28 "Mimpi buruk"

9.3K 693 3
                                    

Happy reading💞
°
°
°
°
°
°
°
°
°

Alina berdecak kesal kala melihat kamar yg sudah mirip kapal pecah, iya mengumpat kesal ini pasti ulah si dugong Gibran, siapa lagi coba.

Lihat sekarang semua baju yg sudah iya lipat rapih rapih malah berserakan kemana mana, dan Alina hanya bisa berdecak kesal karna  tak sempat memarahi si dugong Gibran. Yg baru saja pergi karna ada urusan yg mendadak.

"Nyebelin banget si lo gong, gw udah lipet rapih rapih lo dengan seenak nya berantakin. Awas aja lo kalau pulang gw lipet juga lu kaya nih baju!" Dumel Alina iya memunguti baju Gibran yg berserakan dan mengumpulkannya diatas kasur.

Iya duduk ditepi ranjang dan mulai melipat baju baju tersebut, namun kegiatannya harus terhenti kala melihat benda yg menarik perhatiannya.

Alina beranjak mendekati iya mengkerutkan dahinya melihat selembar kertas, iya memungut nya dan iya membalikan kertas tersebut.

Pikiran nya semakin binggung kala melihat surat tersebut, iya duduk ditepi ranjang dan mulai membaca isi surat tersebut.

"Dari bintang untuk langit" ucap Alina iya mulai membaca surat tersebut, iya semakin dibuat heran karna iya merasa tak asing dengan surat tersebut tulisan tersebut.

"Bintang? Langit? Ah.. kenapa gw ga inget apa apa, kenapa gw juga kaya ga asing sama tulisan ini!" Decak Alina iya menatap surat yg sudah lusuh tersebut.

"Eh? Ngapain lo megang barang barang gw!" Gibran tiba tiba datang dan meraih kertas tersebut dari tangan Alina.

Alina mengerucutkan bibirnya menatap Gibran sebal.

"Gw ga ngizinin lo buat nyentuh barang barang gw ya!" Ujar Gibran iya melipat kembali kertas tersebut dan memasukannya kekantong jaket hitamnya.

"Ck, siapa juga yg nyentuh barang barang lo. Orang gw lihat itu dilantai, lagian ngapain sih lo berantakin nih baju. Capek tau ga gw beresinnya!!" Omel Alina iya menatap Gibran yg tengah menyengir tanpa dosa.

"Heheh.. sorry habis nya, gw kesel cari baju yg gw pengen ga ketemu ketemu!" Ucap Gibran.

"Awas aja lo berantakin lagi gw usir lo dari rumah!" Ancam Alina.

"Yaelah.. Al, masa lo tega ngusir suami lo yg ganteng ini" ujar Gibran.

"Dih najis, lagian ya dugong itu tinggalnya dilaut. Udah lo sanah pulang ke luat dicari emak lo tuh!" Ujar Alina iya kembali melipat baju Gibran.

"Sekate kate lo ngatain gw dugong!" Gibran cemberut menatap Alina.

"Lagian lo ngapain balik lagi, katanya ada urusan" ucap Alina iya  meletakan baju yg sudah iya lipat disamping tubuhnya.

"Itu ponsel gw ketinggalan," Gibran mulai mencari keberadaan ponsel nya dimeja belajar miliknya, namun nihil iya tidak menemukannya.

"Kok ga ada ya!" Gibran menggaruk tengkuknya yg tidak gatal. Iya berbalik menatap Alina yg masih fokus melipat baju.

"Al."

"Hm"

"Lo tau hp gw ga!"

"Engga"

"Gw serius Al, hp gw ga ada lo tau ga?" Tanya Gibran iya sudah mencari kemana mana ponselnya itu namun tak kunjung ketemu.

Alina berdecak iya beranjak dari duduk nya menatap Gibran dengan tatapan sulit diartikan, iya mengambil benda pipih yg tergeletak begitu saja dimeja atas belajar.

"Ini apa? Ini apa dugong, makanya kalau punya mata tuh digunain. Bukannya jadi pajangan doang!" Decak Alina iya menyerah kan ponsel tersebut kepada Gibran.

Gibran menggaruk tengkuknya yg tidak gatal, iya binggung padahal tadi pas iya cari disitu tidak ada kenapa Alina bisa melihatnya.

"Udah sanah pergi katanya ada urusan!" Ucap Alina membuyarkan lamunan Gibran.

"Oh ya, yaudah makasih istri, mas mau pergi dulu ya hati hati dirumah!" Ucap Gibran iya segera berjalan keluar dari kamar, iya sedikit geli kala iya berkata Mas.

"Jijik sumpah!!" Teriak Alina.

Gibran yg mendengarnya hanya tertawa.

***

Seorang gadis berumur 11 tahun berjalan menelusuri trotoar bersama sang adik laki laki nya yg tengah iya gandeng iya berjalan sambil bersenandung ria, bersama sang adik.

Sampai lah mereka dizebracros, sang kakak mengeratkan pegangan tanganya ditangan mungil sang adik. Iya menoleh kearah kiri dan kanan dirasa sudah aman iya pun segera menyebrang bersama sang adik.

Namun entah dari mana munculnya sebuah truk melaju kencang kearah dua anak tersebut, dengan keras juga badan mereka terhantam mobil truk hingga terpental.

Brakk

Sayup sayup sang kakak menatap sang adik yg sudah tergeletak dengan bersimbah darah begitu juga dengan dirinya, kepala nya terasa nyeri bahkan hanya untuk mendongkak pun tak bisa.

"Aldo" ucap nya lemah.

Alina terbangun dari tidurnya iya terengah engah keringat membanjiri keningnya, iya menatap kearah jarum jam yg menunjukan pukul 1 pagi.

Sudah tiga hari yg lalu mimpi itu mengusik tidurnya, sebenarnya siapa dua anak tersebut. Kenapa iya tidak bisa mengingat dan kenapa juga iya harus bermimpi seperti itu.

Ada hubungan apa dirinya dengan dua anak tersebut?

Gibran yg merasakan pergerakan pun membuka matanya iya melihat Alina yg terlihat gelisah, iya bangun dan menatap Alina yg sudah dibanjiri keringat.

"Al?" Panggil Gibran.

Alina yg dipanggil hanya diam iya masih memikirkan mimpi itu, mimpi yg akhir akhir ini mengusik tidurnya.

"Al.. lo kenapa?" Tanya Gibran iya menatap Alina, Alina menoleh dan menatap kearah Gibran.

"Gong.. mimpi itu, mimpi itu kenapa muncul lagi gw takut!" Alina mulai terisak ditempatnya, hal itu membuat Gibran kebinggungan mimpi? Mimpi apa?

"Sttt.. jangan takut ada gw!" Gibran menarik tubuh Alina kedalam bekapannya, mengusap lembut kepala Alina agar gadis itu tenang.

"Udah ya jangan nangis, sekarang tidur!" Alina menurut iya segera merebahkan tubuhnya kembali, iya menghadap kearah Gibran dengan cepat iya memeluk tubuh Gibran.

Menyembunyikan wajah nya kedada bidang Gibran, Gibran yg mendapatkan hal itu pun membalas pelukan Alina erat.

"Good night wife" ucap Gibran iya mengecup lembut kening Alina.

***

22-12-2020

Selamat hari ibu sedunia💞

Salam sayang
Tri rahayu febriyanti😙❤

Pernikahan muda [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang