Terkadang hati terus berbisik seakan bicara agar aku kembali kepadamu, Tapi maaf hatiku terlalu rapuh untuk kamu "sakiti kembali "
🍃🍃🍃
Pulang sekolah, Luna dan Dita langsung menuju parkiran mobil. Fitri sudah pulang duluan di jemput supir pribadinya.
"Jadi kan?" tanya Luna memastikan janji kemarin yang tertunda.
"ya dong Lun. Eh lo gak niatan jalan-jalan gitu? Gue suntuk di rumah."
"Hmm, habis ke toko buku kita ke mall aja, cuci mata and pikiran."
"Hmm ide bagus, eh tapi lo kuat kan?" Dita ragu. Takutnya belum sampai, Luna malah kesakitan. Kan repot. Eh gak juga, entar siapa yang bantu dia bopong Luna nanti?
"Lo kira gue cewe lemah apa? luka segini mah b aja, bahkan disiksa pun gue b aja."
"Yaelah, gue khawatir lo kenapa-napa. Yaudah oke cuss."
Baru mau buka pintu mobil, Viko langsung menarik tangan Luna, lalu membawanya menjauh.
"Lepasin" Luna memberontak. Kaki dan tangan nya yang terluka aja masih terasa sakit, apalagi ditarik paksa begini.
Dita kaget, langsung mengejar Luna yang ditarik paksa oleh Viko. Dalam hatinya mengutuk Viko, yang gak punya hati. Sudah tau Luna kesakitan, dipaksa begini.
"Woy, lepasin Luna. Lo ngotak dikit lah. Dia kesakitan ituu." teriaknya, sambil berlari mengejar Viko.
Viko diam sambil membawa Luna menuju parkiran motor. Telinga nya mendadak seperti tuli. Luna
. menyentakkan tangan nya namun nihil. Tenaga Luga tinggal sedikit karena kejadian tadi ditambah dengan ini."Lepaskan Vikk" mohon Luna. Air matanya mau jatuh karena menahan sakit.
"Brisik lo." bentaknya.
"Lo mau apalagi? Lo mau minta balikan? iya? Sorry Vik, gue udah kecewa sama lo. Gue gamau sakit hati lagi karena lo. Jangan paksa gue untuk kembali lagi disaat hati ini sudah takmampu menerima kehadiran lo."
Viko diam dan terus membawa Luna mengikuti dia.
Luna meronta-ronta minta di lepaskan, sambil teriak dan akhirnya seseorang membantu nya.
Bughh!
Ferdo meninju rahang Viko. Viko terpental ke tanah, Ferdo langsung menarik Viko, memukulnya lagi. Dita menarik tangan Luna, menjauh dari mereka berdua.
Lagi dan lagi mereka berantam lagi.
"Shitt, bangsat lo."
Ferdo membalikkan badannya dan mengacungkan jempol ke bawah sambil mengarahkan ke Viko
Shitt, sakit banget njing, ni muka atau apaan, bonyok muka gue.
"Lun" Dita sambil memeluk Luna.
"Lo gapapa kan? Tangan lo merah banget"
"Gue gapapa."
"Mending kalian cepat pulang, sebelum Viko berulah. Gue balek dulu." Ferdo meninggalkan Luna.
"Fer.."
Ferdo pun berbalik dan tersenyum kepadanya. Luna tertegun.
Senyuman nya, akh sadar lun, sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luna
Teen Fiction(FOLLOW DULU BARU BACA. JANGAN LUPA VOTE SAIANG) Bukan anak broken home. Punya keluarga, serasa gak punya keluarga. Keluarga utuh, tapi kurang kasih sayang. Semenyedihkan ini gue sekarang. Dan itu yang buat gue mati rasa. Maaf, bukannya gue kurang...