Beritahu gue, bagaimana cara menyukai cowo, disaat hati gue udah lelah sama perlakuan para cowo, termasuk bokap gue
Luna
🍃🍃🍃
"Lo idaman para cewe, Do. Kalau saja lo sadar, diluar sana banyak cewe yang suka sama lo. Waktu pertama kali kita dekat di sekolah, ada beberapa orang yang nanya sama gue tentang lo." jelas Luna. Sepertinya Luna butuh banyak jawaban agar Ferdo percaya pada nya.
"Kan itu mereka. Gue mau nya lo."
"Tapi kan mereka suka sama lo. Kenapa lo ga coba pacaran sama mereka?"
"Lo pikir perasaan gue apaan coba, sampai segitunya. Lagian apa susahnya sih lo suka sama gue? Apa karena gue ga seganteng mantan lo itu?"
Mendengar kata mantan membuat Luna kesal. Kenapa dia malah singgung si Viko?
Sialan! Mood gue jadi ancur.
"Sebenarnya tujuan lo ajak gue kesini buat apa? Kalau lo mau bahas dia, bagus gue pergi." ucapnya ketus, lalu berjalan menjauh meninggalkan Ferdo.
"Tunggu." dengan cepat Ferdo menahan tangan Luna.
"Maaf, gue ga bermaksud membahas mantan lo, cuma gue bingung. Lo dengam mudahnya terima cinta dia, sedangkan gue malah kebalikannya."
Luna diam, tanpa berbalik ke arah Ferdo.
"Lo masih marah?" Ferdo berjalan, menghadap Luna.
"Tatap gue, Lun."
Luna menatap mata Ferdo.
Deg
Ada apa dengan jantung gue?
Padahal tadi Luna kesal sama ini cowo, kenapa sekarang jantungnya berdetak makin kencang.
Sialan, damage nya ga nahan.
"Gue minta maaf jika perkataan gue nyakitin lo. Gue ga bermaksud ungkit mantan lo. Jujur, gue suka sama lo. Gue sayang sama lo. Ya, ok gue tau gue bukan orang romantis, bukan orang yang bisa rangkai kata indah. Karena bagi gue, cinta itu bukan sekedar kata, tapi perbuatan."
Bukan jika lagi njir, tapi lo udah bikin gue kesal. Dan.. "
"Dan apa?"
"Izinkan gue jadi satu-satunya rumah dikala lo sedih, tempat lo bisa cerita semua keseharian lo. Gue ga minta lo harus glowing dulu. Itu sama aja gue cinta sama lo karena fisik."
"Gue tau, do. Tapi gue gak tau harus buka hati lagi atau ga. Harus jatuh cinta lagi disaat gue udah mati rasa."
"Kenapa begitu?" heran Ferdo. Setahunya, mantan Luna cuma satu, yaitu Viko. Saudaranya. Itu pun dia tanya langsung dari sahabatnya, Fitri dan Dita.
"Lo tau kan cerita gue waktu itu?"
Ferdo mengangguk. "Tau. Gue ingat. Hubungannya apa?"
"Lo pasti tau kan, cinta pertama seorang anak perempuan itu papanya? Sedangkan dad gue? Boro-boro perhatian, ngasi uang jajan aja ga pernah. Gue kehilangan perhatian dari cinta pertama gue. Lalu abang gue yang dulunya berjanji akan jadi pelindung gue setelah dad, malah nyakitin gue. Ninggalin gue sama seperti dad. Lalu Viko? Yang jelas-jelas mantan gue satu-satunya tega nyakitin gue. Jadi gue gak berani buka hati lagi, Do." ucapnya sambil tersenyum getir. Senyum yang Ferdo yakin paksaan.
Sedalam itukah luka yang dirasakan Luna, sampai dia mati rasa?
"Jadi gimana? Lo tolak gue?"
"Gue ga tolak lo. Gue juga gak terima lo. Tapi beri gue waktu ya. Beri gue waktu sampai gue benar-benar sayang dan cinta sama lo."
TBC
Gimana? Dapat feel nya belum?
Hehe maaf ya, sebenarnya mau bikin adegan uwuw", tapi karna otak aku buntu, atau mungkin kelamaan jomblo kali ya, makanya gatau cara bikin uwuw.
Oh ya, the first update in new year.
Aku tahu kok, ceritaku jauh dari mata sempurna, dan pasti bertebaran typo. Beritahu aku ya, biar bisa kuperbaiki. Ingat, kritik yg baik jangan sampai menjatuhkan karya atau semangat para penulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luna
Teen Fiction(FOLLOW DULU BARU BACA. JANGAN LUPA VOTE SAIANG) Bukan anak broken home. Punya keluarga, serasa gak punya keluarga. Keluarga utuh, tapi kurang kasih sayang. Semenyedihkan ini gue sekarang. Dan itu yang buat gue mati rasa. Maaf, bukannya gue kurang...