Chapter 35

105 2 1
                                    

Gips yang ada membalut siku Boruto sudah bisa dilepas, tetapi itu bukan berarti ia dapat langsung beraktivitas karena ia harus menjalani proses pemulihan terlebih dahulu. Saat ini Boruto tengah dalam latihan memulihkan tulang sikunya bersama Historia dan didampingi Dokter Sakura.
"Baiklah Boruto gips yang ada di siku kananmu sudah bisa dilepas, tetapi itu bukan berarti kau langsung dapat beraktivitas dan kembali membela tim mu", kata Sakura.
Boruto sontak menunjukkan wajah cemberut di depan Sakura. "Padahal aku ingin sekali cepat bermain bagi timku dattebasa".
Historia tersenyum simpul melihat ketidaksabaran Boruto lalu langsung mendekatinya, menaruh telapak tangannya di surai kuning anaknya, dan menatapnya penuh arti. "Untuk saat ini ikuti arahan Dokter Sakura dulu ya nak. Jangan terburu - buru. Tenang saja, kau pasti bisa cepat kembali bermain bagi tim mu".
"Ibumu benar nak, kau pasti bisa cepat bermain kembali buat tim mu. Asalkan kau menepati arahanku dan menikmati prosesnya. Kau pasti bisa Boruto".
"Baiklah Dokter Sakura".

Sakura lalu melepas gips yang membalut siku Boruto.
"Baiklah Boruto, sekarang coba kau rentangkan lenganmu yang terluka ke depan dengan telapak tanganmu menghadap ke atas. Pastikan sikumu lurus", pinta Sakura.
"Kau pasti bisa nak", kata Historia mendukung. Boruto lalu merentangkan lengan kanannya dan menghadapkan telapak tangannya ke atas, tetapi sikunya tidak lurus.
"Kau masih salah melakukannya, Boruto. Pastikan sikumu yang terluka itu dalam posisi lurus", kata Sakura.
"Baiklah Dokter". Boruto lalu mengulanginya lagi, tetapi kali ini ia meluruskan sikunya.
"Kerja bagus. Sekarang coba letakkan telapak dan jari-jari tangan kirimu di atas telapak tangan dan jari - jari yang terluka, lalu tarik lembut hingga kau merasakan regangan di tanganmu".
"Baiklah akan aku coba". Boruto lalu merentangkan telapak dan jari tangan kirinya ke tangan kanannya dan menarik tangan kanannya, tetapi sedikit kasar.
"Ittai, ini masih menyakitkan dattebasa".
Sakura kemudian menghela nafas agar tidak emosi. "Tariklah pelan - pelan Boruto, kalau kau terlalu buru - buru maka sembuhnya juga akan semakin lama".
"Dokter Sakura benar Boruto, bersabarlah atau cederamu nanti semakin parah", kata Historia lembut.
"Baiklah, Kaa-san".

"Sekarang ayo, kita ulangi lagi. Rentangkan lenganmu yang terluka ke depan dengan telapak tanganmu menghadap ke atas. Pastikan sikumu lurus", kata Sakura. Boruti lalu merentangkan lengan kanannya yang terluka ke depan dengan telapak tangan menghadap ke atas dan siku yang lurus.
"Sekarang letakkan telapak dan jari - jari tangan kirimu di atas telapak dan jari - jari kananmu, lalu tarik lembut hingga kau merasakan regangan di tanganmu. Tariklah dengan lembut". Boruto lalu merentangkan telapak dan jari kirinya ke tangan kanannya dan menaruk tangan kanannya hingga terasa regangan.
"Bagus, sekarang tahan posisi itu selama 1... 2... 3... 4... 5... dan turunkan tanganmu dan relaksasi". Boruto lalu menurunkan lengannya sesuai instruksi Dokter Sakura.

"Kaa-san ini sakit sekali. Aku sudah tidak tahan dattebasa", kata Boruto merintih kesakitan. "Dokter Sakura, berapa kali aku harus melakukan ini?".
"Hanya perlu lima repetisi lagi dan kau akan kuberikan istirahat lengan sejenak sebelum di siang harinya aku akan kesini dan melakukan latihan recovery yang sama lagi padamu", kata Sakura.
"Baiklah, Dokter". Boruto lalu kembali melakukan gerakan yang diajarkan oleh Dokter Sakura sebanyak 5 kali sebelum akhirnya Boruto diberi istirahat lengan sebentar.

Uzumaki-Scarlet Ramen Shop

Ramos datang ke Uzumaki-Scarlet Ramen Shop dengan kruk di kedua ketiaknya. Ia masih harus menepi dari lapangan sejak tekel yang dilakukan oleh Pique kepadanya. Di sana, rupanya terdapat para pemain PSG. Ramos lalu duduk di samping para pemain itu.
"Oh hei Ramos", sapa Messi.
'Wow... ada apa dengan kaki anda, Señor Ramos?", tanya Mbappe.
"Insiden yang kemarin dilakukan Pique padaku", katanya dengan nada jengah dan wajah memanyun.
"Sudahlah Ramos, tidak perlu manyun begitu bro. Duduklah bersama kami disini".
"Baiklah". Ramos lalu duduk di samping Messi dan menaruh kruknya di samping tempat duduknya.

Goalkeeper's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang