22 "Demam"

14.1K 897 21
                                    

Masih berlanjut dengan kesedihan,

Semangat!
°
°
°
°
°
°
°
°

Alina baru saja sampai disekolah iya tengah berjalan menelusuri kolidor sekolah, dan saat iya ingin menaiki tangga iya tak sengaja berpapasan dengan si ratu iblis siapa lagi jika bukan Cantika dan dua dayang sumbinya.

Alina terus berjalan tanpa memperdulikan iblis yg sudah menatapnya tajam, Cantika buru buru menghadang jalan Alina iya berdiri tepat dihadapan Alina.

"Minggir lo!" Sentak Alina.

"Berani juga lo ya sama gw!" Ujar Cantika.

"Kenapa juga gw harus takut sama lo!" Kata Alina iya menatap malas kearah Cantika yg berada dihadapannya ini.

"Gw.. mau peringatin lo jauh jauh lo dari Gibran, karna dia itu cuman milik gw!" Ucap Cantika.

"Dih.. kalau halu jangan ketinggian nanti jatuh kan sakit!" Sindir Alina iya segera mendorong Cantika agar tidak menghalangi jalannya.

Alina pun pergi meninggalkan Cantika yg masih mencak mencak tak jelas.

"Awas aja ya tuh cewe gw bakal bales!" Dumel Cantika iya menatap kepergian Alina.

"Bales apa?"

Cantika tersentak kaget kala melihat Gibran berada dibelakangnya, bukan hanya Gibran tapi juga ketiga sahabatnya yaitu Gerry dan Rangga.

"Eh.. Gibran, engga kok kamu salah denger!" Elak Cantika.

Gibran mengangkat bahu nya acuh iya pun segera melanjutkan jalannya namun lengannya segera ditahan oleh Cantika.

"Gibran nanti kekantin bareng ya!" Ajak Cantika iya memeluk lengan Gibran manja.

Gibran menghempaskan tangan Cantika dari lengannya.

"Engga!" Jawab Gibran iya pun segera meninggalkan Cantika dan diikuti oleh kedua sahabatnya.

"Ish.. Gibran!" Cantika langsung mengejar Gibran.

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi 15 menit yg lalu, entahlah tadi pagi cuaca sangat cerah namun lihat sekarang, mendung dan seperti nya akan turun hujan. Alina tengah menunggu ojek didepan sekolah, cuaca begitu dingin membuat Alina menggigil dan memeluk tubuhnya sendiri.

"Duh.. lama banget sih!" Dumel Alina iya sudah menunggu dari lima menit yg lalu.

Alina maaih setia menunggu sampai hujan pun turun mau tak mau iya berlari dari depan sekolah menuju halte yg berada disebrang jalan.

Hujan nya begitu deras hingga membuat pengguna jalan memberhentikan dan memilih meneduh dihalte sama seperti Alina sekarang.

Alina melirik kearah ponsel nya niatnya iya ingin menghubungi Gibran, namun sial nya ponselnya mati.

"Ish.. kok mati sih!" Dumel Alina.

Alina menatap kesekitar banyak sekali pengendara yg tengah berteduh, hujan sangat deras saat ini angin juga sangat kencang membuat hawa dingin menusuk kulit Alina yg hanya menggunakan seragam putih abu abunya.

Pernikahan muda [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang