Luna ~ 86

142 2 3
                                    

Maapin akuu yang sering salah ketik nama😭 gatau kenapa sering banget lupa. Jadi, aku buatt disini aja deh biar sebagai penanda juga siapa" aja nama didalam cerita aku.

3 bersaudara
Jerry
Luna
Merry

Viko (mantan Luna)

Dean (sepupu Luna) ingat kan? Yang waktu Luna kabur dari rumahnya saat keluarganya pada liburan? Aku lupa di chapter berapa😭

Ferdo (pacar Luna)

Tabitha (Teman satu kampus Luna)

Fitri dan Dita (sahabat Luna)

Ntar kalau ada yang kurang, komen aja xixixi

Py readingg gengss🤙🤙

***

"Lo tuh dah gue bilangin jangan asal masuk! Lo pikir ini kost kawan lo yang bisa bebas masuk kapan aja hah?!"

Kalian pasti tahu itu siapa. Ya, siapa lagi kalau bukan Tabitha. Si cewek garang ngalahin ibuk kos yang sedang  marah karena tamu asal masuk kamar orang tanpa izin.

"Gue dah izin anjir, lo nya aja ga kedengeran." Bantah cowok itu.

"Lagian lo aneh banget, kelas pagi masih sempat-sempatnya nyalain musik DJ di jam 6 pagi."

"Hehehe, biar ada tenaga cuy, apalagi nanti pak Dedi yang masuk. Lo tau sendiri kan gimana bapak itu?"

Viko - cowo tersebut menganggukan kepalanya. Gak hanya mereka, hampir satu fakultas tau bagaimana cara ajar dosen itu yang sangat membosankan. Kalau dosen hukum lain selalu memilih kerja kelompok, atau lempar pertanyaan untuk memancing diskusi bahkan debat, beda sama bapak ini yang selalu menceritakan kisah hidupnya dulu baru masuk ke sesi belajar. Membuat semua yang ada dikelas ngantuk duluan.

Memilih abai, cowok itu celingak-celinguk mencari seseorang yang belum menampakkan batang hidungnya. Meninggalkan Tabitha yang masih sibuk dengan kegiatan nyuci piring ditemani dengan musik DJ.

Kekamar, WC, ruang nonton sudah dia datangi, namun sosok yang dia cari tak kunjung ketemu. Kemana gadis itu?

"Lo nyari Luna?" Tanya Tabitha sembari menata piring yang sudah dicuci ke rak piring, seolah tau apa yang lagi dicari cowok itu. "Dia pergi ke kedai simpang sana. Katanya mau beli bubur ayam buat sarapan pagi."

Cowok itu menganggukkan kepalanya, gak lupa mengucapkan terimakasih. Lalu memilih untuk duduk di sofa sembari membuka chat Jerry yang gak sempat dia baca kemarin. Saking sibuknya mengerjakan tugas dari dosen sampai lupa membalas chat dari Jerry.

Dahi cowok itu berkerut saat melihat isi chat dari Jerry. "Vn? Tumben."

Cowok itu langsung mengeluarkan  handset yang selalu dia bawa dari dalam kantung celana nya, mencolokkan ke lubang khusus di hp sambil memasangkan ke telinga nya. Lalu menekan tombol play dan mendengar semua isi vn itu.

"Sudah gue duga."

***

"Masih ingat rumah juga ternyata."

Sontak Merry yang ke gep baru sampai rumah terkejut hingga paperbag belanjaan nya jatuh.

"Kapan Lo sampai?" Masih dengan raut terkejutnya, gadis itu langsung memeluk abang satu-satunya. "Gue kangen tau, lama banget lo dikota orang. Betah banget huh."

Bukannya membalas pelukan adiknya, cowok itu berusaha melepas pelukan itu lalu menatap tajam kearah adiknya. Rasa kesal yang sudah diambang batas karena kelakuan adiknya yang benar-benar membuatnya ingin menghabisinya saat ini juga. Beruntung dia perempuan jadi masih bisa ditahan walau rasanya ingin menonjok gadis itu.

"Gue bela-belain kesini padahal gue masih harus bimbingan skripsi demi melihat kondisi mom, dan lo dengan santainya ninggalin mom gitu aja? Bahkan dari pagi lo pergi sampai malam, lo ngapain aja diluar sana, hah?!"

Bukannya minta maaf, gadis ini malah semakin emosi karena merasa dirinya emang gak bersalah disini."Kok lo marah si? Ya gue keluar tuh kerja sambil refresing dong, kan Lo tau kerjaan gue sekarang apa. Itu aja ribet."

"Lo tuh cewe, harusnya Lo pakai otak lo! Wajar cewe jam segini baru balik? Lo kira semua orang dirumah ini hanya fokus ke mom? Apa gunanya lo sebagai anak perempuan tapi gak bisa jaga mom?" Benar- benar gak habis pikir dengan jalan pikiran adiknya ini.

Padahal dulu kalau dia sakit, yang paling khawatir itu mom. Bahkan beliau lebih mengutamakan kesehatan Merry yang hanya sakit dlu doang ketimbang putrinya satu lagi yang masuk rumah sakit.

Jerry tau seberapa sayangnya beliau sama Merry ketimbang Luna. Jangan pikir dia jauh dari rumah tapi gak tahu sifat mommy nya ke putri bungsu nya. Tapi kenapa giliran mommy yang sakit malah Merry gak peduli?

"Taukk ah, gue capek. Gue malas debat. Kalau Lo mau urus ya silahkan. Gue mau tidur. Bye!" Dengan sengaja menabrak kuat bahu abangnya dan menghentakkan kakinya, meninggalkan Jerry yang tengah meredam emosinya yang sedari tadi dia tahan.

****

Segini dulu ya hehe, ntar kalau ada ide baru up lagi xixi





LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang