Prolog

498 14 0
                                    

Alkisah, Naruto berjalan seorang diri di jalanan kota Paris. Istrinya, Hinata, sudah meninggal setelah melahirkan Boruto, anak pertamanya. Naruto membawa anaknya yang masih bayi dalam sebuah kardus.
"Sudah ditinggal mati Hinata, usahaku bangkrut, aduh... aku harus bagaimana ya-ttebayo?", batin Naruto bingung. "Aku tidak sanggup membesarkan anak ini. Uang yang aku punya hanya cukup untuk makan satu orang". Naruto kemudian melintasi sebuah rumah. Di dalamnya ada seorang wanita muda yang sedang sendirian.

Naruto cepat - cepat menaruh kardus yang ia bawa di depan pintu rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naruto cepat - cepat menaruh kardus yang ia bawa di depan pintu rumah. Ia mengetuk pintu itu cepat dan segera bersembunyi.

Sementara itu, Historia sedang membaca novel di dalam rumah. Ia lalu mendengar ketukan pintu. Historia membukanya namun tidak mendapati seorangpun. Ia lalu menemukan sebuah boks berisi bayi di dalamnya. Di atas selimut bayi itu terdapat sebuah catatan.

Nama: Boruto
Tanggal Lahir: 30 Oktober 2004

Tolong jaga anak ini. Ibunya sudah meninggal dan aku tidak sanggup untuk membesarkannya sendirian. Namanya Boruto. Tanggal ulang tahunnya 30 Oktober. Aku tidak memberinya marga karena aku takut masa depannya akan jadi suram.

Tolong jaga Boruto baik - baik ya.

"Oeeeeeeeekkk!!". Bayi Boruto mulai menangis.
"Siapa ya yang meninggalkan bayi malang ini", batin Historia sambil melihat ke sekeliling. "Hush... hush... jangan menangis ya, nak. Kau aman bersamaku". Historia lalu membawa bayi Boruto masuk ke rumah.

Naruto melihat wanita tersebut membawa bayi Boruto masuk ke dalam rumah. Ia tahu bahwa ia tak bisa berlama - lama di depan rumah itu atau ia akan tertarik untuk meminta anaknya kembali.
"Maafkan aku Boruto. Tou-chan tidak bermaksud untuk membuangmu. Aku harap kita bisa bertemu lagi. Semoga ibumu menyayangimu ya nak". Naruto kemudian menghilang di tengah malam yang dingin.

16 Tahun Kemudian...

Boruto bersiap di bawah mistar gawang Akademi PSG Paris. Ia akan menepis tendangan dari salah satu murid akademi. Murid itu menendang tetapi Boruto berhasil menepisnya. Boruto lalu melayangkan kode "tidak semudah itu".
"Hosh... hosh... hosh... kau memberiku sudut yang sulit untuk kutangkap Piere, tapi tetap saja...". Boruto lalu melakukan kode "Tidak Semudah Itu" kepada Piere.
"Haaah, padahal aku sudah berlatih keras dari minggu kemarin untuk coba menjebol gawangmu", kata Piere dengan nada kesal lalu berjalan menjauhi area penalti.

Boruto berjalan mendekati Piere dan lalu menepuk bahunya.
"Hmm?". Piere menoleh ke belakang.
"Kau tidak perlu sampai terlalu kesal begitu. Menurutku usahamu sudah bagus kok. Hanya saja kau masih belum beruntung, Piere. Jadi jangan cepat menyerah ya, mungkin di lain waktu kau akan berhasil-ttebasa", kata Boruto.
"Terima kasih untuk penyemangatnya, Boruto-san".
"Sama - sama Piere".

PRIIIT!

"Baiklah anak - anak, silahkan istirahat 30 menit terlebih dulu", kata pelatih akademi.
"Oui, coach". Boruto pun kemudian mengambil bekal makan siangnya berupa baguette dan sup bawang Prancis, lalu duduk dan melepas sarung tangannya di bawah gawang yang ia jaga barusan. Boruto pun kemudian mengambil bekal makan siangnya berupa baguette dan sup bawang Prancis, lalu duduk dan melepas sarung tangannya di bawah gawang yang ia jaga barusan.
"Masakan kaa-san selalu yang terbaik deh. Merci, kaa-san". Boruto kemudian memakan bekalnya.

