Assalamualaikum wr wb.Haihai jangan lupa vote dan komennya ya😉😉😉
Happy reading 💞
°
°
°
°
°
°
°Alina dan Gibran masih terduduk diruang tamu pak Rt, mereka tengah menunggu kedua orang tua mereka datang. Setelah 2 jam menunggu akhirnya kedua orang mereka pun datang, Alina yg melihat sang mama datang langsung berhambur memeluk sang mama sambil terisak.
"Alina!" Alya memeluk putri nya dengan erat, iya sudah diberi kabar oleh guru Alina bahwa Alina hilang bersama satu murid yaitu Gibran.
Gibran juga sama iya memeluk sang mama dengan erat, Dwi mama Gibran sangat khawatir saat tau Gibran hilang dihutan.
Setelah itu mereka dipersilakan duduk.
"Jadi beginih bu, pak" kedua warga tersebut menjelaskan tentang, apa yg mereka lihat pas digudang tersebut. Padahal itu semua tidak seperti apa yg mereka lihat.
Alya dan Arya tanpak kaget sekaligus tak percaya begitu juga dengan kedua orang tua Gibran. Dwi dan juga Raka tidak percaya jika sang putra melalukan itu.
"Itu ga bener ma, Alina tadi kepeleset terus. Gibran mau tolongi terus kita jatuh bareng juga!" Alina berusaha menyakinkan kedua orang tuanya agar percaya pada dirinya.
"Iya sayang, mama percaya sama kamu kok" Alya memeluk Alina yg kembali terisak, iya khawatir pada putri nya.
"Tapi pak, kami liat mereka berdua mau berbuat mesum. Dan asal kalian tau saja kami sudah sering memergoki, sepasang kekasih yg lagi berbuat mesum seperti mereka!" Salah satu warga itu berusaha berkata tentang apa yg dia liat.
"Cukup pak, bapak cuman liat kan bukan. Mengetahuinya dari awal, mereka hilang pak mungkin saja bener apa yg dikata kan oleh nak Alina!" Ujar Raka papa Gibran.
"Engga pak, kita ga pernah salah lihat. Pokoknya mereka harus diarak!" Putus warga tersebut.
Alina yg berada dipelukan Alya menggeleng kuat, "Alina sama sekali ga berbuat mesum. Ma," Alina kembali terisak dipelukan sang mama.
"Oke beginih saja, bapak mau apa?" Tanya Arya menatap kedua warga tersebut.
"Saya mau mereka diarak, kalau tidak nikah kan saja mereka. Dari pada jadi aib keluarga!" Jawab salah satu warga tersebut.
Arya mengepal kan tangan nya, namun sebuah tangan mengusap lembut permukaan tangannya, dan seketika amarah meredam.
Alya menyuruh sang suami tak berbicara, Alya menatap kedua warga tersebut.
"Pak, saya tau anak saya seperti apa dia tidak akan mungkin berbuat seperti itu." Kata Alya iya berusaha menyakinkan.
"Iya pak, anak kami tidak mungkin berbuat seperti itu. Bapak cuman kenal anak kita dari luar nya saja kan, bukan dalam nya!" Tambah Dwi dan diangguki oleh Alya.
"Sudah lah pak, mereka tidak berbuat mesum disanah. Mereka hilang dan nak Alina jatuh dan ingin dibantu Gibran, jadi sudah lah tidak usah diperpanjang masalah ini!" Kata Pak Rt berusaha untuk melerai berdebatan ini.
"Tidak bisa pak Rt, kampung kita sudah ternodai oleh orang kota seperti mereka. Setidak nya hukum mereka dengan menikah!" Tunjuk Salah satu warga sambil menunjuk kearah Gibran dan Alina.
Arya menarik napasnya dalam, iya sudah geram dan juga kesal namun iya berusaha untuk tenang.
"Yasudah, kami akan menikah kan mereka. Tapi bukan disinih dijakarta, dan kami minta maaf kalau anak kami telah menodai desa ini" putus Arya.
Alina tanpak terkejut begitu juga dengan Alina dan Gibran, namun tidak dengan Alya dan Dwi karna mereka sudah tau keputusan dari suami mereka.
"Pa, papa ga bisa gitu Alina masih pengen sekolah pa!" Ujar Alina iya menatap sang papa tidak percaya.
"Iya om, kita masih Sma mana mungkin nikah!" Ujar Gibran pada Arya papa Alina.
"Gibran, ini udah keputusan. Kamu harus terima!" Kata Dwi menepuk pundak Gibran pelan.
Setelah itu Alina dan juga kedua orang tua nya pergi dari desa itu, bersama dengan Gibran dan juga kedua orang tuannya. Alina masuk kedalam mobil nya dengan wajah yg masih, kesal dan juga sedih.
Kenapa papa nya melakukan ini pada nya, iya tidak mau menikah dan masih mau sekolah. Apa lagi jika iya menikah dengan cowo menyebalkan bin cerewet seperti Gibran, bisa bisa setiap hari kena semprot.
Alina menatap kearah jendela memejamkan mata nya, dan tak lama setelah itu iya pun mulai terlelap.
***
Gibran masih terdiam didalam mobil, iya sama sekali tak ada niatan untuk berbicara, Dwi yg melihat sang putra hanya diam pun mulai membuka topik pembicaraan.
"Gibran" panggilan halus dari sang mama membuat Gibran menoleh kearah sang mama.
"Kami tau gimanah perasaan kalian, tapi ini sudah keputusan nya nak. Papa sama mama udah sepakat untuk menjodohkan kamu dengan Alina, Alya itu temen Sma mama. Dan kebetulan Arya itu temen Sma papa mu juga!" Dwi berusaha menjelaskan nya kepada Gibran.
"Jadi ga ada salah nya kita jodoh kan kamu dengan Alina" lanjut Raka.
Gibran hanya mengembuskan napasnya kasar, iya memang tak setuju dengan keputusan ini. Karna bagaimana pun juga diri nya masih sekolah, bagaimana jika dia tidak bisa menjadi imam yg baik nantinya. Iya juga tidak mau jika calon istri nya adalah Alina si cewe paling menyebalkan didunia.
***
Haihai apakabar kalian semua, semoga baik baik aja ya😄
Gimanah part ini seru?
Jangan lupa spam komen dan juga vote nya ya😄😄😄
Dahh sampai jumpa dipart selanjutnya🖐🖐🖐
Salam sayang
Tri rahayu febriyanti😙❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan muda [TAMAT]
Teen Fiction(FOLLOW DULU BARU BACA) Ibaratkan anjing sama kucing sekandang, gimanah hayo? Pasti berantem terus kan. Sama seperti Alina dan Gibran saat mereka bertemu pasti ada saja kejadian kejadian yg membuat kedua remaja ini bertengkar, tidak dijalan, diseko...