Ujian Nasional akan tiba. Murid kelas 12 diberi waktu untuk beristirahat selama seminggu sebelum menghadapi ujian. Kebetulan juga Dean libur semester. Dan ini saatnya mereka berlibur, mencari ketenangan.
Mereka hari ini akan berlibur selama dua hari. Berlibur ke kampung halaman Dean. Dimana mereka merasa tenang, damai dan melupakan sejenak masalah yang mereka hadapi.
"Gak usah bawa banyak barang dek. Disana udah tersedia. Bawa aja barang seadanya. Lagian kita cuma libur 2 hari." suruh Dean. Luna menganggukkan kepala, lalu mengambil koper kecil yang mampu bawa pakaian dan barang penting lainnya.
Setelah selesai berkemas, Dean menyimpan barang di jok mobil. Dan setelah semuanya beres, mereka langsung pergi.
Jarak dari rumah ke kampung halaman Dean memakan waktu seharian. Ditambah lagi mereka akan menyebrangi danau. Ya, danau Toba. Salah satu wisata alam yang paling indah yang berada di Sumatera Utara. Luna sudah lama tidak berkunjung kesana. Terakhir dia kesana waktu kecil. Sewaktu keluarga mereka masih utuh. Orangtua masih menyayangi Luna.
"Masih hidup opung abang?" tanya Luna basa-basi.
"Masih. Opung nanya kabar Luna kemarin. Terus opung udah nyuruh kita kemari.
Luna mengeluarkan secarik kertas dan pena. Menulis tempat apa saja yang akan Luna dan abangnya kunjungi. Agar nanti mereka bisa mengunjunginya tanpa melupakan sesuatu.
"Nulis apa Lun?"tanya Dean.
Luna menunjukkan kertas tersebut. Baru beberapa tempat yang dia tulis. "Nulis tempat wisata yang akan kita kunjungi bang."
"Ohh."
Drrtt...
"Hp siapa yang bunyi tu?"
"Hp Luna bang, eh tapi dimana hp nya ya?" Luna celingak- celinguk sambil meraba-raba daerah sekitarnya. Perasaan tadi hp dia letak ditas, kok bisa hilang?
Berkali-kali bunyi hp namun tidak ketemu. Luna semakin frustasi. Tidak mungkin hpnya hilang sedangkan bunyi hp masi terdengar jelas.
"Coba ingat dimana terakhir kali letak hp kamu." Luna ingat-ingat, tapi sia-sia. Yang dia ingat hp nya ada didalam tas.
Mobil Dean berhenti pas lampu merah menyala. Sambil nunggu lampu hijau, Dean membantu cari hp Luna. Kasihan juga kalau tidak dibantu.
"Ihh bang kemana sihh. Gamungkin hilang." lirih Luna frustasi. Luna tidak mau hpnya hilang. Karena hp ini satu-satunya barang yang dulu dikasih orangtuanya ke Luna. Luna tidak akan mengganti hp nya. Sekalipun hpnya rusak Luna tetap memakainya.
Dean membuka laci dekat radio mobil, memasukkan tanganya dan meraba dalam laci. Dean merasa ada sesuatu didalam sana. Dia ambil dan ternyata..
"Ihh hp ku. Dari mana abang ketemu?"
"Tu." tunjuk Dean kearah tempat tadi. "Kamu mungkin letak disitu terus kamu lupa."
"Hehe. Makasi bang."
***
"Ohh cucuku, akhirnya kalian datang juga." Opung berlari dengan bahagia menghampiri mereka yang baru saja sampai dan keluar dari mobil. Saking bahagianya sampai tidak lihat jalan. Alhasil kejatuh. Untung Dean gerak cepat dan langsung menahan opung dari bawah agar tubuhnya tidak menyentuh tanah.
"Kebiasaan opung ni. Lain kali jangan lari pung. Ntar jatuh kan sakit." Dean menasehati opungnya agar lebih hati-hati lagi.
"Ya maklum lah nak, opung bahagia sekali sama kalian, dah lama kali pun kalian ke sini." ujar Opung dengan logat bicara khas orang batak.
Luna dan Dean menyalam tangan sang opung, lalu mengajak mereka masuk kedalam rumah. Dan ternyara keluarga lain ada disana. Termasuk orangtua bang Dean. Mereka bersalam-salaman, berpelukan karena rindu mereka terbayarkan setelah mereka ketemu dengan Luna dan Dean. Setelah itu mereka makan bersama.
***
Huhuhuu, baru up nii, gimana gan? Masi betah baca cerita absurd ini? Kalau masi mana suaranya? Sesekali komen napa:( biar semangat akutu update nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Luna
Teen Fiction(FOLLOW DULU BARU BACA. JANGAN LUPA VOTE SAIANG) Bukan anak broken home. Punya keluarga, serasa gak punya keluarga. Keluarga utuh, tapi kurang kasih sayang. Semenyedihkan ini gue sekarang. Dan itu yang buat gue mati rasa. Maaf, bukannya gue kurang...