Chapter 53

100 2 1
                                    

Roma, Italia

Jiraiya si penulis buku Icha - Icha mengadakan jumpa fans di kota Roma. Bonucci dan Perin meminta tanda tangannya.
"Akhirnya setelah sekian lama aku bisa bertemu dengan penulis buku favoritku", kata Bonucci.
"Setiap kali aku menawari buku ini ke rekan setimku akunya langsung babak belur", kata Perin.
"Begitukah? Wah wah wah... aku juga tidak menyangka kalau ternyata pesepakbola terkenal macam anda menyukai novel karanganku", kata Jiraiya. "Dan tadi kau bilang apa!? Selalu babak belur dihajar rekanmu!?".
"Itu benar Jiraiya-san. Mr. Buffon akan selalu membuatku babak belur jika aku menawari buku Icha - Icha ke rekanku yang masih muda, Boruto".
"Yaah... yang bisa kukatakan padamu adalah agar terus berusaha nak. Pandai - pandailah mencari waktu dan tempat yang tepat".
"Tak kusangka anda semesum diriku juga, Jiraiya-san".
"Kalau saya mah bukan mesum lagi, tetapi super mesum", kata Jiraiya dengan bangganya lalu menyerahkan buku Icha - Icha Tactics milik Perin yang sudah ia tanda tangani. "Baiklah... berikutnyaaaaa!".

Setelah menandatangani buku milik para fansnya, Jiraiya mengumumkan bahwa ia akan membuat novel Icha - Icha Sporty. Bonucci dan Perin mau berkolaborasi dalam pembuatan novel itu.
"Baiklah semuanya, mengingat pada hari ini ada dua pemain Juventus yang menyukai karyaku. Aku jadi mendapatkan ide untuk karya terbaruku...", kata Jiraiya. "Dan namanya adalah "Icha - Icha Sporty"". Para fans sontak bersorak gembira dan langsung bertanya kapan akan rilis.
"Harap tenang semuanya, aku belum bisa katakan kapan aku akan merilisnya. Namun kujamin, Icha - Icha terbaruku ini akan membuat ketagihan kalian semakin melipat ganda".
"Lagipula aku ingin berkolaborasi dengan anda untuk karya ini, Jiraiya-san", kata Bonucci.
"Sama denganku", kata Perin.
"Nah. Dan khusus untuk Icha - Icha terbaruku, Mr. Bonucci dan Mr. Perin menyatakan kesediaan mereka untuk berkolaborasi denganku. Bagaimana pendapat kalian?".
"Yeaaaaaaaaaah!!!". Para fans lalu tiada hentinya meneriakkan nama Jiraiya, Bonucci dan Perin.

Kembali ke Venesia, Louis dan orang tuanya duduk di sebuah atap bangunan.
"Tempat apa ini?", tanya Louis.
"Ini adalah kota bernama Venesia, Louis", kata Naruto.
"Kakakmu lagi liburan di sini", kata Hinata.
"Tempatnya lumayan bagus, Mr. Buffon pandai juga memilih tempat liburan dattebaro".
"Begitulah Louis. Lagipula Mr. Buffon pernah berjanji pada Boruto Nii-san kalau ia akan mengajaknya naik gondola, seandainya ia bergabung bersama Juventus".
"Dan nampaknya dia benar - benar menepati janjinya dattebayo", kata Naruto.
"Baguslah kalau begitu", ujar Louis.
"Sekarang ayo, kita akan ikuti kakakmu dari belakang". Louis mengangguk mantap dan lalu mulai menyusuri Venice bersama Naruto dan Hinata.

"Haaah setelah sekian lama Juve bisa ikut Piala Dunia Antarklub", kata Buffon.
"Ngomong - ngomong siapa lawan kita di Piala Dunia Antarklub, Papa?", tanya Boruto.
"Lawan kita adalah pemenang AFC Champions League".
"Jadi Juventus akan melawan klub Asia. Namun apakah itu klub-klub Asia Timur atau Timur Tengah?", batin Boruto. 9Aku yakin pasti kita akan melawan klub Timur Tengah macam Al-Hilal atau Al-Sadd, atau mungkin juga klub Asia Timur macam Kashima Antlers dattebasa".
"Kau salah Boruto". "Eeeeh!? Memangnya klub Asia mana yang menjadi juara AFC Champions League, Papa?".
"Kalau Papa beritahu kau mungkin akan terkejut. Namun klub yang akan jadi lawan pertama kita di Piala Dunia Antarklub nanti merupakan klub asal Asia Tenggara, tepatnya Indonesia yaitu Persebaya Surabaya".
"Wow, itu artinya Juventus akan melawan klub asal Indonesia. Menarik sekali-ttebasa", batin Boruto. "Memangnya bagaimana kronologi Persebaya bisa memenangkan AFC Champions League sehingga akhirnya berhak lolos Piala Dunia Antarklub, Papa?".

"Awalnya mereka masuk ke fase grup AFC Chanpions League untuk menggantikan posisi klub Asia Tenggara lainnya yaitu Ceres Negros yang mengalami pailit", kata Buffon. "Persebaya lalu tergabung dalam grup neraka yang berisi tim - tim kuat macam Al-Hilal, Vissel Kobe, dan Melbourne Victory. Ketiga klub itu sendiri diisi nama ikonik macam Monsieur Gomis (Al-Hilal), Señor Iniesta (Vissel Kobe), dan Mr. Toivonen (Melbourne Victory). Performa mereka sangat buruk di dua pertandingan awal dengan kalah di laga pembuka kontra Al-Hilal dengan skor 1-0, imbang tanpa gol melawan Vissel Kobe. Namun pada pertandingan ketiga, mereka berhasil menang 2-0 melawan Melbourne Victory yang diperkuat Mr. Toivonen".
"Persebaya pun berhasil menembus 16 besar dan berhasul mengandaskan perlawan wakil Korea Selatan yakni Suwon Samsung Blewings dengan skor 1-0. Uniknya, mulai dari sana mereka terus memenangi pertandingan lewat gol tunggal bahkan sampai ke final di mana mereka berhasil mengalahkan Kashima Antlers lewat gol tunggal winger muda mereka, Mr. Supriyadi", jelas Buffon panjang lebar.
"Itu benar - benar sebuah fairy tale yang hebat. Namun kenapa kisahnya sama dengan saat Denmark menjuarai Euro 1992 dan Spanyol yang menjuarai Piala Dunia 2010 ya?", tanya Boruto.
"Itulah yang namanya hidup, nak. Selalu saja ada kejutan di setiap saatnya yang membuatnya layak dijalani".

Goalkeeper's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang