulang" Gibran menarik tangan Aluna menyuruh nya untuk cepat naik kemotor nya.

"Gibran.." panggil Alina.

"Aluna udah bilang kan kita udah ga ada hubungan apa apa, jadi mending lo pergi!" Hati Alina sakit kala Gibran berperilaku seperti itu pada nya. Namum iya tetap tegar mencoba meyakinkan bahwa Gibran hanya lah berpura pura pada dirinya.

Gibran pun melajukan motor nya meninggalkan Alina sendiri diparkiran, Alina menatap kepergain Aluna dan Gibran. Terlihat dengan sengaja Aluna memeluk Gibran dengam erat.

"Hiks sabar Alina ini pasti cuman pura pura" Alina mengusap air mata nya iya pun berjalan menuju gerbang untuk pulang.

***

"Gibran.. aku mau ngomong sama kamu" Alina berdiri didepan Gibran yg akan pergi kekamar mandi, iya menghalangi Gibran.

"Aku ga ada waktu, minggir!"

"Gibran, itu semua ga bener kan kamu ga jadian sama Aluna kan. Ini cukan prank kan!" Tanya Alina iya menatap Gibran penuh tanya.

Gibran menatap Alina. "Kapan aku bilang kalau itu bohongan!" Ujarnya.

"Tap--tapi 1 minggu lagi aku ulang tahun, kamu pasti cuman bohongan kan sama Aluna biar aku sedih terus kamu bakal kasih aku kejutan kan??"

"Jangan kepedean jadi orang!" Ketus Gibran.

Alina yg mendengar terdiam jadi filling nya salah jadi semua itu nyata? Tiba tiba saja pelupuk mata Alina berair memgeluarkan air mata yg mengenai pipi nya.

Alina mengusap air mata itu iya menatap Gibran dengan senyumannya.

"Tapi aku percaya pasti kamu cuman pura pura, aku yakin itu!" Ujar Alina.

"Terserah" Gibran menggeser tubuh Alina agar minggir dari jalanannya, namun karna tiba tiba Alina terjatuh dibuatnya.

"Akh..." Gibran yg panik ingin membantu Alina namun setelah itu iya diam dan memutuskan mengabaikan Alina dan masuk kedalam kamar mandi.

"Hiks.. kamu jahat banget sih Bran!" Alina terisak iya mengusap lututnya yg sakit, iya bangkit dari duduk nya dan berjalan menuju dapur untuk memasakan Gibran makanan iya tau jika Gibran belum makan.

5 menit sudah Alina menunggu Gibran turun dari kamar nya namun laki laki itu sama sekali tidak memunjukan batang hidung nya membuat Alina kesal dan memutuskan untuk menghampiri Gibran kekamar.

"Bran.. ayok turun aku udah buatin kamu maka-- kamu mau kemana?" Tanya Alina kala melihat Gibran sudah rapih dengan jaket nya.

"Bukan urusan kamu!!" Gibran berjalan menuruni tangga, Alina yg melihat itu langsung mengejar Gibran iya berlari dan berdiri tepat didepan Gibran.

"Kamu ga boleh pergi!" Alina menghalangi Gibran untuk tidak keluar dari pintu dengan berdiri didepan pintu.

"Gw ga butuh izin dari loh!!"

Cup

Gibran menatap Alina tak percaya perempuan itu mencium nya tepat dibibir nya.

"Sesuai perjanjian kan kalau diantara kita ngomong nya lo gw, maka dia akan dihukum!" Ujar Alina.

"Minggir!!" Ucap Gibran.

"Engga, aku ga mau kamu pergi Bran emang nya kamu mau kemana sih?!"

"Bukan urusan loh!!" Sentak Gibran.

Alina merengut, bibir nya melengkung kebawah pertanda bahwa perempuan itu akan menangis, benar saja air mata Alina tidak bisa ditahan lagi iya pun menangis.

Gibran yg melihat itu ingin sekali memeluk Alina dengan erat mengusap lembut air mata yg jatuh mengenai pipi nya itu, namun mau bagaimana lagi Ginran tidak bisa melakukan apa apa selain diam dan mengikuti apa pun kemauan Aluna.

"Cengeng gitu aja nangis" cibir Gibran.

Alina yg mendengar nya pun menatap tajam kearah Gibran, sedang kan yg ditatap hanya diam sambil menatap Alina datar.

Plak

"Mampus, gw benci sama lo!!!" Setelah menampar Gibran dengan keras Alina berlari pergi masuk kedalam kamar nya, menuntup pintu dengan keras dan menghempaskan tubuh nya kekasur.

"Maaf Al" ucap Gibran lirih pipi nya memang sedikit sakit akibat tamparan Alina, namun iya percaya bahwa rasa sakit yg iya rasakan tidak sesakit yg dirasakan olah gadis nya itu.

***

"Hiks lo jahat Bran, seharus nya lo temuin gw buat minta maaf. Bukannya pergi!!" Alina menatap kepergian Gibran dari atas balkon.

"Hiks mama Gibran jahat sama Alina!" Isak nya, Alina berjalan kearah kasur iya menidurkan dirinya disanah.

Akhir akhir ini Alina merasa bahwa dirinya gampang sekali menangis, entah itu karna perkataan Gibran atau ah sudah lah iya juga tidak tau?

Karna terlalu lama menangis Alina memejamkan matanya iya tertidur dengan sisa sisa air mata yg masih menempel dipipi nya, hidung nya pun  merah karna menangis.

Gibran masuk kedalam kamar nya iya baru saja datang keapartemennya kala iya sudah menemui gadis licik itu.

Gibran menatap Alina yg tertidur dikasur iya pun berjalan menghampiri nya, membenarkan letak tidur Alina dan menyelimutinya dengan selimut.

Cup

Gibran mengecup semua wajah Alina dimulai dari mata, hidung, kening, pipi, dan juga bibir.

"Maafin aku Al"

***
25-02-2021

Aku up lagi cuk☺ gimanah part ini??


Salam sayang
Tri rahayu febriyanti😙❤

Pernikahan muda [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang