38 "Dalang dibalik penculikan"

11.1K 650 2
                                    

Happy reading💞
°
°
°
°
°
°
°
°
°


Gibran baru saja sampai diapartemen setelah iya pulang dari rumah mertuanya, Gibran dipanggil untuk diberi tahu bahwa penculik yg menculik Alina sudah ditangkap. Tentu Gibran langsung datang iya ingin sekali menghabisi nya langsung, namun urung karna mereka sudah terlanjur dibawa kekantor polisi.

Gibran melangkah menuju kelantai atas, namun langkah nya harus terhenti kala melihat Alina tengah berkutik didapur. Alina sedang sibuk dengan masakannya, sampai tak sadar Gibran sudah berada dibelakangnya. Dan memeluknya dari belakang.

"Eh?"

Alina tersentak kala tangan kekar milik Gibran memeluknya erat, Gibran menyembunyikan wajah nya diceruk leher Alina menghirup aroma tubuh Alina yg wangi vanila.

"Gong.. lepas deh gw lagi masak, lo kebiasaan banget sih nempel mulu!" Ujar Alina iya berusaha melepaskan tangan Gibran yg memeluk perut nya.

"Sebentar aja Al, gw mau kaya ginih dulu!"

Alina menghela napas iya mematikan kompor dan membiarkan Gibran memeluk tubuh nya erat, Alina tidak tau jika Gibran baru saja pergi untuk bertemu dengan penculik yg sudah menculik dirinya.

"Emang lo habis dari mana sih gong?"

Gibran yg tadi menutup mata nya, iya segera membuka mata nya dan menatap Alina dari samping.

"Kepo"

Alina berdecak kesal sedang kan Gibran iya terkekeh pelan. Gibran membalikan tubuh Alina dengan mengangkatnya, dan mendudukan tubuh Alina dimeja makan.

Alina yg mendapatkan hal itu pun tersentak kaget, iya memukul pelan lengan kekar Gibran.

"Ihh.. nyebelin lo gong!" Kesal Alina.

"Lo lucu tau ga kalau lagi kesel" ucap Gibran iya mengecup kening Alina.

Alina mendengus iya dengan sengaja mengusap kening nya yg tadi dicium oleh Gibran. Sedang kan Gibran yg melihat itu semakin gencar untuk menciun setiap sudut diwajah Alina hingga sang empuh berteriak kesal.

Cup

Cup

Cup

"Ihhh... jangan cium cium" Alina dengan segera mengusap wajah nya yg terus dicium oleh Gibran.

Cup

Gibran mengecup bibir Alina membekap bibir ranum itu dengan bibirnya, iya melumatnya dengan lembut. Sedang kan Alina iya sedikit memberontak kala mendapatkan ciuman mendadak itu.

"Astagfirulloh, mata gw lagi lagi ternodai!" Rangga menutup mata nya dengan kedua tangannya, sedang kan Gerry iya hanya berdecak.

Mereka baru saja sampai diapartemen milik Gibran, karna pintu apartemen yg tidak dikunci maka dengan senang hati mereka masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu, biar cepet katanya.

Alina langsung mendorong pundak Gibran agar menjauh dari dirinya, iya segera turun dari meja. Sedang kan Gibran iya berdecak kesal.

"Kalau masuk ketok pintu dulu, main nyelonong aja!" Cibir Gibran.

"Hehehe.. lagian salah sendiri, punya pintu kaga dikunci. Untung kita yg masuk kan bukan orang lain!" Kata Rangga.

"Ngapain kesinih?" Tanya Gibran.

"Lo disuruh om Arya, buat kekantor polisi sekalian bawa Alina juga" jawab Gerry.

Alina menatap Gibran dengan alis terangkat, meminta penjelasan pada suami nya itu.

Pernikahan muda [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang