73 "Pingsan"

8.8K 475 40
                                    

Happy reading💞
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°

Alina menatap sekilas kearah Gibran yg tengah sibuk memakai sepatu nya iya sedikit ragu untuk berbicara pada Gibran, tapi sudah lah akhirnya Alina pun menghampiri Gibran.

"Gw minta uang" pinta Alina, Gibran tanpa menatap Alina iya mengambil 5 lembar uang berwarna merah dan memberikannya kepada Alina.

"Cukup?" Tanya Gibran.

"Hm" Alina memasukan uang tersebut ke dalam saku roknya dan setelah itu iya pergi begitu saja meninggalkan Gibran, sekarang Alina tidak akan sama dengan wanita lain nya disaat sang suami berselingkuh maka sang istri akan mohon mohon pada sang suami untuk tetap menjalin hubungan demi rumah tangga yg makmur.

Namun tidak dengan Alina dia sudah muak dan iya berjanji tidak akan pernah ikut campur kedalam hubungan Aluna dan Gibran, walau begitu hati kecil nya berharap bahwa ini semua tidak benar.

Semoga saja.

Dan satu Alina bukan gadis yg cengeng sekarang iya akan berusaha tegar, dan iya berjanji jika Gibran mengatakan hal yg membuat nya sakit hati maka saat itu juga iya tidak akan tinggal diam.

Dikira Alina perempuan lemah apa? Inget dia tidak selemah itu ferguso.

Gibran kamu kok lama sih aku udah nunggun lo

Cepetan jemput ih

Gibran menatap layar ponsel nya iya berdecak kala membaca pesan dari perempuan itu, ck menyebalkan.

Mau tak mau Gibran pun berjalan keluar dari apartemen dan setelah itu iya pun pergi.

***

Bel masuk sudah berbunyi Alina berlari kencang kala melihat gerbang sudah ditutup, iya berdecak kesal kala pintu sudah tertutup rapat. Ck andai saja iya tidak pergi menggunakan angkot pasti tidak terjebak macet dan ujung ujung nya iya harus telat.

Alina tak kehabisan akal iya memanjat tembok sama seperti yg dulu iya lakukan disaat dirinya telat, Alina pun berhasil mendarat dengan mulus tidak seperti biasanya yg selalu saja pantat nya dulu yg mencium tanah.

"Ah.. berhasil untung aja ga pantat dulu yg mendarat" gumannya.

Alina menepuk nepuk rok nya guna menghilangkan debu yg menempel, saat iya ingin beranjak tiba tiba saja sudah ada seseorang yg berdiri tepat dihadapannya.

"Mau kemana?" Alina mendengus kesal kala melihat Gibran berdiri dihadapannya.

"Ya mau masuk kekelas lah lo pikir mau kemana?" Ketus Alina.

"Ikut gw" Gibran menyuruh Alina untuk berjalan didepannya sedang kan Gibran iya berjalan dibekalang Alina.

"Ih.. kagak bisa kabur kan kalau kaya ginih!" Batin Alina kesal.

Alina berhenti dilapangan dibelakangnya Gibran masih setia mengikuti nya.

"Sekarang lari 10 putaran" ujar Gibran.

Alina menatap tajam kearah Gibran, jangan kan 10 putaran 1 putaran pun pasti nya Alina tidak akan sanggup.

"Kenapa harus 10?" Protes Alina.

"Ya harus lah"

Alina dengan kesal pun mulai menjalankan hukumannya, sedang kan itu Gibran terus memperhatikan Alina dari samping lapangan. Ada rasa tidak enak dibenak Gibran iya tidak tega melihat Alina yg seperti nya sudah kelelahan padahal iya baru saja menyelesaikan putaran kedua.

Alina terus berlari namun seperti nya iya akan tumbang kepala nya sakit, ditambah lagi iya belum sarapan sama sekali.

Dan benar saja baru saja akan menyelesaikan putaran kelima Alina ambruk ketanah, Gibran yg melihat itu panik dan langsung berlari kearah Alina.

"Alina!!" Gibran mengangkat kepala Alina agar menyandar ke pahanya, iya menepuk nepuk pelan pipi Alina merasa tidak ada jawaban Gibran langsung mengangkat tubuh Alina ala bridal stye.

***

Alina mengerjapkan mata nya menyesuaikan cahaya, iya menatap sekelilingnya bau obat langsung menerpa indra penciumannya.

"Al.. lo udah sadar" Alina menatap Nabila yg tengah berada disamping brankar nya bersama Ria, mereka tengah menatap khawatir kearah Alina yg baru saja sadar.

"Gw dimana?" Alina menatap sekelilingnya.

"Lo di UKS" jawab Nabila iya mengambil segelas air putih dan menyodorkannya kepada Alina.

"Minum dulu Al" ujarnya.

Alina pun meminum air putih itu, Alina menggeruti dirinya sendiri karna tidak sarapan terlebih dahulu. Ditambah lagi kepala nya sangat pusing sekali.

"Siapa yg bawa gw kesinih?" Tanya Alina.

"Kak Gibran yg bawa lo kesinih, dia nyuruh kita buat nungguin lo sampe sadar terus juga dia ngasih ini. Dimakan katanya" Ria menyodorkan nasi goreng pemberian Gibran kepada Alina, Alina hanya diam iya menatap nasi yg berada dihadapannya itu.

"Gw ga nafsu"

"Lah.. kenapa lo pingsan karna belum makan kan, ayolah Al makan dulu!" Bujuk Nabila.

"Kenapa bukan Gibran aja yg nemenin gw, kenapa dia lebih milih pergi. Gw disinih butuh dia tapi apa dia malah biarin gw gitu aja!" Kata Alina iya benar benar tak habis pikir dengan Gibran kenapa iya berubah begitu saja, dimana Gibran yg dulu perhatian pada nya dimana Gibran yg selalu menjahilinya?

"Kenapa disaat gw udah mulai cinta sama dia, disaat gw udah mulai ingat semua nya, dia malah berubah gitu aja. Gw benci kenapa gw harus suka sama  dia kenapa gw harus cinta sama dia!!" 

Nabila mengusap punggung Alina guna menenangkan sahabat nya itu.

"Gw ngerti kok Al, lo boleh nangis sepuas nya tapi inget lo ga boleh kalah sama Aluna. Gibran suami lo sedang kan Aluna dia cuman orang ketiga yg berusaha ngehancurin rumah tangga loh! Lo harus buktiin kalau lo ga lemah!" Jelas Nabila dan diangguki oleh Ria.

"Iya, kita akan terus ada buat lo. Jadi jangan pernah mendem semua nya sendiri ya Al!" Ujar Ria.

Setelah itu mereka pun berpelukan, Alina benar benar bersyukur memiliki dua sahabat seperti Nabila dan Ria yg selalu mendukungnya disaat dirinya terpuruk.

Dibalik pintu UKS Aluna sudah mendengar semua nya iya kaget kala tahu bahwa Alina dan Gibran bukan hanya sekedar pacar tapi sudah sah menjadi suami istri.

Aluna tersenyum sinis.

"Liat aja gw bakal buat rumah tangga kalian hancur, siap siap aja Alina letisya!" Guman Aluna pelan.

***

27-02-2021

Maaf baru up cuk🙏
Niat nya sih kemarin up nya tapi karna suasana hati Author lagi ga bagus jadi Author undur😥

Seginih dulu ya☺

Salam sayang
Tri rahayu febriyanti😚❤

Pernikahan muda [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang