Naruto beserta istri dan ketiga anaknya saat ini tengah berada di sebuah tempat yang semuanya berwarna hitam.
"Sayang, kita ada di mana? Kenapa kita bisa berada di tempat serba hitam ini?", tanya Erza.
"Kaa-san benar, kita ada dimana Tou-san?", tanya Irene.
"Entahlah, Tou-san pun juga tidak tahu dattebayo", kata Naruto.
"Kemarilah kalian semua...", kata suara misterius dengan nada berbisik halus.
"Siapa di sana!?". "Tidak perlu takut, kalian semua. Kemarilah".
"Naruto-kun, dia terus memanggil - manggil kita? Apakah kita harus mengikuti kemauannya?".
"Kurasa begitu, Erza-chan. Ayo, kita ikuti saja suaranya". Erza mengangguk lalu memegangi tangan ketiga anaknya dan mengikuti kemana Naruto berjalan.
"Kaa-san, kita mau kemana?", tanya Irene.
"Iya. Soalnya yang kudengar dari Tou-san, katanya kita harus mengikuti sebuah suara", kata Louis.
"Kira - kira kita akan kemana, Kaa-san?", tanya Azula sembari melirik ke ibunya.
"Kita ikuti saja kemana Tou-san pergi ya sayang", kata Erza dengan nada lembut sambil menoleh singkat ke Azula.Mereka berlima pun terus berjalan mengikuti perintah suara yang misterius tersebut sampai akhirnya mereka tiba di depan sebuah pintu, yang didalamnya sudah terhampar rumput hijau yang indah.
"Hanya sebuah pintu yang didalamnya ada hamparan rumput hijau, apakah benar ini tempatnya?", batin Naruto.
"Kau benar nak. Berjalanlah kesana...". Naruto lalu mengikuti arahan suara misterius tersebut bersama dengan istri dan ketiga anaknya.Keempatnya kemudian berjalan menuju pintu itu dan lalu memasukinya. Mereka dibuat takjub karena keindahan di dalamnya yang bahkan melebihi dunia.
"Woooow...", ucap Naruto dengan nada kagum sembari melihat isi alam tersebut.
"Indah sekali", kata Erza.
"Tou-san? Kaa-san? Kita sebenarnya ada di mana? Kenapa tempatnya indah sekali?", tanya Irene.
"Iya. Bahkan disini kupu - kupunya jauh lebih cantik", kata Azula sembari melihat kupu - kupu yang melintas singkat di depannya.
"Kau benar Azula, kupu - kupunya jauh lebih indah".
"Hei lihat, di sana ada sekumpulan legenda sepak bola. Termasuk pesepakbola favoritku, Johan Cruyff", kata Louis sembari menunjuk Cruyff yang tengah berbincang santai bersama legenda lainnya.
Naruto menoleh ke orang yang dimaksud anaknya. "Waaah, kau benar Louis. Namun dimana Señor Maradona ya? Mengapa aku tidak melihatnya disekitar sini dattebayo?", tanya Naruto sembari celingak - celinguk mencari orang yang dimaksud.
"Aku di belakangmu, Monsieur Naruto". Maradona sukses membuat Naruto menoleh ke arahnya.Kemudian Naruto beserta istri dan ketiga anaknya pun kemudian berkenalan dengan Maradona. Setelah puas berkenalan, ia lalu memberitahu bahwa Naruto beserta istri dan ketiga anaknya sudah berada di alam keabadian. Naruto, Erza, dan ketiga anaknya sempat murung akibat mengetahui kalau mereka sudah meninggal dunia. Namun legenda sepakbola Argentina itu coba menghibur mereka berlima sebisanya. Setelah merasa cukup terhibur, Erza beserta kedua putrinya kemudian berbincang dengan Maradona sementara Louis dengan Cruyff. Naruto sendiri tidak ikut bergabung dengan dalih ingin berkeliling. Ia kemudian terus berjalan menyusuri alam keabadian sebelum akhirnya langkahnya terhenti, akibat ia melihat sesosok wanita bersurai lavender, bermata ungu, dan memakai pakaian serba putih dengan sayap malaikat di kedua bahunya di depannya.
Sosok bersurai ungu itu pun lalu menoleh dan melemparkan senyum tulus ke arah Naruto, sementara pria bersurai kuning itu hanya bisa terpaku di tempat dengan air mata yang sudah mengalir karena menahan rindu.
"Naruto-kun", katanya memanggil dengan nada lembut disusul senyum simpul.
"Hinata-chan", panggil Naruto dengan nada lirih dan air mata yang sudah menggenang sembari masih terdiam di tempat.Hinata lalu memutarkan seluruh badannya menghadap Naruto sebelum akhirnya Naruto berlari menuju Hinata kemudian langsung memeluknya erat-erat dan menumpahkan segala kerinduannya dan penyesalannya karena tak mampu merawat Boruto. "Aku... benar - benar merindukanmu dattebayo... hiks... Hinata-chan. Maafkan aku karena tidak bisa menjaga Boruto dengan baik setelah kau meninggal... hiks maafkan aku karena aku terpaksa menitipkannya ke dalam asuhan orang lain... hiks... maafkan aku karena gara - gara aku Boruto menjadi kebingungan akan jati dirinya... hiks... aku hanya ingin dia bahagia meski harus tanpaku.... jadi kumohon maafkan aku Hinataaaaaaa... hiks...".
Hinata mengelus punggung Naruto untuk menenangkannya. "Tidak apa - apa Naruto-kun, aku memahami kondisimu kok. Jangan menangis lagi ya, anata". Naruto mengangguk dan secara bertahap menghentikan tangisannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goalkeeper's Story
أدب الهواةBoruto ditinggal di depan rumah Historia karena Hinata (ibunya) sudah meninggal setelah melahirkannya dan Naruto (ayahnya) tidak mampu membesarkannya seorang diri. Ia diberi nama Boruto Armando Reiss oleh ibu barunya. Sekarang Boruto menjadi kiper d...