🐥🐥🐥
"Saya tidak habis pikir sama kalian berdua. Kalian masih baru di sekolah ini tapi sidah buat onar. Kamu lagi satu. Baru saja masuk udah buat kesalahan." Pak Juniar tegas. Mata nya menatap tajam ke arah dua murid di depannya. Viko dan Ferdo menunduk dan diam.
"Kalian kira dengan bertengkar kalian sudah jago? dianggap hebat? pahlawan? Bapak ga butuh murid yang suka bikin onar!"
"Pak, saya tidak bersalah. Dia duluan yang mencari masalah. Saya hanya mengajak Luna tapi dia sewot." Viko sambil menunjuk Ferdo.
"Eh, lo luan yang buat masalah ya, jelas-jelas lo maksa Luna buat ikut sama lo. Sudah tahu kalau Luna ogah sama lo tapi masih maksa. Sadar diri lo." sanggah Ferdo membela diri.
Tidak terima dengan ucapan Ferdo, Viko lantas berdiri dan meninju muka Ferdo dan terjadi perkelahian lagi di dalam kantor.
Brakkk...
Pak Kepsek memukul meja nya. Mereka dua pun berhent bertengkar. Heran, di depan kepsek sendiri masih berani baku hantam.
"Sudah saya bilang, hanya pecundang lah yang berani buat keributan. Saya tidak habis pikir dengan tingkah laku kalian."
Tidak lama kemudian Orang tua Viko pun datang.
"Selamat siang pak, maaf ada masalah apa ya? sampai kami di panggil kemari." Dina, bunda Viko buka suara terlebih dulu.
"Lho, kamu Ferdo kan? Kamu sekolah disini juga?" kaget bunda Viko, sambil melihat Ferdo.
"Eh tante, iya seminggu lalu udah sekolah disini."
Ayah Viko tersenyum sinis, melihat anaknya babak belur.Tidak heran kenapa dia dan istrinya dipanggil ke sekolah. Padahal kemarin di ingatkan jangan cari masalah, tapi tetap aja dilakukan.
Sudah saya duga, bakalan berulah lagi ni anak, semoga saja ini masalah terakhir.
Pak Juniar menarik dua kursi kosong, lalu meletakkan di samping Viko, dan menyuruh kedua orang tua Viko duduk.
"Begini pak, bu, saya tadi dapat laporan dari murid bahwasannya mereka berdua bertengkar, dan mengakibatkan salah satu siswi cedera akibat perkelahian mereka." lapor Pak Juniar.
"Astaga Viko, bunda harus buat apa lagi agar kamu jera, hah? Sudah bunda sama ayah bilang, jangan buat ulah di sekolah baru, tapi masih aja begini. Mau kamu apa?" bunda Viko kecewa.
Setelah itu Pak Juniar menghubungi wali kelas XI IPS 2 untuk memanggil Luna .
Kemudian datang Orang tua Ferdo, berdiri tepat di belakang Ferdo.
"Maaf pak, ada apa ya, menyuruh kami ke mari?" tanya Lisa, Mom Ferdo.
"Silahkan duduk dulu pak, bu" Pak Juniar.
Tok tok tok....
Masuklah Luna. Ditemani Fitri dan Dita. Mengawasi jalan Luna, agar tidak jatuh ke belakang.
"Baiklah, semuanya sudah kumpul, jadi bapak mau Luna ceritakan kejadian tadi." perintah pak Juniar.
Luna menceritakan kejadian tadi. Ke dua orangtua Viko dan Ferdo pun kaget. Bisa-bisanya mereka bertengkar hanya karena satu cewek.
"Hmm... sekarang sudah jelas kan bapak, ibu? dan teruntuk Viko dan Ferdo, kalian baru saja di sekolah ini, tapi sudah buat ulah. Kalian kira sekolah ini arena tinju? Lihat akibat perbuatan kalian, Luna jadi korban nya."
"Mom ga habis pikir, hanya karena perempuan ini kamu bertengkar? Seharusnya kamu belajar sungguh-sungguh, bukan waktunya adu otot. Ingat kamu baru masuk. Capek mom nasehatin kamu terus. Kapan berubahnya kalau begini terus." keluh mom Ferdo.
"Jadi pak, gimana? apa masalah ini selesai?"
"Oke, saya maafkan kalian berdua, tetapi jika ini terulang kembali, saya akan kembalikan anak ini ke bapak ibu." jawab Pak Juniar.
Kemudia Viko , Ferdo, Luna dan Dita ke kelas masing-masing, sementara kedua orangtua Viko dan Ferdo pun pulang
TBC
Maapkeun singkat yakk, heheh lagi ngalir pikiran, tapi cape ngetik lama-lama
Voment yak biar makin semangat update nyaa
Sorry jika quotesnya jelek, wkwkkw
Echa, pku
KAMU SEDANG MEMBACA
Luna
Teen Fiction(FOLLOW DULU BARU BACA. JANGAN LUPA VOTE SAIANG) Bukan anak broken home. Punya keluarga, serasa gak punya keluarga. Keluarga utuh, tapi kurang kasih sayang. Semenyedihkan ini gue sekarang. Dan itu yang buat gue mati rasa. Maaf, bukannya gue kurang...