Pochettino datang ke Akademi PSG bersama dengan talent scoutnya. Mereka tengah mencari pemain potensial.
"Monsieur Pochettino, aku rasa kau akan tertarik dengan anak didikku yang satu ini", kata pelatih akademi.
"Siapa namanya?". "Namanya adalah Boruto Armando Reiss. Dan usianya baru 16 tahun, tetapi skill menjaga gawangnya begitu bagus".
"Memang seberapa bagusnya dia?". "Dia merupakan kiper terbaik di skuad ini. Ia memiliki pembawaan percaya diri, pergerakan yang gesit, dan kejeniusan dalam menjaga gawang yang diatas rata - rata untuk kiper seusianya".
"Bawa aku dan Talent Scout ku kehadapannya sekarang, agar kami dapat melihat langsung skill anak itu".
"Baiklah, Monsieur". Pelatih akademi lalu mengantar Pochettino dan Talent Scout PSG menuju Boruto, yang tengah latihan bersama pelatih kiper.

Sesampainya di sana, Pochettino bersama Talent Scout PSG melihat Boruto yang tengah berlatih bersama pelatih kiper. Ia pun kemudian mengamati secara mendalam gaya permainan Boruto. Bekas pelatih Spurs itu pun dibuat takjub, karena dari 5 percobaan, semuanya berhasil ditepis olehnya. Belum lagi ia melakukan kode khasnya yaitu "Tidak Semudah Itu" kepada sang pelatih kiper, yang membuatnya tersenyum sambil bertepuk tangan kecil.
"Hmph... ternyata dia tidak asal bicara. Anak ini benar - benar memiliki pembawaan percaya diri, pergerakan yang gesit, dan kejeniusan di atas rata-rata untuk kiper seusianya", batin Pochettino sambil bertepuk tangan kecil. "Benar - benar anak yang hebat, bawa dia kemari. Aku ingin bicara empat mata dengannya".
"Baiklah, Monsieur Pochettino", kata pelatih akademi sambil berjalan menuju Boruto.

"Nah Boruto, perkenalkan, orang ini adalah pelatih tim utama PSG. Monsieur Mauricio Pochettino dan Talent Scoutnya, Monsieur Bianchi", kata pelatih akademi.
"Bonjour, Boruto", sapa mereka berdua singkat.
"Mereka berdua datang kemari untuk memberitahkan sesuatu hal yang penting dan personal padamu".
"Apa itu pelatih?". "Nanti kau akan mengetahuinya Boruto". Pelatih akademi berjalan meninggalkan Boruto.

"Baiklah Boruto... Armando... Reiss, saya akan langsung ke intinya saja. Saya bersama talent scout saya datang kemari dengan tujuan mencari pemain potensial bagi skuad utama. Dan selamat Boruto, kau adalah salah satunya", kata Pochettino.
Boruto begitu terkejut tak percaya. "Anda tidak sedang bercanda kan?".
"Tidak nak, Monsieur Bianchi yang akan menjelaskannya".
"Jadi begini, tadi pelatihmu berkata pada Pelatih Pochettino bahwa kau merupakan kiper terbaik di skuad ini. Alasannya, karena kau memiliki pembawaan percaya diri, pergerakan gesit, dan kejeniusan menjaga gawang di atas rata - rata", kata Bianchi. "Awalnya saya hanya menganggap perkataan pelatihmu itu sebagai bualan semata, tetapi aku salah. Kau memang benar - benar kiper yang hebat walau usiamu masih 16 tahun".
"Itulah yang menjadi pertimbangan saya, sehingga akhirnya saya memutuskan untuk memasukanmu ke skuad utama", kata Pochettino.

"Jadi ini nyata, aku akan bermain untuk skuad utama PSG", batin Boruto. "Baiklah, terima kasih sudah memberikan saya kesempatan untuk tampil bersama skuad utama, Monsieur Pochettino. Saya janji takkan tampil mengecewakan bersama skuad senior anda".
"Baguslah kalau begitu, kita bertemu satu minggu lagi di Parc De Prince. Selamat sore, Boruto". Pochettino lalu berjalan bersama Bianchi meninggalkan Boruto.
"Selamat sore, Monsieur Pochettino".

TBC...

Bonjour, ini fanfic bola terbaruku.
Seperti apa ya hidup baru Boruto di tim barunya?

Vote and Comment, Please!

Goalkeeper's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang