Haihai jangan lupa vote nya ya
😄😄😄Happy reading💞
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°Alina mengucek mata nya kala sinar matahari menerpa wajahnya, iya ingin bangun namun pinggangnya terasa sangat berat iya melirik dan mendapati sebuah tangan yg tengah merangkulnya.
Alina dengan cepat melepaskan rangkulan itu dari pinggangnya, iya berjalan menuju kamar mandi.
Selesai mandi Alina turun kebawah berniat untuk masak sarapan, kemarin mereka baru saja pulang dari hotel dan sekarang mereka tengah berada dirumah yg sudah diberikan oleh kedua orang tua mereka.
Gibran meraba seseorang disampingnya namun nihil iya tak menemukannya, dengan perlahan iya membuka matanya dan menyandarkan pandangan mencari istri nya yg super duper nyebelin itu.
Namun nihil iya tak menemukannya Gibran pun memutuskan untuk tidur kembali karna iya masih mengantuk.
Sedangkan itu dibawah Alina sudah memasak sarapan berupa nasi goreng yg kelihatannya enak.
"Akhirnya jadi juga!" Alina meletakan piring yg berisi nasi goreng tersebut kemeja makan, iya melirik keatas iya rasa iya harus membangun kan suami menyebalkanya itu untuk makan.
Alina pun memutuskan untuk naik keatas memastikan bahwa Gibran sudah bangun, iya membuka pintu kamar iya menatap malas manusia yg masih terbungkus selimut itu, ya kira kira mirip rinsol rasa dugong.
Alina mendekati Gibran yg masih tertidur dengan tengkurap, iya menarik selimut yg menutupi tubuh Gibran dengan paksa.
"Gong.. bangun!!" Alina menarik selimut tersebut, membuat Gibran berdecak kesal.
"Apa sih Al, gw masih ngantuk tau!" Kesal Gibran iya menutup telingannya dengan bantal, agar tak bisa mendengarkan ocehan Alina.
Alina yg kesal pun mulai beranjak keatas kasur, iya pun memulai aksi nya melompat lompat diatas kasur king size itu dengan semangat iya meloncat lebih tinggi sampai kepala nya bisa menyentuh langit langit kamar.
"Gibran bangun, Gibran bangun!!" Alina terus meloncat loncat dengan lincahnya, tak hiraukan kasur yg iya tengah loncati ini berdecit. Dan
Kreek
Bruuk
Alina menutup mulut nya kala ranjang tersebut jebol. Sedangkan Gibran menatap Alina dengan tatapan malasnya.
Setelah kejadian tadi Alina dan Gibran tengah duduk dimeja makan, mereka tengah menyantap Sarapan yg dibuat oleh Alina.
"Gong.. gimanah enak ga?" Tanya Alina iya menatap Gibran dengan alis terangkat.
"Hm, biasa aja!" Alina mendengus kesal mendengarnya, iya manatap malas kearah Gibran. Iya pun memutuskan untuk melanjutkan makanannya, sedangkan Gibran iya terkekeh pelan.
"Habis ini gw mau keluar bentar, mau beli ranjang baru. Lo dirumah aja!" Baru saja Alina ingin mengatakan ingin ikut namun si dugong memotongnya.
Alina merengut iya pun beranjak untuk menaruh piring kotor tersebut kewastefel, dan diikuti oleh Gibran dari belakang.
***
Alina tengah bersantai disofa rumahnya, larat rumah dirinya dan Gibran. Rasa nya baru saja kemarin iya bertemu Gibran, bertengkar dengannya, mengerjainya. Dan sekarang iya sudah sah menjadi istrinya. Memang ya takdir tidak bisa ditebak.
Alina bertemu dengan Gibran disebuah toko kue, ya padahal Alina sudah sering bertemu Gibran disekolah. Saat dirinya kelas 10 dan Gibran kelas 11.
Saat itu Alina ingin membeli kue, dan dengan kebetulan Gibran pun juga sama ingin membeli kue tersebut. Dan terjadi lah adu mulut salah satu dari mereka tak ada yg mau mengalah. Dan dengan terpaksa sang penjual kue tersebut pun memberikannya kepada Gibran, karna Gibran beralasan bahwa sepupunya sedang ulang tahun.
Dan saat itulah Alina mulai benci Gibran dan berjanji akan terus membuat Gibran kesal, dengan cara mengerjainya.
Gibran baru saja keluar tadi iya pergi untuk membeli kasur beserta ranjang untuk tempat tidur mereka sedangkan Alina iya tengah duduk disofa dengan camilan dipangkuannya.
Alina tengah sibuk menonton tv, dengan mulut yg sudah dipenuhi dengan camilan. Tiba tiba bel rumah berbunyi membuat Alina bangun dari duduk nya dan beranjak untuk membukakan pintunya.
"Lo udah pulang gon-" ucapan Alina terhenti kala melihat siapa yg datang, dua wanita paruh baya menatap Alina dengan binggung.
"Eh.. mama kalian ngapain kesinih?" Tanya Alina saat menyadari tamu tersebut adalah mama nya dan juga mama mertuanya.
"Emang nya mama ga boleh kesinih?" Alya masuk diikuti oleh Dwi.
"Ya boleh lah ma!" Ucap Alina.
"Eh... kok cuman sendiri Gibran dimanah?" Tanya Dwi iya menatap menantu nya itu.
"I-itu Gibran lagi keluar" jawab Alina gugup, bisa mampus dia kalau mama nya tau kalau kasur jebol.
Mereka pasti bertanya yg aneh aneh.
"Keluar.. emang mau ngapain?" Tanya Alya pemasaran.
Alina menggaruk tengkuknya yg tidak gatal, iya sedikit binggung harus menjawab apa?
"I.. itu-"
"Bawa masuk aja mas!" Ucapan Alina terpotong kala, Gibran masuk kedalam rumah tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu. Iya tengah sibuk menyuruh tukang yg tengah membawa ranjang untuk masuk kedalam rumahnya.
Alya dan Dwi sontak menghampiri Gibran begitu juga dengan Alina, iya berdiri dibelakang kedua wanita paruh baya itu.
"Bran.. ini ranjang buat siapa?" Tanya Dwi. Gibran sontak menoleh, namun iya mengkerutkan dahinya kala melihat Alina berdiri dibelakang sang mama.
Dan seperti mengisyaratkan nya untuk diam dan tak menjawab pertanyan dari sang mama.
"Gibran mama tanya kok diam aja!" Dwi menatap Gibran dengan penuh tanya.
Sedangkan Gibran iya binggung apa yg sesang Alina lakukan, iya mengangkat alisnya menatap Alina.
Dwi dan Alya yg penasaran mengikuti arah pandang Gibran pun, menoleh kearah belakang mereka melihat Alina yg tengah tersenyum. Dan beralih menatap Gibran kembali.
"Gibran, mama tanya loh!" Tanya Dwi lagi.
"Ah.. itu ma, buat ranjang dikamar Gibran soalnya. Tuh ranjang jebol!" Jawab Gibran jujur.
Alina menepuk jidatnya iya mengeruti didalam hati, kenapa suaminya itu tidak peka. Ck dasar dugong!
Alya dan Dwi sontak saling tatap, setelah itu Gibran pamit kekamar untuk memasang ranjang tersebut.
Sedangkan Alina iya meringis kala kedua wanita paruh baya, yg statusnya mama nya dan juga mama mertuanya itu menatap dirinya.
"Jujur aja kali Al, mama ga bakal bilang sama siapa siapa kok!" Ujar Alya.
"Iya, eh berapa ronde tadi malam. Kok bisa sampe jebol gitu ranjangnya?" Tanya Dwi.
Alina mengumpat didalam hati, benar kan pasti kedua wanita dihadapannya ini berpikir yg tidak tidak.
"Ck, dasar mak mak mesum!" Batin Alina.
***
Jangan lupa vote dan komennya ya
😄😄😄Salam sayang
Tri rahayu febriyanti😚❤02-12-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan muda [TAMAT]
Teen Fiction(FOLLOW DULU BARU BACA) Ibaratkan anjing sama kucing sekandang, gimanah hayo? Pasti berantem terus kan. Sama seperti Alina dan Gibran saat mereka bertemu pasti ada saja kejadian kejadian yg membuat kedua remaja ini bertengkar, tidak dijalan, diseko...