Luna ~ 29

1.3K 50 0
                                    

6 hari berlalu tanpa adanya keluarga. Jauh dari keluarga, dan memilih meninggalkan rumah dan mengasingkan diri. Selama itu juga Luna tidak masuk sekolah.

Besok keluarga nya pulang ke rumah. Ahh.. apakah mereka akan mencari dirinya? Atau menangisi kepergian nya? Tidak mungkin. Mereka saja bahagia tanpa Luna. Bahkan secara terang-terangan mereka bilang Luna anak pembawa masalah. Yang artinya mereka tidak bahagia kalau Luna bersama mereka.

"Mom, dad, i miss you." lirih Luna. Dari pagi sampai sore Luna mengurung diri di kamar. Keluar dari kamar saat semua orang sudah terlelap.

Luna berada di balkon kamar sambil melihat ke arah langit, apakah pesawat yang ditumpangi keluarga nya sudah sampai atau belum.

Dean menatap iba ke arah Luna yang seharian tidak keluar dari kamar. Dean menghela napas kasar. Dengan perlahan-lahan Dean masuk sambil membawa sepiring nasi lengkap lauk beserta air minum.

"Dek, makan dulu. Dari pagi kamu belum makan." Panggil Dean sambil menepuk pundak Luna.

Luna pun tersadar dari lamunan nya dan melihat ke arah abang nya sebentar, dan mengalihkan pandangannya ke arah langit.

"Bang, kangen." lirih Luna. Tampak demgan jelas bola matanya mulai berkaca-kaca.

"Bang, kalau gue mati mereka bakalan kangen ya? Atau mereka bahagia?"

Dada Dean terasa sesak mendengar pertanyaan Luna seolah-olah ia ingin pergi.

"Ngomong apa sih, gaboleh gitu. Kalaupun keluarga mu tidak menerima kehadiranmu, abang dengan senang hati bersama mu. Jangan sedih dek. Abang gabisa lihat kamu kayak gini." Dean sambil menghapus bulir air mata di pipi Luna.

Dean memeluk Luna dan berusaha menenangkan nya. "yang namanya orangtua pasti sedih jika anaknya meninggal. Walaupun mereka marah sama kamu, percayalah hati kecil mereka pasti sedih, cuma mereka gengsi."

"Tapi bang, mereka hanya sedih tapi tidak merasakan kehilangan."

"Yang namanya manusia pasti tidak mau merasakan kehilangan, apalagi orangtua mu. Coba kamu tanya sama teman kamu, bahagia tidak kalau salah satu orang tersayang pergi selamanya? Apakah ia merasa kehilangan? Pasti jawabannya iya dek. Abang juga seperti itu. Disaat mommy abang meninggalkan abang dan keluarga tuk selamanya, abang sedih. Merasa kehilangan sosok wanita kuat yang selama ini abang punya. Jadi kamu jangan berpikir seperti itu lagi." Dean sambil menuntun Luna menuju kasurnya. "Kamu harus makan, menunggu itu butuh energi biar ada tenaga."

***

Pukul  20.00 , keluarga Jhonson tiba di kediaman nya. Dengan keadaan letih, lelah mereka masuk ke rumah dan di sambut oleh para maid nya. Mom merasakan hal yang tidak beres terjadi disini.

Setelah seluruh keluarganya masuk ke dalam kamar, Mom menuju ke dapur dan mendapati bibi Sumi. "Bik,sini dulu."

Merasa terpanggil, bi Sumi langsung menuju ke arah majikannya. "Ada apa nyonya?"

"Saya tidak melihat putri saya disini. Biasanya kalau kami pulang ia semangat kali menyambut kami."

"Ooh itu nyonya, sudah seminggu non Luna pergi sudah seminggu tidak balik nyonya." lapor bi Sumi ke majikannya.

Mom terkejut mendengar ucapan bi Sumi.

***

"Bang Dean." teriak Luna kegirangan membuat Dean yang sibuk berkutat dengan tugasnya pun kaget dan segera menuju ke kamar Luna.

"Ada apa sih dek, astaga kamu bikin abang kaget." kesal Dean sambil memasang wajah masam.

"Bang, tadi Luna lihat pesawat sepertinya menuju bandara, pasti itu pesawat yang ditumpangi mommy, daddy sama Merry Jerry." lapor Luna dengan semangat sambil melihat ke arah langit.

Walaupun Luna memilih meninggalkan rumahnya, tapi tetap saja dia menanti kedatangan mereka walau dari jauh. Aku janji dek, aku gakan biarin kamu menderita batin karena ulah keluargamu.

Tidak mendapat balasan, Luna melihat ke arah bang Dean yang ternyata kedapatan melamun. "Bang kok melamun sih?" Luna sambil menggoncangkan tubuh Dean.

"Gak kok dek, abang lagi mikirin tugas abang. Oh ya kamu besok sekolah? Biar abang besok antar kamu."

"Emang abang gak ke kampus?"

"Ya ke kampus lah, masa abang bolos. "

"Terus kenapa?"

"Aduh adekku ini, cerewet kali, yaudah kamu tidur, besok sekolah biar semangat." suruh bang Dean yang langsung disetujui oleh Luna.

"Mimpi yang indah ya dek." bisik Dean sambil mencium kening Luna, lalu pergi.

TBC

Gimana ceritanya? Semakin gajelas ya?
Jangan lupa voment yakk
Sebenarnya aku gasuka ngemis voment tapi aku juga bukan orang munafik. Bagiku Voment itu penyemangatku saat update:)
Jadi please ya Zheyenkkkk

LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang