Luna ~ 13

1.6K 45 2
                                    

Lo tahu apa kelemahan gue? Ditinggal disaat lagi sayang sama lo, dan dengan santainya lo tinggalkan gue tanpa sebab dan meninggalkan luka yang membekas

🐥🐥🐥

"Lun" panggil Ferdo.

Merasa nama Luna dipanggil, Luna menoleh ke belakang dan melihat Ferdo .

"Apa."

"Gue ingin bicara penting sama lo."

"Yauda bicara saja."

"Tapi gue mau bicara 4 mata dengan lo."

"Emang kenapa? Penting? Sampai harus berdua doang."

"Ini penting, banget. Gue mohon sekali ini saja, please."

"Hm.. Oke."

Saat Luna pergi tiba-tiba tangan ditarik oleh Viko. Luna kaget dan bingung, satu tangan nya di tarik.

"Please, don't touch my hand." suruh Luna memaksa melepaskan cengkraman tangan Viko, namun Viko tidak melepaskannya.

"Lepaskan tangan Luna, atau lo akan berurusan sama gue." bentak Ferdo

Ferdo menarik kerah baju Viko dan

Bukkk...

Ferdo meninju perut nya, Viko pun terjatuh dan tangan gue pun terlepas dari cengkraman tangan Viko.

"Bangsat." teriak Viko pun berdiri dan membalas tinju ke bagian wajah Ferdo.

"Lo gapantas ngelarang gue dekat sama Luna, Luna is mine. No you." teriak Viko tidak terima.

"What? mine? Cihhh! lo itu bad boy dan ingin jadi pemilik Luna? Sadar diri, lo tu pecundang! PECUNDANG." sindir Ferdo sambil membalas tinju.

Ruang kelas jadi ramai, Viko dan Ferdo bertengkar hanya memperebutkan Luna. Luna bingung harus buat apa.

"Hentikann, please hentikan. Kalian sadar ini masih sekolah, bukan arena tinju. Kalau kalian masih sayang nyawa, hentikan ini segera." teriak Luna berada di tengah mereka, namun gue kena amukan mereka, Luna terpental ke samping.

"Akhh." rintih Luna meringis kesakitan .

Melihat kejadian itu, Dita dan Fitri segera menolong Luna .

"Lun, lo gapapa? gada luka berat kan?" panik Dita sambil ngecek tubuh gue yang hanya luka lecet saja.

"Hentikan ini semua." Teriakan pak Juniar, kepsek SMA Cendana Bangsa

Orang yang mengerubungi Viko dan Ferdo pun perlahan bubar, dan pak Juniar melihat Viko dan Ferdo diam mematung dengan tubuh babak belur dan melihat gue yang terkapar.

"Kalian berdua, ke ruangan saya, dan Dita, bawa Luna ke UKS." suruh Pak Juniar pun pergi.

Dita dan Fitri pun membawa Luna ke UKS.

"Urusan kita belum kelar. Camkan itu." peringatan Ferdo sambil pergi menuju kantor kepsek

"Bangsat, akhh, mengapa selalu saja ada yg menghalangi gue dekat sama Luna?" Viko lantas menendang botol dan mengerang kesakitan.

Viko lantas pergi menyusul Ferdo ke kantor dingin penuh keringat, eh maksudnya ruangan kepsek.

***

"Sini Lun, gue bersihin dulu luka lo." suruh Dita sambil membasuh kapas ke baskom yang berisi air dicampur dettol.

Setelah itu Dita memberikan betadine ke luka Luna. Dengan perlahan Dita mengusap kapas tersebut kearah luka

"Akhh sakit, pelan-pelan." rintih Luna sambil meniup bagian luka yang masih mengeluarkan darah.

"Ya sabar atuh neng, ini baru di teteskan sedikit udah ngeluh." cibir Dita

"Lo mau kemana?" heran Dita melihat Luna berusaha turun dari brankar.

"Mau ke kelas."

"Eh lo kan masi sakit. Istirahat dulu napa." cegat Dita disusul Fitri. "Ya betul tu. Mending disini aja."

"Yaila, yang luka tangan gue. Bukan kaki gue. Gue bosan disini. Lapar."

Dita dan Fitri saling pandang, lantas menganggukkan kepala. Kasihan melihat Luna kelaparan. "Ohh yaudah kuy."

TBC

Hay hayyy, masih kangen sama Luna gaa?

Please voment dongg, biar makin semangat update nyaaa

LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang