Happy reading💞
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°Alina masih sibuk dengan gambarannya iya tersenyum senang kala hasil gambar nya sangat memuaskan, dan iya juga sangat suka dengan gambar nya ini.
Bukan hanya Alina semua orang yg mengikuti perlombaan menggambar pun turun senang dengan gambar mereka.
Seorang siswi tengah mengawasi keadaan sekitar iya juga turut menjadi panitia dan hal itu akan memudah kannya untuk melaksanakan rencana.
Iya melirik Rangga yg tengah berjalan sambil mengawasi para peserta sedang kan Gerry iya tengah sibuk dengan ponsel nya.
Iya mengeluarkan bensin yg tak terlalu banyak disaku nya, setelah itu iya menyiram kan nya kearah kabel yg berada diruangan tersebut. Dan setelah itu iya berdiri dari duduk nya.
"Gerry, gw pamit ketoilet dulu ya" izin nya.
Gerry yg berada disamping nya hanya mengangguk tanpa melihat siswi tersebut.
Iya berjalan saat ingin keluar iya segera melemparkan korek api yg menyala pada kabel yg sudah tersiram bensin tersebut.
Dan
Api pun muncul dengan cepat dan menyambar bagian kabel hal itu pertama kali disadari oleh Gerry, Gerry menatap api yg kecil yg mulai membesar dan merambat tersebut iya segera berteriak pada para murid untuk keluar dari ruangan.
"SEMUA NYA KELUAR!!!!" Teriak Gerry.
Rangga yg penasaran pun maju iya melotot saat api sudah membakar dibagian samping ruangan, iya jiga menyuruh para murid untuk keluar.
"KELUAR SEMUA NYA, KELUAR!!!" Teriak Rangga iya mengintruksikan pada para murid untuk keluar, semua murid dibuat panik mereka berlari dengan terburu buru dan juga dorong dorongan.
Begitu juga dengan Alina, Alina yg posisi nya paling pojok agak kesusahan untuk keluar karna kondisi yg kacau ditambah lagi api semakin membesar dan merambat.
Alina berlari dari tempat nya menuju pintu utama aula, semua murid berdorong dorongan berebut untuk keluar sebelum api benar benar membakar tubuh mereka hidup hidup.
Alina terjatuh karna berdesak desakan kaki nya tak sengaja ke injak oleh salah satu murid yg berhambur keluar.
Alina meringis iya mencoba untuk bangkit namun tak bisa kaki nya sangat sakit, Alina tak menyerah iya terus berusaha keluar namun terlambat.
Semua murid berhasil keluar dan bersamaan dengan itu sebuah ledakan kecil terjadi didalam sanah, asap sangat banyak membuat pengelihatan Alina buram dan nafas nya yg begitu sesak.
Alina tak kuasa menahan sesak didalam aula yg sudah terbakar sebagian, iya jatuh pingsan karna terlalu banyak memghirup asap yg tebal.
***
Gibran yg mendengar ruang aula terbakar pun langsung panik begitu juga dengan Nabila dan Ria, mereka berdua berlari menuju ruangan untuk melihat kondisi Alina. Mereka berharap Alina selamat sama seperti murid murid lainnya.
"ALINA MANA?!!" Bentak Gibran pada Gerry dan Rangga yg tengah terduduk lemas dilapangan, begitu juga para murid yg lainnya.
"Alina? Gw ga tau Alina dimana?" Rangga menyandar kan pandangannya mencari keberadaan Alina.
"BRENGSEK!!!" Gibran berlari menuju ruang aula iya tidak memperdulikan teriakan para guru yg menyuruh nya untuk tidak mendekati ruang aula yg sudah terbakar itu.
Gibran membasahi almameter nya dengan air yg digunakan oleh para siswa untuk memadamkan api, setelah itu iya masuk kedalam ruangan mencari keberadaan istri nya.
"ALINA!!! ALINA LO DIMANA?!!" Teriak Gibran. Iya menyandar kan pandangan nya mencari keberadaan Alina, walau penglihatannya tidak cukup jelas Gibran tetap terus mencari Alina.
Api sudah sebagian membakar bangunan tersebut, dengan Gibran yg terus mencari Alina.
"ALINA!!!" Gibran menghampiri seorang gadis yg sudah terkapar lemah dilantai dengan api yg mengepung nya, Gibran mematikan api yg berada dirambut dan juga baju Alina iya juga menyelimuti tubuh istri nya itu dengan almameter yg tadi iya basahi.
"Aku mohon kuat Al!" Ucap Gibran lirih iya bergegas keluar dari ruang aula yg sudah terbakar itu.
Keadaan diluar sangat kacau semua orang mengkhawatir kan Gibran dan Alina yg berada didalam, bersamaan dengan itu mobil pemadam kebakaran pun datang mereka segera memadam kan api dengan alat alat yg ada.
Gibran keluar dari ruangan dengan selamat walau ada luka bakaran ditubuh nya, namun iya tidak peduli demi Alina iya rela menukar nyawanya.
Gibran langsung berjalan gontai disanah para guru langsung membawa Alina dan Gibran keambulan yg kebetulan ada disanah, kondisi Alina sangat parah wajah nya sedikit melepuh karna terkena api.
Bukan hanya wajah namun. Kaki, tangan, dan masih ada lagi. Gibran menggenggam tangan Alina iya mengecup nya berkali kali berusaha untuk tenang walau sebenar nya iya khawatir dengan kondisi istri nya itu.
"Al.. please kuat, jangan tinggalin aku Al" ucap Gibran iya terus menggengam kuat tangan Alina.
***
Sesampai nya dirumah sakit Alina langsung ditangani oleh dokter, Gibran terduduk lemas dikursi yg letak nya berada didepan ruangan Alina.
"Gibran! Alina mana?" Alya dan Arya datang bersamaan dengan itu Dwi dan juga Arka juga turut ada disanah.
"Mama, Alina lagi ditangani mah!"
"Hiks.. Alina!" Alya menangis dipelukan sang suami, iya benar benar khawatir setelah mendapat kan kabar dari pihak sekolah. Jika ada kebakaran disalah satu ruangan, dan yg membuat nya semakin panik adalah bahwa putri sematawayang nya itu juga ada didalam ruangan tersebut.
"Maafin Gibran mah, Gibran ga becus jagain Alina" ucap Gibran iya menatap Alya yg menangis dipelukan Arya.
Alya menggeleng iya menatap menantu nya itu. "Engga Gibran ini bukan salah kamu, ini kecelakaan nak!"
"Kita berdoa saja semoga Alina baik baik aja ya" ujar Arka.
***
07-02-2021
Up lagi aku cuk, gimanah gimanah menurut kalian siapa dalang nya??
Yg penasaran terus pantengin ya, dan jangan lupa vote nya oke😉
Salam sayang
Tri rahayu febriyanti😚❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan muda [TAMAT]
Teen Fiction(FOLLOW DULU BARU BACA) Ibaratkan anjing sama kucing sekandang, gimanah hayo? Pasti berantem terus kan. Sama seperti Alina dan Gibran saat mereka bertemu pasti ada saja kejadian kejadian yg membuat kedua remaja ini bertengkar, tidak dijalan, diseko...