Luna ~ 46

1.5K 63 5
                                    

Sesampainya di rumah, Luna langsung keluar dari mobil, dan masuk mencari kamar kedua krang tua nya. Dia tidak sabar ingin bertemu dengan mom nya, berharap mom nya hanya sakit biasa. Ya walaupun hanya demam, dia tidak tau apakah ada penyakit lain. Karena setau Luna, mom nya punya penyakit asam lambung.

Mom, Luna datang, semoga mom tidak sakit parah.

Saat Dean baru keluar dari mobil, menyusul Luna, tiba-tiba tangannya ditahan oleh Jerry.

"Bang, gue harap lo bisa biarkan adek gue tunggal disini lagi. Jangan bawa dia lagi."

Sudut bibir Dean terangkat, melihat Jerry mohon ke dia agar Luna tidak dibawa pergi lagi.

"Kalau gue gak bawa dia pergi dan biarkan dia disini, gue ga jamin dia bakal betah di sini."

"Kok lo ngomong gitu?" Jerry menatap tidak suka kearah abang sepupunya. "Ini kan rumah dia."

"Rumah?" Dean berdecih, lalu menghentakkan tangannya agar terlepas dari genggaman Jerry. "Ini yang lo maksud rumah? Rumah serasa neraka."

"Jaga ucapan lo bang. Kami ini sodara lo. Ga pantas lo ngomong gitu." geram Jerry. Rahangnya mulai mengeras mendengar sindiran dari Dean.

"Sodara? Coba ulang lagi? Sodara? Ahaha, ga salah dengar gue? Lo tau ga arti sodara apa?" sindir Dean sambil menatap remeh kearah Jerry.

Dean sengaja bersikap santai, seolah-olah sedang bercanda. Padahal dia tau, kalau lawan bicara nya sudah mulai emosi. Terbukti kedua tangannya terkepal kuat, urat-urat di tangannya terlihat jelas, dan wajahnya mulai merah menahan emosi.

Dean menarik paksa kerah baju Jerry ke depan kaca jendela mobil. "Coba lo sesekali ngaca, apa lo pantas disebut sodara? Bahkan jabatan abang kandung aja gak cocok buat lo!"

"Brengsek." Jerry menghempaskan cengkraman Dean di kerah baju nya, lalu meninju Dean. Dengan cepat Dean menangkap tangan Jerry, lalu menghempaskan nya.

"Dari sini aja gue bisa nilai, Luna bakalan tersiksa disini dengan keluarga egois dan emosian."

***

"Mom kenapa bisa sakit? Mom kurang istirahat? Tadi pagi makan? Mom kurusan sekarang."

Mom tersenyum tipis, lalu menarik pelan tangan putrinya agar duduk di samping.

"Mom tidak apa-apa nak, cuma sedikit kelelahan aja, mungkin efek rindu kamu."

Luna terdiam mendengar ucapan mom. Dalam hati nya Luna senang. Ternyata gini rasanya dirindukan orang tua.

Luna jadi gak tega meninggalkan mom nya lagi. Takutnya sakit lagi. Luna tidak ingin orang yang dia cintai sakit.

"Nak." panggil mom lirih.

Luna langsung menghadap mom.

Satu tangan mom diatas kepala Luna, mengelusnya pelan dengan penuh cinta. "Kamu tinggal disini lagi ya, kumpul sama kita, mom gak mau kamu jauh dari mom."

Luna menggelengkan kepalanya, membuat mom jadi bingung. "Kenapa?"

"Luna tidak bisa mom" ucapnya pelan. "Luna mau kuliah mom. Jauh. Mungkin kita gak akan ketemu lagi." lanjutnya dalam hati. Dia tidak tega melanjutkan ucapannya tadi. Melihat wajah pucat dan lesu mom nya membuat Luna ingin menangis. Sebisa mungkin dia bersikap biasa aja.

LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang