Sa lepaskan sgalanya
Demi ko bisa dengannya
Walau susah sa rasa
asal ko bahagia deng diaCukup
***
Sudah 20 menit berlalu tapi Luna belum kunjung datang. Membuat Dita, bang Dean dan Fitri jadi makin cemas.
"Gimana?" tanya bang Dean penasaran. Dita menggelengkan kepalanya.
Bang Dean menghela napas nya.
Lagi, dia ngecek wa Luna. Tapi belum ada balasan dari dia. Di telvon pun tidak diangkat. Padahal berdering.
"Kemana lagi ini anak." ucap bang Dean.
"Mungkin bentar lagi sampai tu bang."
Cuaca malam ini sangat dingin. Membuat Fitri yang tidak tahan dingin langsung menutup jendela kamar Luna.
"Eh itu Luna kan?"
Sontak Dita dan bang Dean langsung ke arah jendela.
"Iya itu Luna." jawab Dita.
"Tapi dia sama siapa? Itu cowo siapa?" tanya bang Dean membuat Dita dan Fitri penasaran.
***
Luna kaget melihat orang yang di depan rumahnya. Orang yang membuat Luna mati rasa.
"Ngapain lo kemari?" Luna menatap tidak suka ke arah orang itu.
"Ya menurut lo ngapain sayang?" orang itu berjalan mendekat ke arah Luna, tapi Luna berjalan mundur.
"Sayang? Kita udah putus. Jadi gak usah manggil sayang!"
"Emang gue ada bilang iya? Gak kan? Jadi kita masih pacaran." ucapnya santai. "Lo ngapain mundur? Gak mau niup lilin? Gue udah jauh-jauh kemari tapi malah diginiin"
"STOP! Lo gak boleh mendekat!" Perintah Luna. Tapi orang itu bukannya berhenti malah tetap berjalan.
"Mau lo apa si-" ucapan Luna terhenti saat tiba-tiba dari arah belakang Dita, Fitri dan bang Dean menghampiri Viko.
"Ngapain lo disini?" tanya Dita. Wajahnya yang semula biasa saja berubah jadi marah. Tatapan matanya tajam ke arah Viko.
"Lo buta? Lo gak liat apa yang gue liat?" tanya Viko santai.
"Gue ga buta. Gue tau lo bawa apaan. Yang gue tanya lo ngapain disini? Rumah ini gak terima gembel." sarkas Dita.
Hampir saja Fitri kelepasan tawa pas mendengar kata gembel dari mulut Dita. Mau tertawa tapi waktunya tidak pas. Apalagi Dita lagi mode api yang ada dia kena marah juga.
"Ganteng gini disamain sama gembel? Mana ada gembel pake baju merk HnM cuy. Gila lo."
Dita menggeram. Tangannya terkepal kuat. Ingin rasanya tonjok ini orang sampai bonyok. Biar tau rasa.
Luna mengelus pelan pundak Dita. Dia tahu Dita lagi m. Tau sendiri kan kalau cewe lagi m bagaimana?
"Ada. Buktinya lo. Kan lo gembel."
"Serah lo." Viko pun memilih pasrah. Percuma dibalas, yang ada makin panjang. Lalu dia melihat ke arah Luna. "Gak ada niatan buat terima kue ini sayang?"
Reflek Fitri melempar kerikil yang daritadi dia genggam. Dan yap, kerikil itu mendarat di kepala Viko. "Sayang? Bukannya lo udah tunangan sama bule? Enak aja lo bilang sayang."
"aduh" Viko mengaduh kesakitan. Tangannya langsung mengelus keningnya yang memerah akibat lemparan kerikil dari Fitri. "Santai dong. Gue gak ada main lempar. Sakit tau."
"Nyenyenye, lebay lo. Banci." sindir Fitri. "Lagian lo nya salah. Benar kata Dita, lo itu gembel. Sejak kapan lo pacaran sama Luna? Galmop lo?" ujar Fitri tepat sasaran. Dita pun mengangguk setuju sama ucapan Fitri.
"Galmop? Hey, gue ga galmop ya." ucap Viko, berusaha membela dirinya.
Luna yang awalnya berdiri di tengah bang Dean dan Dita pun berjalan mendekat ke arah Viko. Tangannya mengambil kue itu, dan memberikannya ke arah Fitri. "Sekarang udah gue terima. Lo bisa pergi sekarang." suruhnya.
"Gak bisa gitu dong sayang. Gue capek-capek kesini demi lo, tapi lo ga ngehargain." bantah Viko.
"Mau lo apa sih ko? Lo sadar ga sih, lo duluan yang ngecewain gue. Lo yang membuat gue harus putusin elo."
"Kok gue? Lo lah. Gue kan gak iya in permintaan lo."
"Gini nih, manusia yang gak ada akhlak. Udah jelas lo yang pergi tanpa kabar. Lo menghilang selama sebulan. Tau-taunya lo posting di ig lo. Pake caption otw merried. Trus pamer cincin. Lo pikir sahabat gue ini apaan hah? Brengsek lo!" maki Dita.
Dita tidak tau apa isi hati Viko. Bisa-bisanya dia sesantai ini padahal sudah jelas dia bersalah!
Pakai manggil sayang segala lagi. Hey!! Udah dia yang berulah. Pantas aja Luna putusin dia.
"Gue sadar kok. Dari awal lo emang terobsesi doang sama gue. Dan saat lo udah nemu yang lebih, lo ninggalin gue. Kemana aja lo waktu itu? Sebulan gue nungguin kabar elo. Tapi apa? Lo gak ada balas chat gue. Sedikitpun gak ada! Jangan kan chat, telvon pun gak!"
"Dan asal lo tau. Gue orangnya sadar diri kok. Pas lo posting foto lo bareng cewe lain, gue langsung mutusin buat putus sama lo. Mungkin gue belum bisa bikin lo nyaman daripada dia. Gue lepasin lo agar lo bahagia. Lo bahagia, gue pun senang. Walaupun jujur, gue kecewa sama lo."
Setetes air mata Luna jatuh. Mengingat masa lalu yang menyakitkan membuat luka lama nya kembali lagi. Sakit rasanya mengingat hal itu.
Melihat Viko yang terdiam, membuat Dita senang. Pasti dia merasa apa yang dia dan Luna ucapkan tadi membuatnya tersentuh. "Sekarang lo pulang. Lo jangan ganggu sahabat gue." Dita menarik tangan Viko menuju pagar. Sedangkan bang Dean mengajak Luna masuk kedalam. Disusul Fitri juga.
"Lepas. Gue bisa jalan sendiri." Viko menghempaskan tangannya yang dipegang Dita. "Sampai kapanpun gue gak akan putusin dia. Camkan itu!"
"Dan sampai mati pun gue gak akan biarin lo balikan sama sahabat gue. Gue jamin itu!" balas Dita sengit.
"Ok. Gue jamin Luna akan kembali ke gue." setelah itu Viko keluar dari pagar dan mendekat ke arah motornya.
"Tunggu dulu." Dita berjalan mendekat ke arah Viko. "Lo ada hubungan apa sama Ferdo?"
TBC
Jujur lagi ga mood nulis. Tapi karna sabtu lalu gak update ya aku update sekarang, Happy reading:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Luna
Fiksi Remaja(FOLLOW DULU BARU BACA. JANGAN LUPA VOTE SAIANG) Bukan anak broken home. Punya keluarga, serasa gak punya keluarga. Keluarga utuh, tapi kurang kasih sayang. Semenyedihkan ini gue sekarang. Dan itu yang buat gue mati rasa. Maaf, bukannya gue kurang...