29 "Terlambat"

9.2K 630 7
                                    

Happy reading💞
°
°
°
°
°
°
°
°

"Aaaa... Gibran kita telat!!!" Teriak Alina saat iya bangun dan menyadari bahwa matahari sudah terik, Gibran yg masih menutup mata nya seketika langsung membuka matanya.

Iya menatap Alina yg sudah mondar mandir menyiapkan baju nya dan juga baju milik Gibran, Alina menyiapkan baju milik Gibran dan menaruhnya begitu saja diatas kasur.

Bukannya ikut panik seperti yg Alina lakukan, namun Gibran hanya santai santai saja iya menyandarkan tubuhnya dikepala ranjang sambil menatap Alina yg tengah mengambil handuk dan mulai memasuki kamar mandi.

"Eh! Awas ya kalau gw selesai mandi lo tidur lagi!!" Ujar Alina iya menatap Gibran yg tengah menguap sambil menatap kearah dirinya.

"Hm"

Alina masuk kedalam kamar mandi untuk mandi, sedangkan itu Gibran kembali terlelap dikasur nya.

Alina keluar dari kamar mandi dengan baju yg sudah melekat ditubuhnya, iya menatap nyalang kearah Gibran yg kembali tertidur dikasur.

"GIBRAN!!!" Teriak Alina sontak membuat Gibran langsung terlonjak kaget, Gibran menatap Alina yg tengah berkacak pinggang.

"Cepet mandi kita udah telat dodol!!" Omel Alina maka dengan malas Gibran langsung berjalan menuju kamar mandi, untuk memulai ritual mandinya.

***

Benar dugaan Alina gerbang pasti sudah ditutup. Bagaimana tidak mereka berangakat setelah bel sudah dibunyikan 10 menit yg lalu.

"Duh.. gimanah ning gong?" Guman Alina.

"Tenang!" Gibran turun dari motor dan mulai menghampiri kearah satpam yaitu pak dadang.

"Pak dadang" panggil Gibran.

"Loh.. den Gibran, tumben telat?" Tanya pak dadang.

"Itu pak, jadi tadi malem itu ada acara keluarga dan tidurnya itu terlalu larut jadi kesiangan!" Jelas Gibran terlihat pak dadang mengangguk paham dan segera membuka kan pintu gerbang.

Semudah itu?

Alina melongo dibuat nya Gibran menghampiri Alina iya menuntun motor nya kedalam parkiran sedang kan Alina mengikutinya dari belakang.

"Gimanah alasan gw hebat ga Al?" Tanya Gibran iya menaikan alis nya.

"Semudah itu kita masuk tanpa dihukum gitu?" Ujar Alina.

"Lo.. lupa kalau suami lo yg ganteng ini adalah ketua osis yg paling tampan sejagat raya!"

Alina memasang wajah ingin muntah mendengar omongan Gibran.

"Ck, bagi mereka mah lo itu ganteng tapi kata gw lo itu gw beda jauh sama dugong!" Kata Alina setelah itu iya pun segera pergi dari hadapan Gibran menuju kekelasnya.

Sedang kan Gibran iya pun sama iya segera pergi kekelasnya.

***

Disinih lah Alina dibawah tiang bendera dengan terik matahari yg sangat panas menerpa wajah cantiknya, ya 15 menit yg lalu Alina datang kekelas disanah sudah ada  pak bani yg tengah mengajar guru fisika yg terkenal galak.

Karna tadi iya buru buru berangkat sekolah iya jadi lupa membawa buku pr nya, halhasil disinih lah di bawah terik matahari dengan tangan yg menghormati kearah bendera merah putih.

Alina  sesekali mengusap peluh yg keluar dari kening nya, ini semua karna  mimpi itu yg membuat nya tidak bisa tidur. Alina benar benar ingin tahu siapa dua anak yg selalu hadir dimimpinya itu.

Dilain sisi Gibran, Gerry, dan Rangga tengah berada dikelas mereka tengah melaksakan ulangan harian dadakan. Dan hal itu membuat semua murid berdecak kesal.

Namun tidak dengan Gibran iya terlihat santuy sambil mengerjakan tugas tanpa kendala. Disampingnya Gerry pun sama iya juga terlihat santai mengerjakan tugas yg diberikan oleh pak mamat guru matematika kelas 12.

"Bran.. bran!" Panggil Rangga pelan.

Namun Gibran tak kunjung menoleh kearah nya, Rangga tak tinggal diam iya melempar selembar kertas yg sudah iya  ubah jadi bola dan melemparnya kepada Gibran.

Berhasil!

Gibran menoleh kearah Rangga dengan alis terangkat.

"Nomor satu apa?" Tanya Rangga pelan.

Gibran mengangguk lalu iya memberikan isyarat dengan mengucapkan huruf A tanpa suara.

"Oh A?" Tanya Rangga memastikan dan Gibran pun ngangguk.

Rangga langsung menulis jawaban tersebut. Rangga kini beralih melemparkan kertas lagi kearah Gerry, tepat sasaran Gerry langsung menoleh sambil mengangkat alis nya.

"Nomor dua apa?"

Gerry membentuk jari nya menyerupai huruf B, dan dengan cepat Rangga menulis tersebut pada lembar jawabannya.

Dan sampai selesai Rangga terus menanya kan jawaban pada Gibran dan Gerry. Ulangan pun selesai semua murid menaruh lembar jawaban mereka kemeja guru.

Setelah itu pak mamat keluar dari kelas karna memang bel istirahat sudah berbunyi, Gibran dan kedua sahabatnya memutuskan untuk keluar dari kelas menuju kekantin.

Saat dilapangan langkah Gibran harus terhenti kala melihat Alina yg tengah duduk dibawah tiang bendera.

"Eh.. lo duluan aja, nanti gw nyusul!" Ucap Gibran dan diangguki oleh kedua temannya.

Gibran menghampiri Alina yg tengah duduk sambil mengusap keringat didahinya.

"Ngapain lo disinih?" Ketus Alina saat iya sadar bahwa ada Gibran disampingnya.

"Lo sendiri ngapain dibawah tiang bendera pake keringetan segala!"

"Gw dihukum sama pak bani, karna ga ngumpulin tugas!" Jawab Alina.

"Yaudah yuk kekantin!"

"Nanti dulu gw masih capek tau ga, coba aja lo ga banyak tingkah tadi pagi. Pasti kita ga akan telat!" Omel Alina.

"Iya Al, iya gw minta maaf!" Ucap Gibran.

"Cepetan ah, gw laper nih. Bangun atau gw gendong!" Bisik Gibran tepat ditelinga Alina.

Alina mendelik kearah Gibran, dan setelah itu iya langsung bangun dari duduk nya. Gibran yg melihat hal itu langsung terkekeh geli.

"Yuk" Gibran menarik Alina menuju kantin dengan tangan yg menggengam erat tangan Alina.

Tanpa mereka sadari dari kejahuan seorang perempuan menatap mereka berdua dengan kebencian. Iya sangat benci dengan pemandangan seperti itu, rasa dendam mulai muncul dibenak nya.

"Tunggu tanggal mainnya Alina letisya!" Ucap nya tersenyum miring.

***

23-12-2020

Salam sayang
Tri rahayu febriyanti😙❤

Pernikahan muda [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang