"Eh Lun, kita duduk disini aja ya, gue malas duduk di belakang, yang ada mah gue tiduran bukan belajar. " ajak Dita sambil menunjuk meja di depan.
"Eh, dah tobat lo? Biasanya walaupun duduk didepan pun lo masih tetap tidur. " sahut Luna bercanda.
"Eh kampret lo, gue mah udah tobat gak tidur lagi saat belajar, gue dah kapok nilai gue amburadul karena sering tidur saat belajar."
"Heheh..sorry, gue kira lo belom tobat setelah dapat nilai anjlok gitu."
"Heh.. lo nya gasadar diri apa, nilai gue jauh lebih tinggi dibanding nilai lo!" ejek Dita.
Tiba-tiba wajah Luna murung.
"eh.. lo kenapa? Apa ada yang salah sama ucapan gue? Sorry ya kalau gitu." sesal Dita, salah ucap. Tanpa sadar ucapannya melukai perasaan Luna.
"Gapapa kok, apa yang lo bilang itu benar, ya gue emang paling bodoh di dunia ini, makanya keluarga gasuka sama gue, bahkan mereka gak anggap gue sebagai anak mereka." ucap Luna asal.
Mendengar ucapan Dita yang terkesan menyinggung perasaan Luna. Luna tersenyum tipis, berusaha terlihat baik-baik saja. Luna langsung pergi ke taman yang ada di belakang sekolah.
"Eh Lo mau kemana? " tanya Dita, namun Luna mengabaikan nya dan berlari ke taman.
Setelah sampai ditaman, Luna langsung nangis sejadinya. memory otak Luna berputar mengingat awal mulanya orangtua membencinya.
*flashback on*
Sesampainya dirumah saat pengambilan rapor, mom langsung memarahinya dan memukulnya.
"Anak macam apa kamu ini, mom ganyangka sama kamu, kamu buat harga diri mom dan dad rusak karena ulah kamu. Apa salah mom dan dad sehingga kamu membuat kami malu di depan guru-guru kamu? Karena kebodohan kamu, kami jadi malu punya anak seperti kamu. Kamu lihat saudara kamu, mereka selalu membuat mom bangga, tapi kamu malah buat mom kecewa dan malu.sekarang juga, kamu pindahkan semua barang dari kamar kamu ke kamar di dekat gudang. Kamu tidur disana, dan semua fasilitas kamu kami sita!" ancam mom sambil memukul dan menjambak luna.
Luna hanya bisa menangis dan menahan rasa sakit hati dan fisiknya. Setelah mom melepas jambakannya, mom langsung mendorongnya sehingga dia terjatuh kelantai.
"Pergi kamu dari hadapan mom, lakukan apa yang mom suruh, sekarang!" perintah mom
Luna pun berjalan dan menaiki tangga sambil menangis terisak.
Sesampainya di kamar, Luna dikagetkan dengan semua barangnya berceceran dan berserakan dilantai. Dia melihat Merry, adiknya yang memberantakan pakaian dan barangnya di lantai.
Sebelumnya Luna emang tidur satu kamar dengan Merry, tetapi tidak satu ranjang. Merry menyuruh luna untuk tidur di bawah, sedangkan Merry diatas. Model tempat tidur mereka yang dibawa terdapat kasur yang bisa dimasukkan lagi ke dalam tempat tidur.
"Akhirnya, keinginan gue terkabulkan, gue bosan tidur sama lo terus. Cepat lo beresin barang barang, dan angkat kaki dari kamar ini." perintah Merry sambil menendang barang-barang ke arahnya.
Luna memungut pakaiannya sambil menangis dan memasukkan ke dalam koper.
"Pake acara mewek segala lagi, yang celat dong, lo kira gue bakalan bantu lo steleah gue liat air mata lo? cepetan jangan lelet!" suruh Merry.Setelah Luna memasukkan pakaian nya ke dalam koper, Luna mengambil boneka beruang putihnya, namun diambil paksa oleh Merry.
"Oh ya, boneka lo bagus juga, untuk gue ya?" Merry sambil mengelus boneka.
"Tapi itu boneka gue Merr, boneka kesayangan gue, lagian boneka lo kan banyak, kenapa harus ambil boneka gue? Luna balik sambil berusaha mengambil bonekanya.
"Kok lo pelit amat sama gue, apa perlu gue panggilin mom biar lo ngasih boneka ini? " jawab merry
"Mom... Liat ni mommm Luna mau ambil boneka Merry." Teriak Merry dan langsung mom, dad, dan Jerry datang ke kamar merry.
"Ada apa sayang, kok kamu teriak teriak? " Tanya mom sambil memeluk Merry.
"Liat tu mom, Luna merebut boneka Merry. " Jawab Merry sambil pura-pura nangis.
"Kamu ini, kenapa sih selalu saja buat kerusuhan. Apasalahnya sih kasih boneka itu ke Merry? Kan dia adek kamu, mom tidak ada ngajarin pelit kan? Sekarang kasih boneka itu sekarang juga!" Perintah mom.
Merry tersenyum penuh kemenangan. Diliriknya Jerry yang tersenyum penuh kemenangan.
"Tapi mom hikss... i..ini k..an boneka kesayangan Luna, Lu...na ti..ti..dak mau berikan ini, la..gi..an kan Me..rry punya banyak boneka. " jawab luna sambil nangis terisak.
"Pokoknya mom gamau tau. Kamu harus memberikan boneka itu, dan kemaskan barang-barang kamu. Setelah itu kamu bawa barang kamu ke lantai tiga. SEKARANG!"
Perintah mom penuh penekanan."Baiklah mom, ini nah bonekanya untuk merry aja. " lirih Luna sambil memberikan boneka kesayangannya
"Dari tadi kek ngasihnya, kan gue gaperlu capek-capek manggil mom hanya untuk menyuruh lo berikan bonekanya." bentak Merry sambil mengambil paksa boneka di tangan luna.
Ya, boneka itu boneka kesayangan Luna karena boneka itu hadiah dari dad nya saat dia berulang tahun yang ke 5 tahun.
Sesampainya di lantai 3, Luna langsung masuk ke kamar dan merapikan barang barangnya sambil menangis.
Selesai merapikan kamarnya luna langsung ke arah jendela sambil menangis. Dia menatap keluar dengan tatapan kosong.
"Sebenci itukah mereka semua kepadaku sampai mereka tega seperti ini?" batin Luna.
Luna merasakan kepalanya yang berdenyut dan mengantuk langsung tidur karena dia merasa lelah sehab0is menangis.
*flashback off
Dari kejauhan ada orang yang daritadi melihat Luna menangis. Karena rasa penasaran nya tinggi, dia datang menghampiri Luna. Dengan satu tangan menggenggam sapu tangan pemberian ibu nya. Mungkin cewek itu perlu sapu tangan untuk menghapur air mata nya.
Segitu dulu guys soalnya otak lagi ga sinkron 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Luna
Подростковая литература(FOLLOW DULU BARU BACA. JANGAN LUPA VOTE SAIANG) Bukan anak broken home. Punya keluarga, serasa gak punya keluarga. Keluarga utuh, tapi kurang kasih sayang. Semenyedihkan ini gue sekarang. Dan itu yang buat gue mati rasa. Maaf, bukannya gue kurang...