Luna ~ 87

94 2 3
                                    

py reading guyss💅

Sudah 10menit lamanya gadis itu mencoba menelpon seseorang, namun belum diangkat.

"Ck! Kok ga diangkat sih?!"

Berusaha menelpon kembali, namun kali ini suara operator yang mengatakan telpon diluar jangkauan, apa hp cowok itu mati? Padahal sebelumnya masih tersambung.

Melihat wajah gusar Luna, membuat Tabitha berdecak kesal. Bayangkan saja, dia menanti seseorang mengangkat telponnya sambil berjalan mondar-mandir seperti setrika pakaian. Sebenarnya siapa yang dia telpon?

"Mau sampai kapan lo kayak gini? Pusing gue liat lo kayak gini."

Luna memilih abai, dan terus mencoba menelpon seseorang sambil ngespam chat.

"Kalau gak diangkat, yaudah gausa ditelpon lagi. Mungkin habis batre." ujar Tabitha, karena dirinya juga mendengar suara operator dari hp Luna.

Dan akhirnya Luna menyerah. Gadis itu pun berhenti menelpon dan duduk lesehan diatas karpet bulu diruang tv.

Fyi, setelah Luna pindah dari kos yang mereka dua tempati, ke rumah Jerry, Tabitha juga ikutan pindah. Katanya sih karena kamar kos sebelah berisik banget. Kadang suka ngumpul-ngumpul sampai malam yang jelas mengganggu tidur malamnya. Gak hanya itu, tiap pagi dia selalu kehilangan sendal nya, baik itu hanya sebelah maupun sepasang sendal. Entah siapa yang ambil padahal itu sendal murah, dan bisa- bisanya ada yang maling. Saking kesal nya, gadis itu memilih untuk mengadu kepada pemilik kos atas semua masalah yang dia alami. Tapi percuma, gak membuahkan hasil. Jadi  dia memilih pindah ke kos yang direkomendasikan kawan satu tingkatnya, dan yaa kos yang sekarang dia tempati ternyata jauh lebih nyaman.

Jadi, Luna sekarang memilih nginap dirumah Tabitha, entah sampai kapan dia disini merepotkan Tabitha. Untung saja gadis itu gak mempermasalahkan hal itu.

Rasanya kepalanya seperti mau meledak. Banyak hal yang menjadi tanda tanya menyangkut pacarnya dan gak ada satupun jawaban. Semua terasa membingungkan semenjak beberapa hari yang lalu cowok itu susah buat dihubungi, dan akhirnya Luna memilih untuk bercerita kepada Tabitha, barangkali semua pertanyaan yang ada di pikirannya terjawab. "Gue nelpon doi gue. Belakangan ini dia sulit banget dihubungi. Kadang tiap gue chat dia balas 1-2 hari. Dan balasannya selalu diawali dengan kata maaf, maaf aku ketiduran, maaf paket data ku abis, maaf ini itu lama-lama gue muak sama kata maaf nya."

"Gue bingung, entah apa yang salah dalam diri gue. Gue selalu bertanya-tanya kenapa dia? Kemana aja dia?"

Tabitha memilih diam, memilih untuk mendengarkan semua keluh kesah Luna sampai selesai, baru dia ngasih pendapat.

"Belakangan ini dia aneh. Janji-janji yang dia ucap dulu seakan-akan hanya ucapan aja. Dia bilang sebulan sekali bakalan kesini, tapi gue tungguin sampe berganti bulan gak ada dia datang. Dan lo tau alasan dia apa? Ketiduran. Terus tiap gue coba telpon, gak dia angkat. Padahal dia juga bilang tiap malam telvon ya, gue iya in, tapi sekarang? Alasannya ketiduran mulu."

"Sekali dua kali gue maafin, Ta. Tapi lama kelamaan gue capek harus maafin dia dengan alasan yang itu itu aja."

"Mana tau dia beneran sibuk."

Jawaban Tabitha ada benarnya juga. Apalagi jurusan nya yang benar- benar banyak tugas. Tapi sesibuk apapun kalau emang dia sayang, pasti dia menyempatkan waktu buat ngabarin kan?

"Lo pernah bilang kalau lo kenal sama sahabatnya kan?" Luna menganggukkan kepala.

"Kenapa ga nanya mereka aja?"

Eh? Kok ga kepikiran itu ya?

Luna terdiam sebentar, lalu kembali bicara "Betul juga, gue lupa , asli."

Tabitha mendengus, udah dia duga temannya yang satu ini pasti lupa.

***

Asli cukk aku lupa ga up cerita ini huhuuu.
Ntar aku update lagii, bantu tamein dongg biar makin semangatt💅💅

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang